"Ya serahin ke Pak Gunawan, lah. Kan Pak Gunawan Guru Besar di sana. Lagi pula keluarga Gunawan kan kaya, bisalah ngelakuin ini. Kan Meta calon mantu kesayangannya juga."
"Tapi, Sayang—"
"Jadi elo nggak setuju ama ide spektakuler gue? Jadi elo nentang? Jadi elo nggak mau bantuin gue, iya!" marah Kinan pada akhirnya.
Hardi langsung menahan napas, kemudian dia menutup mulutnya rapat-rapat. Menggeleng dengan kuat dengan mimik wajah ketakutan. "Enggak... aku setuju sama pacarku yang cantik ini. Aku dukung 1000 persen, malah! Serius!" katanya semangat.
Kinan yang cemberut kembali melipat kedua tangannya di dada, kemudian memandang lurus-lurus ke arah depan.
"Yaudah, ayo temuin Pak Gunawan sekarang."
"Siap, Bu Bos!"