Chapter 14 - Part 10

21.30, malam hari.

Naga perak yang Ikki, Zen, Fylia dan Edea lihat pagi tadi kemungkinan besar adalah aether rank S. Mereka tidak memiliki kepastian untuk menang, tapi kemungkinan untuk bertahan hidup setidaknya masih tinggi.

Tapi semua itu berubah dengan satu fakta yang ditemukan ini. Aragorn tidak kehilangan kekuatannya tanpa alasan, tapi karena aether itu, naga perak, menyerap kekuatannya. Naga perak yang sebelumnya hanyalah aether rank S bertembah kuat, kekuatannya yang sekarang telah mendekati aether rank SS bahkan ketika luka tebasan di punggungnya masih dipertimbankan.

Naga perak yang tidak pernah sekalipun pergi sejak 20 tahun yang lalu, keberadaan yang normalnya hanya akan diam tanpa melakukan apapun saat tidak ada yang mengganggu, naga perak yang 13 jam yang lalu hanya berdiam diri di bawah Aragorn, saat ini terbang di langit kota.

Rapat besar diadakan sejak 20 menit yang lalu, namun tidak berjalan dengan baik. Saat ini Ikki, Zen, Edea, Ethena dan 7 pemimpin lain sedang berada dalam satu ruangan rapat yang sama. Meja bundar raksasa memisahkan setiap orang yang ikut serta dengan jarak 5 meter setiap satu orang dengan orang lainnya. Apa yang mereka bahas dalam rapat itu adalah sesuatu yang begitu busuknya bodoh.

"semua ini salah enfinity itu! kalau saja dia tidak menyerang naga, semua ini tidak akan terjadi!" raja salamander dengan pakaian merah yang biasanya menyatakan sesuatu yang provokatif.

*bruk!

Ikki menggebrak meja dengan tangannya.

"kubilang berhentilah menyalahkan Fylia! Dia tidak ada hubungannya dengan kemarahan naga perak!"

"Ikki benar! Kemarahan naga perak disebabkan oleh hal lain! Dari awal memang sudah aneh jika naga itu tidak menyerang kalian sejak dulu. Seperti yang ratu dryad katakan sebelumnya, kemampuan Aragorn telah perlahan-lahan menghilang, mungkin ini memang saatnya untuk naga itu pergi menyerang."

"Saya setuju dengan raja salamander. Berhentilah membuat alasan yang tidak masuk akal." raja Gnome mengangkat tangannya.

"Undine juga setuju. Tidak ada keraguan apapun untuk itu."

"Begitu juga dengan Sylph. Naga perak tidak akan marah tanpa alasan yang jelas."

Ratu Undine dan ratu slyph juga juga turut mengangkat tangannya.

"hei, hei, mari kita tenangkan diri dulu, ok....? ok?"

Ratu puca menggerakkan tangannya ke atas bawah untuk menenangkan semua orang. Dia sudah melakukan itu sejak 20 menit yang lalu tapi tidak peduli berapa kali dia melakukannya, suasana rapat ini tidak sekalipun mengalami perubahan.

"mereka takkan mendengarkanmu, Siluca. Sementara kita berada di sini, naga itu sedang mengamuk di luar, karena itulah orang-orang tidak bisa tenang. Kau sendiri, bagaimana menurutmu Zadius?"

Pada pertanyaan raja spriggan, Raja Zephyr Zadius mengambil satu helaan napas panjang, kemudian berkata:

"sudah kubilang jangan tanyakan apapun padaku. Dimana raja Loic di saat seperti ini? Loki-- orang itu bisa menangani situasi seperti ini dengan baik."

Rapat yang dipimpim oleh seorang seraphim, partisipan yang sebagian besar para seraphim, dan dengan media yang juga milik seraphim; hal ini menjelaskan kenapa enfinity tertekan tanpa memiliki kesempatan untuk melawan balik. Bahkan jika pendapat mereka adalah hal yang benar sekalipun, apa yang seenaknya para seraphim itu putuskan takkan dapat seorangoun patahkan dengan mudah.

