Chapter 15 - Part 11

07.00.

Pagi hari. Burung-burung berkicau dan matahari bersinar dengan cerah—mungkin hanya ratu dryad yang mengagumi pemandangan seperti itu.

"hei, jelaskan padaku, dryad! Apa maksudmu dengan gadis itu akan dikirim?!"

Tiga orang berjalan dengan cepat dipimpim seorang werebeast berambut hitam yang memasuki aula kerajaan dengan tidak sopan, matanya terisi dengan pandangan mengantuk sebagaimana orang itu yang biasanya.

".... darimana kamu mendengarnya?" tanya Ethena.

"darimana? Orang tua berkumis aneh itu berkata kalau Edea akan dikirim, dan tidak ada pilihan lain; apa maksudnya? Pada siapa? Untuk apa dia dikirim? Kenapa orang itu mengatakannya seolah itu adalah pilihan terakhir?"

"begitu, yah... tidak ada yang harus disembunyikan juga. Lagipula tugas kalian sudah selesai.

Ethena menceritakan semuanya pada mereka tentang kenyataan bahwa Edea akan dikirm pada enfinity itu. Dengan mengirim Edea, para raja dan ratu seraphim berharap enfinity itu akan berhenti menyerang Tenebris.

"kenapa harus Edea?" tanya Fylia. "nah, kenapa harus Edea yang dikirim ke orang jahat itu? Apakah Edea melakukan kesalahan sehingga Edea harus dihukum? Kumohon maafkan dia, ratu dryad. Fylia pikir seseorang tidak seharusnya dikorbankan seperti itu."

"sudahlah, Fylia. Lupakan saja orang tidak tahu diri itu. Dia pantas mendapatkannya." Zen mengatakannya dengan acuh tak acuh, seolah Edea hanyalah keberadaan yang setingkat dengan serangga.

Sebenci apa Edea terhadap enfinity, kenyataan kalau gadis itu mengatakan hal kejam pada Fylia yang masih tak sadarkan diri, dia, Fylia tidak mengetahui apapun tentang itu. Tapi bagaimana jika misalkan Fylia mengetahuinya? Apakah gadis itu tetap akan memperlakukan Edea dengan baik? Tentu saja, jawabannya adalah 'ya'. Fylia bukanlah tipe orang yang bisa membenci orang lain bahkan jika dia berusaha untuk membencinya.

"Edea... " Ethena memulai kata-katanya. "... nasib seraphim berada di pundaknya. Saya merasa sangat bersalah mengembankan beban seberat itu di pundak kecil Edea. Tapi.... seperti yang raja Salamander telah katakan, tidak ada pilihan lain. Jika ternyata anak itu gagal, satu-satunya pilihan adalah menuruti permintaan sebelumnya."

"....--- ta-tapi... itu sama saja dengan..." suara Ikki patah di bagian awal. Tentu saja apa yang baru saja ratu dryad katakan mengejutkannya.

"tentu saja, artinya kami harus menyerahkan raja dan ratu seraphim tanpa terkecuali. Karena itulah kukatakan pada kalian, tugas kalian sudah berakhir. Dari awal seraphim memang tidak seharusnya berutang pada enfinity."

"jadi dimana gadis itu, Edea, ada dimana dia sekarang?" tanya Ikki.

"kami akan menyerahkannya besok pagi, Edea mengurung diri di kamarnya sejak keputusan itu dibuat. Dia pasti sangat membenciku sekarang.—hei, tolong tunggu, mau kemana kalian?"

~**~

Setelah berkeliling ke berbagai tempat dan akhirnya menemukan seorang pelayan untuk ditanyai, mereka bergegas ke kamar Edea.

"Edea, buka pintunya!" Ikki berteriak. "bukankah kau sangat menyukai dunia ini? kenapa kau tidak menolaknya? Yah, jika kau menolaknya pemimpin ras akan dikirim menggantikanmu, karena itulah kau tidak menolaknya. Tapi bagaimana dengan semalam? Kau bilang 'cukup kalahkan naga perak itu dan pergilah dari dunia ini' bagaimana mungkin ini jadi kau sendiri yang akan pergi? Gadis muram sepertimu, berhentilah mempermainkanku!"

