"Jangan gila kamu, Manuel!" kata Wibiwo yang semakin murka, dia rasanya ingin menampar anaknya saat ini juga karena dia sudah merasa kesal dengan putranya itu. "Aleksis adalah perusahaan yang benar-benar sangat berbahaya. Baik jika dia ada maunya dan hancur kalau mereka sudah tidak lagi membutuhkan kita. Apa kamu mau diperas oleh perusahaan seperti itu? Yang menganggap kita sebagai mesin uang mereka dari pada rekan bisnis mereka?"
Dan lag-lagi, Manuel tertawa terbahak seolah ucapan dari papanya benar-benar dianggap angina lalu olehnya. Wibowo benar-benar tak habis pikir, kenapa bisa anaknya menjadi seperti ini sekarang.
"Papa mau masuk dulu, Papa mau menenangkan diri," putus Wibowo. Namun sebelum dia pergi, anaknya tampak memanggil namanya lagi.
"Pa, malam ini, Pak Andrew—pemilik dari Aleksis Group akan makan malam dengan kita untuk membahas kerja sama kita,"