Pertama jumlah, dua kekuasaan; 2 faktor besar itu selalu menentukan mana yang dianggap benar dan mana yang salah. Tidak peduli di dunia atau di jaman manapun kamu hidup, pendapat mayoritas akan selalu secara bodohnya diagung-agungkan bahkan jika itu adalah sebuah kesalahan besar. Untuk keuntungan mereka, orang-orang takkan segan melakukan hal buruk sekalipun tergantung dari sebesar atau sekecil apa resiko yang mereka hadapi. Tapi dalam beberapa kasus, mereka mampu menghilangkan semua resiko yang memuakkan dan menyakitkan mata itu, yang perlu mereka lakukan adalah mendapatkan dukungan mayoritas, dan, "orang-orang juga melakukannya" akan menyelesaikan segalanya, super nyaman. Hanya karena mayotitas juga melakukannya orang-orang senantiasa berpikir kalau hal itu bukanlah suatu kesalahan. Tapi pemikiran seperti itu benar-benar kebohongan besar, mereka hanya mencari-cari alasan halus untuk menipu diri mereka sendiri.

Sama seperti rapat ini, orang-orang kehilangan tempatnya untuk dapat berpikir secara rasional. Orang-orang saling menyalahkan satu sama lain tanpa sekalipun melihat apa yang seharusnya mereka selesaikan. Naga perak sedang mengamuk di luar, dan apa yang mereka selama ini cari di tempat ini adalah pertanyaan: siapa yang harus disalahkan? Benar-benar tolol.

Tepat saat rapat akan terus berjalan seperti itu, seorang pelayan memasuki ruangan. Kemudian berbisik pada ratu dryad.

".... apa itu benar?"

Ratu dryad berdiri dan meninggikan suaranya untuk menyita perhatian semua orang. Bibirnya bergerak naik turun.

"Enfinity yang tidak sadarkan diri setelah pertarungan tadi pagi sudah siuman. Kita akan menunda rapat ini untuk beberapa jam ke depan." katanya.

"Ikki."

"Zen."

Mereka mengagguk satu sama lain.

Tepat setelah rapat dibubarkan, Zen dan Ikki bergegas kembali ke kamar mereka. Pemandangan yang menunggu Ikki dan Zen di kamar itu adalah gadis manusia berambut emas yang mereka kenal, membalikkan badannya ke arah mereka.

"Fylia, kau baik-baik saja?" tanya Ikki.

"ya ampun, jangan menyusahkan kami, bodoh." Tambah Zen.

Ini adalah pertama kalinya Fylia menggunakan wujud manusia sejak datang ke dunia ini. Ada sebuah perasaan lega yang menyelimuti dalam sebuah reuni itu.

Setelah beberapa menit berbasa-basi, Fylia akhirnya mengangkat topik serius.

"Fylia minta maaf untuk waktu itu. Fylia sangat meminta maaf karena menyebabkan kalian dalam masalah. Naga itu..."

".... Naga itu?" tanya Ikki.

Fylia memandang ke arah Ikki dan Zen kemudian mempersiapkan mentalnya dengan beberapa kali mengehela napas. Apa yang dia kemukakan kemudian adalah sebuah topik yang sensitif—pembicaraan tentang masa lalunya.

".... naga itu adalah naga yang sama yang menyerang desa Fylia. Ada ingatan seperti itu yang tiba-tiba muncul saat Fylia melihatnya, bahkan Fylia juga ingat kalau bekas luka di punggung naga perak juga berasal dari Fylia. Dan saat Fylia akhirnya bisa berpikir dengan jernih, semuanya sudah terlambat."

".... begitu, kah... jadi sekarang kau ingin balas dendam padanya? Jangan memasukkan emosi seperti itu dalam pertempuran, nyawa orang lain bisa berada dalam bahaya. Saat kita melakukannya lagi, berpikirlah dengan dingin. Tapi jika masa lalu itu ternyata terlalu berat untuk kau hadapi, maka jangan memaksakan dirimu. Pulanglah ke kastil dan tunggulah kami kembali."

"benar." Ikki mengangguk. "istirahatlah malam ini. Ada rapat yang harus kami hadiri setelah ini."

"..... Fylia mengerti."

Akhirnya, mereka behasil meyakinkan Fylia, atau setidaknya itulah yang mereka kira.

Rapat berlangsung kembali dengan suasana yang sama. Akhirnya, hampir tidak ada apapun yang diselesaikan. Ratu dryad memikirkan semuanya kembali dan berhasil membuat keputusan untuk para pengungsi; sebagian dari mereka berada di kastil sementara sebagian lainnya menumpang di rumah seraphim lain.