"kenapa kau sangat mempedulikannya? Orang seperti dia tidak layak mendapat belas kasihanmu."

"Zen jangan bicara seperti itu! Edea juga... Edea juga sudah Fylia anggap sebagai teman."---

"jadi kalian ada di sini." Ratu dryad menghampiri mereka. "tidak ada gunanya meminta Edea keluar, saya sudah melakukannya berulang kali."

『 Biarkan aku yang menyuruhnya keluar. Katakan apa yang akan kukatakan. 』

Suara Aria muncul secara tiba-tiba. Ikki menghilangkan semua keraguan dalam dirinya dan mengangguk.

"siapa sangka, kau masih sama keras kepalanya seperti dulu, Edea." Ikki mengatakan hal yang tidak akan semua orang menyangkanya. Zen, Fylia dan Ethena melihatnya dengan tidak percaya.

"kau tidak berubah sejak 500 tahun yang lalu." Ikki melihat di bawah karpet merah, mengambil sebuah item di bawahnya kemudian memasukkan item itu untuk membuka kunci kamar Edea.

".... jangan-jangan kamu...."

Menghiraukan dugaan Ethena, Ikki masuk ke dalam rauangan diikuti ketiga orang lain setelah beberapa detik berpikir.

"maaf aku masuk seenaknya. Ethena, ambilkan aku item mecha-ba S'realization device yang Akira berikan 500 tahun yang lalu." Ikki semakin bicara dengan tidak jelas.

Edea membentak. "kenapa kau seenaknya masuk—tidak, sebelum itu kenapa kau seenaknya menyuruh ratu untuk--"

"tidak apa, Edea. Aku akan pergi mengambil item itu sebentar."

Mecha-ba S'realization device adalah singkatan dari mechatronic-based soul realization device, yang telah dibuat sejak 500 tahun yang lalu.

Setelah beberapa menit, Ethena kembali dengan Mecha-ba S'realization device yang Ikki minta.

"sekarang pasang handsfree—bukan, pasang item kecil itu di telinga kalian."

Item kecil mengacu pada perangkat mirip earphone tanpa kabel yang jumlahnya mencapai dua digit satuan. Masing-masing dari mereka mengambil 2 buah yang seperti itu dan menempelkannya mengikuti instruksi Ikki.

『 baiklah, apa kalian sudah bisa mendengarku? 』

"whoa!" Zen tersentak. Semua orang juga terkejut meskipun tidak seperti Zen.

"suara ini...." tanpa siapapun duga, tiba-tiba, Ethena meneteskan air mata. Tak seorangpun tahu alasan di balik air mata itu. "jadi... ini benar-benar kamu.... aku bersyukur kamu masih hidup.... A.... Aria!" dia juga tersenyum dengan lembut, senyuman terindah dan paling natural yang telah hilang dari diri Ethena sejak lama.

"jadi... maksud yang mulia, ini... ini adalah, suaranya....? Argonaut itu, Aria Horizon...?"

"Aria Horizon?" Fylia mencari-cari dalam ingatannya, sampai akhirnya dia menemukan ssuatu dalam ingatan itu. "ah! Yah, Fylia tahu!"

"maksudmu, maksudmu Aria Horizon yang itu?!" Zen juga telah mencari-cari dalam ingatanya, dia mendapatkan sebuah jawaban dan memastikan apakah ingatan itu memang benar-benar sebuah jawaban atau bukan.

『 kesampingkan semua hal tentangku, langsung saja ke masalah utamanya. 』

Meskipun dapat terlihat dengan jelas pada ekspresi itu kalau ada sangat banyak pertanyaan yang ingin Ethena tanyakan pada Aria, dia menjawabnya dengan "aku mengerti" sebelum semua orang melakukan hal yang serupa.

『 Pertama kau Ethena. Kenapa kau seenaknya menyuruh Edea melakukan itu? 』

"aku...!" pada pertanyaan yang seharusnya ditujukan pada Ethena, Edea menjawab. "Aku harus melakukannya...! Aku hanya punya pilihan untuk melakukannya, atau dunia ini akan hancur. Aku tidak ingin enfinity merebut hal yang berharga bagiku sekali lagi. Aku--"

『 Berhenti di situ. Aku bertanya pada Ethena, kenapa kau melakukannya? Edea, dia itu putrimu sendiri, kan? 』

"apa?" semua enfinity di tempat itu terkejut dengan caranya masing-masing.

