Chereads / Dream, Hope, and Love / Chapter 2 - 2. Menyelamatkan Mu

Chapter 2 - 2. Menyelamatkan Mu

Malam hari ini Aditya mendapat undangan suatu pesta di sebuah hotel mewah. Tamu - tamu istimewa kalangan atas terlihat berada di setiap sudut ruang tempat tersebut.

Aditya terlihat sangat tampan dengan setelan jas berwarna putih dan kemeja berwarna merah maroon tersebut. Semua wanita, anak - anak para petinggi perusahaan ternama sampai anak dari para pejabat negara mulai barsaing menarik perhatian dirinya.

Aditya tersenyum simpul saat melihat para wanita menarik perhatian nya satu per satu. Banyak wanita yg ingin berkenalan dan dekat dengan dirinya. Tapi sedikit pun dirinya tak punya rasa minat untuk meladeni para gadis manja dan sombong yg kerjanya hanya memamerkan kekayaan orang tua nya tersebut.

" Waahh waahh. Lihat!! Pangeran darimana ini?. Pantas saja dari tadi banyak sekali gadis - gadis yg melirik ke arah sini." tegur salah satu pemilik perusahaan besar yg ada disana saat melihat Aditya berdiri di sudut ruangan.

Aditya yg mendengar itu pun hanya tersenyum sinis. Dia tau apa maksud ucapan laki - laki ini.

" Apa kabar tuan Raksa Prawirya. Senang bertemu dengan anda." sapa Aditya dengan sopan.

" Yaaaa seperti yg kamu lihat. Aku sangat baik - baik saja. Terlebih disini banyak gadis - gadis muda dan cantik - cantik. Pasti menyenangkan bukan." ujar lelaki tersebut dengan gelak tawa yg renyah itu.

Aditya hanya tersenyum dan mengangguk anggukan kepala nya.

" Hei. Carilah satu yg cocok dengan mu. Lalu menikah lah!. Biar hidupmu tidak kesepian. Aku waktu seumuran denganmu, hidupku sungguh bahagia. Karena banyak wanita di sekeliling ku. Ha ha ha ha ... " ujarnya lagi kepada Aditya.

" Terima kasih atas saran anda tuan Raksa. Tapi saya adalah orang yg pemilih. Apa ada wanita yg mau dengan lelaki seperti saya ini." tukas Aditya merendah.

Dia tau kalau laki - laki ini tidak akan mau kalah di setiap obrolan nya dengan siapa saja. Sifat sombongnya akan selalu bertambah tinggi jika ada yg berbicara merendah kepadanya.

" Haaiiisss anak ini. Wanita mana yg tidak mau dengan mu. Wajahmu tampan dan bergelimang harta. Aku kalau punya anak perempuan yg sudah dewasa, akan aku nikahkan dia denganmu. Tapi sayang nya aku tidak punya anak perempuan." jelas lelaki itu.

" Lalu, anak perempuan yg dari model terkenal itu anak siapa kalau bukan anak tuan?. Apa tuan tidak mengakui nya?." skak matt. Aditya menyindir lelaki itu secara terang - terangan.

Lelaki itu hanya berdehem lalu terdiam menatap wajah Aditya dengan perasaan kesal. Dia tidak menyangka, Aditya yg terkenal cuek dan kaku itu mengetahui semua rahasia dirinya yg mempunyai wanita simpanan lain.

" Ha ha ha ha ha. Kenapa anda begitu tegang seperti itu, tuan Raksa. Santai saja. Nikmati pesta malam ini." seru Aditya sambil menepuk - nepuk bahu lelaki itu lalu beranjak pegi meninggalkan lelaki itu yg masih berdiri disana.

" Sial !!." gumam lelaki itu dengan perasaan yg kesal.

Aditya terlihat berada di meja tempat minuman disana di sajikan. Dia mengambil satu gelas minuman yg ada disana lalu meminum nya. Seorang perempuan anak dari keluarga kaya di kota tersebut menghampirinya.

" Permisi. Bolehkah saya ngobrol dengan anda sebentar." tanya gadis itu.

Aditya menoleh menatap wanita itu lalu tersenyum.

