"Ngapain sih lo berdirinya deket-deket am ague? Ngapain juga lo ikutan ke sini?!" semprot Meta, yang berhasil membuat Hardi langsung mundur tanpa aba-aba.
Wajah Hardi tampak memerah, bahkan dia merasakan panas di seluruh tubuhnya. Untuk kemudian, dia malah berkacak pinggang, karena dia merasa tak mau dipermalukan oleh Meta. Atau lebih tepatnya, dia tak ingi merasa malu atas apa yang telah diucapkan oleh Meta.
"Lo sendiri ngapain kayak cicak di sini? Pakai acara nginti-ngintip ruang HRD lagi. Lo ada gebedan baru di sini? Gue aduin ke Yoga baru tahu rasa lo!"
"Ssst! Jangan keras-keras!" marah Meta memperingati. Kemudian dia berjinjit kea rah sebuah jendela kaca yang ada di sana. "Gue curiga ama Bapak-Bapak itu deh!"
"Itu yang mana?" tanya Hardi yang ikut berjinjit juga.