Sore ini, Kinan nyaris tidak bisa tidur siang. Wajahnya pucat pasi, dan sesekali dia memegangi perutnya yang terasa sakit, kepalanya pusing, dan dia terus-terusan mual.
"Sayang, kamu kenapa sih? Pucet banget?" Hardi yang baru saja pulang sambil membawa beberapa dokumen di tangannya karena hendak meminta tanda tangan Yoga pun agaknya mengerutkan kening, melihat istrinya pucat pasi dengan keringat yang berkucur di keningnya. "Kamu sakit, Sayang? Aku bawa ke dokter ya?" tawar Hardi dengan mimik wajah paniknya.
"Kayaknya aku antara masuk angin, kalau nggak gitu keracunan makanan deh," kata Kinan.
"Yaudah aku kerokin?" kata Hardi lagi. Kinan langsung memukul lengan suaminya itu.
"Enak aja, nggak mau! Nanti punggung mulus gue jadi merah-merah gara-gara kerokan dari elo!" sentak Kinan.
"Terus mau gimana dong? Diajak ke rumah sakit nggak mau, dikerokin nggak mau."