" Tentu saja boleh. Apa yg tidak untuk wanita secantik anda." jawab Aditya manis sekali.

Perempuan itu sampai tersipu malu di buatnya. Wanita itu terlihat sangat cantik dan sexy dengan balutan gaun panjang berwarna gold dengan belahan dada dan punggung yg terbuka. Tapi tetap saja, tidak membuat Aditya tergoda sedikit pun.

" Kita belum berkenalan kan?. Namaku Sania. Dan ini kartu nama ku." seru wanita itu seraya memeberikan sebuah kartu nama untuk Aditya.

Aditya menerima sepucuk kartu nama tersebut lalu membaca nya dengan keras.

" Sania Wijaya. Anak dari pemilik hotel Wijaya grup." tukas Aditya kepada wanita itu. Wanita itu tersenyum mendengar namanya di sebut oleh lelaki tampan idaman para gadis - gadis disana.

" Kau boleh menghubungi ku kapan pun kau mau. Aku akan langsung datang kepadamu detik itu juga." ujar gadis tersebut seraya melangkah mendekat ke arah Aditya.

Aditya tersenyum mendengar ucapan wanita itu. Wanita itu mendekat ke arah nya. Lalu memegang jas yg di kenakannya sambil menatap wajahnya dengan tatapan liar dan sexy. Aditya menatap balik mata perempuan itu dengan tatapan tajam dan menggoda. Tangannya membelai rambut wanita tersebut dengan lembut.

" Tapi sayang. Anda bukan tipe saya. Jadi jangan pernah bermimpi saya akan menghubungi anda." bisik Aditya tepat di telinga gadis tersebut.

Wanita itu tercekat mendengar ucapan yg keluar dari mulut lelaki tampan itu. Aditya meraih tangan gadis itu dan memnerikan kembali kartu nama yg telah di berikan wanita itu lalu pergi meninggalkan gadis itu sendirian disana.

" Brengsek!. Lihat saja kamu Aditya!. Tidak ada satu pun lelaki yg sanggup menolak diriku. Termasuk itu kamu. Jangan panggil aku Sania Wijaya. Kalau aku tidak bisa memiliki mu." ujar perempuan itu dengan tawa sinis lalu beranjak pergi.

Aditya merasa jengah dengan tempat seperti ini. Banyak sekali orang - orang yg menjilat dan merayu hanya untuk mengambil keuntungan pribadi masing - masing. Banyak orang bermuka dua di tempat seperti ini.

" Kalau bukan karena undangan paman Maxx aku tidak akan hadir di tempat ini." gumam Aditya kesal.

Paman Maxx adalah sahabat baik ayah nya dulu saat masih hidup. Dia sering berkunjung ke rumah Aditya saat kakeknya masih ada dulu. Dia sudah seperti keluarga sendiri bagi Aditya. Paman Maxx juga sering membantunya tentang mengurus perusahaan dan berbagai macam proyek yg dia kerjakan.

Aditya mendekat ke arah paman Maxx yg tengah berbincang - bincang dengan tamu nya.

" Paman, Sepertinya aku harus pulang." jelas Aditya kepada lelaki berusia 50 tahunan itu tetapi masih terlihat gagah dan tampan itu.

" Kenapa buru - buru. Tinggal lah lebih lama disini." ujar paman Maxx membujuk Aditya.

" Tidak paman. Aku lelah. Aku ingin istirahat." seru Aditya.

" Heeemmm baiklah jika itu mau mu. Hati - hati kalau pulang. Cepatlah tidur. Jangan tidur terlalu larut." tukas lelaki itu kepadanya. Aditya pun mengangguk mengiyakan ucapan lelaki itu lalu beranjak pergi meninggalkan keramaian itu.

" Dia sama persis seperti mu Hans. Terlalu kaku dan cuek." gumam paman Maxx sambil menatap ke arah bayangan Aditya menghilang.

Aditya berjalan menuju lobby hotel tersebut. Lalu menghubungi supir pribadinya. Tak lama kemudian mobil miliknya pun berada di depannya dan Aditya pun langsung masuk ke dalam nya.

