"Pak Cipto?!" pekik Hardi. Dia tak pernah menyangka, jika ternyata Pak Cipto malah sekarang berdiri tepat di depannya. Jadi, Pak Cipto belum sampai masuk ke dalam kamar atau bagaimana. Dia kemudian memandang Yoga, seolah meminta bantuan dari rasa kaget, dan gugup yang bercampur aduk itu.
"P… Pak Cipto—"
"Kenapa Pak Yoga ada di sini, dan Hardi kenapa kamu juga ada di sini?" selidik Pak Cipto sambil menyipitkan matanya. Hardi tampak mangap-mangap, dia benar-benar tak tahu lagi harus berkata apa. Seolah dia sedang tertangkap basah mencuri, dan tidak punya alibi untuk meloloskan diri.
"Saya… saya… Yoga… Yoga…," katanya tergagap.
"Aku dan Hardi ingin membuat kejutan kepada istri-istri kami dengan memesan hotel agar bisa menghabiskan malam yang romantis," jawab Yoga dengan tenangnya.
Hardi langsung menjentikkan jari, seolah apa yang dikatakan Yoga adalah benar. Senyum lebar langsung tersungging dari kedua sudut bibir mereka.