Setelah kepergian mereka, Dion langsung memukul meja yang ada di depannya dengan kedua tangan. Dia benar-benar tak habis piker, bagaimana bisa dia merasakan sesakit ini. Semakin jauh dia melangkah, maka semakin dalam sakit yang ia rasakan. Dan dia tak bisa melihat Meta terus disentuh oleh Yoga.
"Berengsek!" umpatnya, sambil membanting botol wine yang ada di depannya. Kemudian dia mengacak rambutnya frustasi.
****
Rombongan Yoga akhirnya berhenti, pada sebuah gedung pencakar langit yang ada di kawasan bundaran HI. Mereka pun keluar dari mobil, kemudian memandang gedung itu dengan takjub.
"Kita ke apartemen?" tanya Fabian, karena dia sudah tahu kalau apartemen yang dibelikan Yoga ada di sini.
Yoga pun mengangguk, kemudian mengajak semuanya untuk masuk. Kinan, Pak Cipto, dan Hardi yang masih tampak bingung hanya bisa mengekori langkah dari bosnya tanpa berani bertanya apa-apa.