Ini adalah malam pertama Yoga berada di Singapore, dan di mala mini juga dia tampak benar-benar resah. Dia ingin pulang dulu menemui istrinya, tapi dia juga tahu kalau banyak sekali PR yang harus dia kerjakan. Lagi, Yoga mendengus sembari memandangi wajah istrinya di layar ponsel. Bahkan dia baru saja melakukan panggilan video yang ke enam. Tapi tetap saja rasa rindu menyelimuti hatinya dengan cara berkala.
"Nggak enak kan LDR," celetuk Hardi, yang kini sudah duduk di samping Yoga sambil mengerjakan beberapa berkas yang bertumpuk di meja.
Yoga hanya melirik sekilas, sementara Pak Cipto tampak mengulum senyum saat Hardi mengatakan hal itu. Sepertinya, Hardi sangat bahagia melihat Yoga menderita.
"Nggak bisa ketemu yang disayang, mau peluk, dan cium nggak bisa. Apalagi mau nikah harus rela pisah negara kayak gini, hm… nasib-nasib punya bos yang jahat," celetuk Hardi lagi.