"Tenang, Pak Fabian, aku datang ke sini tidak punya niat jelek sedikit pun, aku benar-benar hanya ingin memberikan ucapan kepada mereka. Itu saja, tidak lebih," kata Dion mencoba menjelaskan. Dia tak pernah menyangka sebelumnya jika rupanya gerak-geriknya terbaca dengan sangat jelas dan nyata, terlebih oleh Fabian. Seseorang yang Dion tahu seperti apa.
"Santai aja ama gue, Chef. Oh ya, nggak usah panggil gue Pak. Gue belum setua itu. Panggil Fabian aja, lagi pula elo kan bukan bawahan gue di kantor, kan?" katanya lagi.
Dion pun mengangguk. "Jangan juga panggil aku Chef, aku bukan tukang masak kalau di luar restoran," imbuhnya.
Keduanya kemudian tertawa menanggapi hal itu. Setelah berbincang, keduanya tampak sibuk menyicipi makanan. Dan bahkan sudah lupa, dengan apa yang mereka cakapkan tadi.