"Cinta itu tergantung siapa yang merasakan, Pak Cipto," Yoga mulai bersuara. "Tapi sebelum kita mengenal cinta. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah, berani kepada diri kita sendiri. Tentang apa yang dirasakan," Yoga kembali melirik ke arah Pak Cipto kemudian dia tersenyum simpul.
"Karena cinta, untuk mereka yang berjuang, bukan untuk para pecundang. Jangan pernah bertanya masalah cinta, kalau mengakuinya saja kamu tidak bisa,"
Yoga kemudian mengganggam bahu Pak Cipto, kemudian dia menebarkan pandangannya. Sisi, tidak ada?
"Sisi di mana? Kenapa dia tidak ada?" tanya Yoga pada akhirnya.
Nani, dan Fatma yang mendengar pertanyaan itu pun langsung memekik, untuk kemudian keduanya menundukkan kepalanya dalam-dalam.