Edea.... adalah putri ratu dryad? tapi seraphim tidak bisa melahirkan, apa maksudnya itu? Zen berpikir keras.

"Maafkan aku, aku meminta maaf padamu, Aria. Tapi aku tidak punya lagi pilihan lain, semua itu untuk rakyatku."

『 Tidak, berhentilah menggunakan alasan itu. semua itu untuk rakyatmu? Jika itu aku, aku tidak akan melayani seorang ratu yang telah mengorbankan anaknya sendiri. Keputusanmu sekarang sama sekali tidak pantas untuk dihormati. 』

"jadi bagaimana lagi?! Bagaimana aku harus melakukannya? Beritahu aku, Aria... apa kami hanya harus menerima takdir untuk mati tak berdaya....?"

『 Tentu saja kau tidak perlu sampai melakukannya. 』Aria memberikan jawaban langsung.

Ethena berhenti menyapu air mata yang menggenangi matanya. Kata-kata Aria itu pasti memberikan harapan yang besar bagi Ethena.

『 Tidak peduli ada dimanakah orang-orang seperti itu, akan selalu ada mereka yang mampu menyelesaikan masalah tanpa mengorbankan apapun. Bahkan jika kau tidak bisa menemukannya di dunia ini, dunia lain yang kalian benci barangkali memilikinya. Dan kau—tidak, semua seraphim juga sama. Kalian beruntung ada orang-orang seperti itu di sisi kalian. Ikki, Zen, dan Fylia... mereka adalah satu-satunya harapan untuk kalian—satu-satunya harapan untuk Tenebris, dan satu-satunya harapan untuk Seraphim. Kau sendiri mengetahui itu dengan baik, Ethena, tapi kenapa semua raja dan ratu masih menyembunyikan 'itu' dari mereka? kenyataan bahwa Edea adalah satu-satunya seraphim selain raja dan ratu yang mampu membuat kontrak saat ini. 』

"jadi," "dengan kata lain," Ikki dan Zen memulai kata-kata mereka bersamaan.

" "Alasan Edea dikirim juga karena kemampuan itu." "

Tepat sekali. raja dan ratu seraphim berharap enfinity jahat itu akan puas hanya dengan satu seraphim. Lagipula, membuat kontrak dengan lebih dari satu seraphim sama saja dengan bunuh diri, tidak peduli sekuat apapun orang itu.

『 kalian hanya perlu bekerja sama. 』

"Seraphim dibatasi dengan peraturan untuk hanya membuat kontrak dengan satu enfinity. Bahkan jika aku membuat kontrak dengan salah satu dari mereka sekalipun, kemungkinan untuk mengalahkan naga perak masih belum terlalu besar. Aria... apa tujuanmu sebenarnya?" Edea bertanya dengan mata yang menginterogasi.

『 Lyria. Aku harus menyelamatkan anak itu. 』

Edea membelalakan matanya pada kata-kata Aria.

"tunggu sebentar, Aria, aku tidak tahu kalau Argonaut sepertimu punya hubungan dengan Lyria. Tidak, bagaimanapun caramu memikirkannya itu masih mustahil. Argh, semua hal ini membuatku bingung." Ikki mengacak-acak rambut birunya.

Aria berasal dari era 500 tahun di masa lalu, sedangkan Lyria hanyalah seorang gadis berusia 14 tahun di waktu sekarang, adalah hal yang wajar untuk meresa bingung dalam situasi seperti ini.

"... tidak, itu tidak mungkin. Lyria adalah putrimu yang hidup 500 tahun di masa lalu. bagaimana bisa dia, gadis itu masih...." Ethena juga terkejut dalam tingkatan yang sama dengan Edea. Semua hal yang Aria katakan membuatnya semakin bingung.

