Malamnya, semua orang sudah sibuk mengurus jenazah Wibowo. Manuel yang agaknya masih syok tampak membisu sambil sesekali dia tampak berlinang air mata. Dia sayang dengan papanya, sayang sekali. Bahkan setelah mamanya meninggal, hanya papanyalah satu-satunya keluarga yang dia punya. Papanya, yang meski seorang pebisnis dan orang sibuk selalu bisa memberikan waktu untuknya. Selalu bisa menjadi sosok orangtua yang utuh sehingga Manuel tak merasa kesepian sama sekali. Cinta, kasih sayang, dan semuanya dicurahkan dengan sangat tulus oleh papanya. Tapi, bagaimana semua ini bisa terjadi? Apakah, keputusannya benar-benar membuat papanya marah sampai papanya memutuskan untuk bunuh diri? Padahal jelas, sebelum ada masalah ini, papanya bahkan ingin melihat dia menikah dan punya anak. Papanya ingin menimang cucu, dan bisa menghabiskan masa tuanya dengan bahagia.