Di depan perusahaan, Kinan tampak mondar-mandir, bahkan dia sudah berada di sini dari awal. Sebelum karyawan kantor datang sama sekali. Dia hanya ingin bertemu dengan Yoga, dia hanya ingin menyelamatkan hubungannya yang mungkin akan rerancam dari sifat dingin Yoga. Dia tak mau kalau sampai dia harus berpisah dengan calon suaminya. Terlebih, sebentar lagi dia dan Hardi akan menikah. Mimpinya adalah mengurus pesta pernikahan berdua. Menentukan di hotel mana, gaun mana, dan undangan seperti apa. Kinan benar-benar ingin melewati itu dengan Hardi. Tidak dengan cara seperti ini.
Mata Kinan langsung menajam saat sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti tepat di depan kantornya. Dia tahu betul, mobil siapa itu. Karena tak ada karyawan dan direktur lain yang memiliki mobil semewah itu selain bos besar pemilik perusahaan ini.