"Baru kali ini aku melihat ada laki-laki yang pintar bersandiwara seperti layaknya seorang wanita. Sepertinya dia sudah terbiasa untuk bersilat lidah di depan banyak orang," Pak Cipto bergumam.
Tapi, yang menjadi perhatian Hardi bukan itu, tapi kebiasaan Andrew yang setiap kali memutar jam tangannya ke dalam. Seolah-olah jam tangan itu bukan berada di posisi tepat. Padahal yang Hardi tahu, jam tangan itu melingkar dengan sangat sempurna.
Hardi kemudian menajamnkan pandangannya, tapi tiba-tiba bahunya ditepuk oleh Pak Cipto hingga konsentrasinya buyar.
"Kamu sedang melihat apa, Di?!" kata Pak Cipto, agaknya dia kesal karena ucapannya sedari tadi diabaikan oleh Hardi.
"Oh, tidak, Pak. Ayo… kita harus segera menemani Pak Yoga, sebelum dia di sana diserang oleh para pengusaha yang tidak menyukai keberadaannya. Biar bagaimanapun, setenang-tenangnya Pak Yoga, dia pasti akan terpancing jika terus ditekan dan dipojokkan seperti tadi."