Hari ini, Hardi masih dengan rutinitas hariannya. Sama seperti yang ia kerjakan di Indonesia pada umumnya. Hanya saja, atasannya bukanlah Yoga. Dia agaknya cukup kuwalahan menghadapi bos barunya ini. Meski ini adalah anak cabang dari perusahaan Yoga, tapi bos di sini sok lebih berkuasa dibandingkan dengan Yoga.
Hardi tampak merenung, dia baru sadar, tidak ada bos yang lebih baik selain Yoga. Yang bahkan dia bisa berbuat apa pun, bertindak apa pun sesuka hatinya asalkan pekerjaannya beres. Semenatara di sini semua orangnya penuh dengan intrik, bersilat lidah, juga cari muka.
Hardi mendengus sebal, entah kenapa dia jadi rindu Indonesia. Dia rindu Yoga, juga rindu calon istrinya.