Sementara di dalam kamar, agaknya Meta terdiam. Dia sudah bangun sedari tadi. Tepat setelah Becca memberinya sarapan. Dia hendak keluar, tapi Yoga sudah ada di sana, yang membuat Meta mengurungkan niatnya untuk keluar, dan memilih untuk kembali duduk manis di ranjang. Bahkan sekarang dia menjadi ragu dengan dirinya sendiri, dia ragu dengan hatinya dan mulai bimbang. Biar bagaimanapun, dia tak menampik kalau dia sangat marah dan kecewa dengan apa yang telah dilakukan oleh Yoga. Akan tetapi, mendengar kenyataan itu, dan melihat Yoga selemah itu, dia tak tega. Hatinya mulai goyah dari niatan awal jika dia akan tetap marah. Lantas, apakah permintaan maaf Yoga kali ini akan ia terima dengan sangat mudah?
Meta kembali mengembuskan napasnya berat, dia bahkan tak tahu harus berbuat apa sekarang. Yang bisa dia lakukan hanyalah diam. Atau mungkin, mendinginkan pikiran adalah jalan terbaik yang bisa dia lakukan.