Sisi masuk ke dalam apartemen dengan wajah kusutnya, kemudian dia masuk ke dalam lift dan berjalan ke arah taman yang ada di atap apartemen itu.
Dia merenung untuk sesaat, kemudian menelaah. Apa benar yang dia rasakan ke Pak Cipto itu benar-benar cinta? Atau jangan-jangan apa yang dikatakan Hardi adalah benar, kalau perasaannya ini tak lain hanyalah perasaan seseorang yang telah kehilangan ayahnya, kemudian dia menemukan sosok pelindung seperti ayahnya, sehingga mengira jika perasaan itu adalah cinta?
Lagi, Sisi mengembuskan napas beratnya, kemudian di bertopang dagu. Sekarang, dia mulai bingung dengan perasaannya sendiri. Bahkan dia malah tidak tahu, mana yang namanya cinta, dan mana yang bukan.
"Kalau kamu bingung dengan perasanmu kepada Pak Cipto apakah cinta atau perasaan seseorang yang memimpikan sosok Ayah, sebenarnya hanya ada satu cara untuk mengetahuinya,"