『 Dia masih hidup. Tidak, lebih tepatnya Lyria memang hidup di era ini. Sama seperti jiwaku yang beresonansi dalam tubuh Ikki sejak Ikki lahir, jiwa Lyria beresonansi dengan homunculus di masa lalu. Hanya saja jiwaku tidak beresonansi dengan sempurna. Aku baru bisa berbicara dengan Ikki sejak beberapa hari yang lalu, bahkan terkadang aku tidak bisa bicara sama sekali. Dibandingkan denganku, Lyria melakukannya dengan sempurna, bahkan wujudnya sendiri menyerupai Lyria Riveranderite yang asli. Aku tidak akan menutupi apapun tentang ini, aku juga memohon kerjasama kalian dalam hal ini, kunci untuk membunuh dewa penghianat berada dalam diri gadis itu. 』

"kenapa kau tidak memberitahuku dari kalau kau tahu sesuatu tentang Lyria?!" Ikki membentak "Katakan padaku, Aria, apa yang akan terjadi pada Lyria? Apa yang akan mereka—orang-orang Einherjar itu lakukan pada Lyria? Nah, beritahu aku, Aria.... aku juga ingin tahu semuanya, aku ingin mengetahui semua hal tentang gadis itu dan menjadi lega. Aku tidak tahu apapun tentangnya, tidak tahu apapun... tolong beritahu aku..." Ikki memohon dengan nada yang terdengar putus asa.

『 4 tahun. 』Aria menjawab『 Batas waktumu adalah 4 tahun, kau harus menyelamatkan Lyria sebelum 4 tahun itu. 』

"Lyria, Lyria, Lyria...." Edea menggertakkan giginya tanpa alasan yang jelas. "sejak dulu, Aria selalu saja lebih mementingkan orang lain! Sisi itulah yang kubenci darimu!"

"Edea?" Ikki melihatnya berdiri, Edea pergi meninggalkan ruangan.

"aku tidak akan ikut serta dalam rencanamu. Kau dan enfinity itu boleh lakukan apapun sesuka kalian. Meski begitu aku tetap akan ikut campur, aku akan menyerahkan diriku pada orang itu. Tolong jangan mencariku, yang mulia, kupastikan kalau aku kembali sebelum besok pagi."

~**~

"kau pikir apa yang kau katakan, Ikki? Sudah kubilang untuk jangan mempedulikan mereka. Mereka bisa mengurusnya dengan cara mereka sendiri, bukankah itu yang terbaik?"

"kupikir tidak begitu, Zen. Jadi, ratu dryad, katakan padaku dimana tempat kalian menyimpan senjata. Pedangku baru saja hancur kemarin, jadi aku tidak punya senjata lagi untuk dipakai."

"i-itu... tanyakan pada pelayan dan kamu akan menemukannya di ujung lorong. Tunggu, apa yang ingin kamu lakukan? Apa kamu berniat melawan naga itu lagi?"

"kalian seharusnya punya banyak, jadi tidak masalah jika aku mengambil, sekitar... 20 pedang, ya kan?"

"bukan itu masalahnya. Apa yang akan kamu lakukan dengan pedang-pedang itu?! kudengar pedangmu hancur karena tidak bisa menembus sisik naga perak. Dari awal seraphim memang tidak pandai dalam menempa senjata, bahkan tanpa kemampuan seorang blacksmith sekalipun aku paham kalau pedang di sini tidak berkualitas terlalu baik. Dengan kemampuanmu sekalipun, tetap saja mustahil untuk mengalahkan naga itu."

"Zen, tolong jaga Fylia untukku. Aku akan kembali beberapa jam lagi."

Karena jika aku tidak mengalahkan naga itu, Edea—tidak, semua raja dan ratu seraphim tidak punya pilihan selain menyerahkan diri.

"apa yang akan kau lakuakan? Nah, Ikki, apa-apaan yang baru saja kau katakan?! Dengarkan aku, Ikki!"

Zen melihat punggung dari anak laki-laki itu, dia meletakkan tangannya pada pundak pemuda berambut biru yang tengah menghilangkan semua keraguan dan menetapkan kembali tekadnya.

" 'tidak ada pilihan lain' akan menyelesaikan semuanya. Aku sudah muak dengan kata-kata itu.

Aku akan membuat pilihanku sendiri, sebuah pilihan lain."