"Mas, jadi gimana?"
Saat ini Sisi dan Pak Cipto sedang makan siang di ruangan Pak Cipto, dengan bekal yang dibawa oleh Sisi. Keduanya agaknya masih sangat bingung mau dibawa ke mana hubungan mereka. Bahkan sudah selama ini, setiap kali Pak Cipto hendak datang ke rumah Yoga secara langsung dan membahas keseriusan hubungannya selalu saja ada masalah.
Dan setelah semuanya usai, meski trauma itu masih ada, masalah pun datang lagi. Bukan masalah eksternal, tapi lebih ke masalah hati.
Pak Cipto kembali menghela napas panjang, dia benar-benar tak tahu harus berbuat apa sekarang. Yang dia bisa lakukan hanyalah berdoa, agar masalah bosnya lekas selesai. Agar dia pun bisa segera mempercepat langkahnya meminang Sisi sebelum wanitanya itu hamil.
"Mas?!" sentak Sisi yang berhasil membuat Pak Cipto kaget luar biasa. Bahkan, makanan yang sedari tadi ada di tangannya masih belum dimakan sama sekali.