Kini, Meta, Yoga, dan Hardi, sudah berada di ruangan Kinan. Meski sudah tak lagi menangis tapi Kinan tampak murung sekarang. Suasana itu tampak hening, bahkan detakan jarum jam seolah tak berani mengeluarkan suaranya keras-keras. Seolah, cicak pun akan menjadi bahan pelototan jika saat ini bersuara.
"Bagaimana kabar elo, Kin?" tanya Hardi setelah kebisingan yang mereka ciptakan reda. Hardi ingin menjadi penghibur yang setia untuk Kinan. Tapi sayang, wanita berparas manis itu seolah menutup rapat-rapat apa pun usaha Hardi untuk masuk lebih dekat dengannya. Hardi, benar-benar tak memiliki celah apa pun di sana.
Lagi suasana kembali hening, tidak ada jawaban dari Kinan atau apa pun. Meta hanya bisa melotot ke arah Hardi. Seolah memberi pertanda, jika lebih baik Hardi diam sekarang atau Kinan bisa meledak lagi seperti tadi.
"Lo nggak perlu cemas tentang masa depan elo, Kin. Karena gue... gue bersedia bertanggung jawab atas elo,"