" Kita langsung pulang tuan." tanya supir tersebut.

" Heemm " jawab Aditya sambil melonggarkan dasinya yg terpasang rapi di lehernya.

Saat melewati sebuah jembatan yg sepi. Terlihat seorang perempuan berdiri disana. Aditya menatap perempuan itu dari balik kaca mobilnya.

" Pak berhenti pak." seru Aditya.

Supir tersebut meminggirkan mobil tersebut dan berhenti. Aditya membuka kaca mobilnya dan kepalanya melongok keluar melihat ke arah belakang.

" Seperti nya aku pernah bertemu dengan wanita itu. Tapi dimana yaaa." ujar nya sambil mengingat - ingat sesuatu.

" Sepertinya wanita itu mau bunuh diri tuan." seru supir pribadinya yg melihat dari kaca spion. Aditya langsung membuka pintu mobilnya.

Dia berjalan mendekat ke arah wanita itu. Wanita itu pun menyadari kedatangan Aditya. Dan menoleh ke arah Aditya dengan tatapan tak bersahabat.

" Hei nona. Jangan kau lakukan perbuatan tidak terpuji itu. Semua bisa di bicarakan baik - baik bukan. Kemari lah. Jangan seperti itu. Orang tua mu pasti akan sedih melihatmu begini." tukas Aditya sambil mengulurkan tangannya kepada perempuan itu yg tak lain adalah Indira. Perempuan yg di lihatnya tadi pagi di taman dekat rumahnya.

" Siapa kamu?. Ada hak apa kamu terhadap hidupku?. Pergi !! Aku tidak butuh kata - kata mu itu." usir indira.

Diaa semakin tinggi menaiki pilar - pilar tiang jembatan itu.

" Nona nona sabar dulu nona. Semua bisa di bicarakan baik - baik bukan." tukas Aditya membujuk perempuan.

" Tidak!!. Tidak ada yg perlu di bicarakan. Semua sudah jelas. Ayah, ibu, aku akan menyusulmu." ujar perempuan itu lalu hendak melompat. Aditya dengan cepat langsung menarik tubuh wanita itu dan mereka berdua pun jatuh tersungkur di tanah bersama.

" Lepaskan!!. Lepaskan aku!!. Kamu tidak berhak atas hidupku. Lepaskan aku!!." indira terus meronta - ronta tapi Aditya masih memeluknya dengan erat.

" Nona dengarkan aku!!. Bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah. Yg ada tambah akan membuat masalah." jelas Aditya sambil terus memeluk tubuh wanita itu agar wanita itu tak berbuat nekat lagi.

" Lepaskan aku!!. Lepaskan aku!!. Kamu tidak tau Seperti apa menderita nya hidupku. Jadi kamu bisa bicara seperti itu." seru indira sambil menangis sejadi nya.

Aditya masih memeluk tubuh wanita itu dengan erat. Kini wanita itu menangis histeris dalam pelukan Aditya. Indira pun memukul - mukul lengan Aditya dengan kepalan tangannya perlahan. Aditya masih memeluk wanita itu dan membelai rambut wanita tersebut agar lebih tenang.

" Tenang lah. Semua bisa di bicarakan baik - baik. Tidak ada masalah tanpa solusi." seru Aditya lembut.

Indira masih menangis tapi sudah sedikit lebih tenang. Dia memeluk erat tubuh lelaki yg menolongnya itu. Lama kelamaan pandangan matanya semakin kabur. Tiba - tiba tubuhnya terkulai lemas dalam pelukan Aditya.

" Nona nona bangunlah. Nona." seru Aditya sambil menepuk - nepuk pipi indira. Tapi wanita itu tidak sadar.

Aditya pun langsung menggendong perempuan itu menuju mobilnya. Supir pribadinya membantu membuka kan pintu untuk tuannya tersebut. Dan indira sekarang berada dalam pelukan Aditya dalam keadaan tidak sadar.

" Kita bawa dia ke rumah saja pak." perintah Aditya.

" Baik tuan." jawab supir tersebut dan langsung melajukan mobil tersebut menuju kediaman rumah Aditya.