Chereads / Dream, Hope, and Love / Chapter 6 - 6. Pernyataan yg Tiba - Tiba

Chapter 6 - 6. Pernyataan yg Tiba - Tiba

Alvian menghampiri Aditya di ruang kerja nya. Terlihat Aditya berdiri di dekat jendela besar ruangan itu sambil menatap ke arah luar. Aditya tau akan maksud kehadiran assisten nya itu.

" Aku tidak bisa menahannya terus menerus disini. Aku bukan siapa - siapa bagi nya." tukas Aditya dengan pandangan tetap ke arah luar jendela. Terdengar beberapa kali dia menghembuskan nafasnya secara kasar.

" Apa yg harus aku lakukan sekarang?." tanya Aditya seraya menatap ke arah Alvian yg masih berdiri menatap dirinya itu.

" Tuan. Kalau tuan tidak ingin nona Indira pergi, tuan katakan saja kepadanya secara langsung. Jangan menyiksa batin tuan seperti ini." jelas Alvian. Aditya tersenyum simpul mendengar ucapan Alvian.

" Bodoh. Punya hak apa aku melarang dia pergi. Toh aku bukan siapa - siapa dia." terang Aditya seraya berjalan menuju sofa besar yg ada disana lalu duduk dengan santai.

" Katakan kalau tuan mencintai nya. Nona indira pasti akan tetap di sini kalau tuan menyatakan perasaan tuan yg sebenarnya." seru Aditya bersemangat.

Sementara di luar ruangan itu, selepas selesai makan malam. Dira pun langsung pergi ke kamarnya dan mengambil tas miliknya serta baju bersih usai di cuci yg kemarin dia kenakan. Dia ingin berpamitan kepada Aditya pemilik rumah tersebut. Kaki nya melangkah ke arah ruang kerja lelaki itu yg ada di ujung lantai atas rumah itu.

Saat Dira ingin mengetuk pintu ruangan itu, Dia mendengar Alvian berbicara kepada lelaki itu. Akhirnya Dira memutuskan untuk tidak mengetuk pintu tersebut. Malah dia menguping semua pembicaraan dua lelaki yg ada di dalam ruangan itu.

" Cinta katamu?. Ucapan konyol apa yg baru saja kau katakan padaku, Alvian." dengus Aditya. Alvian hanya terdiam.

" Aku saja tidak tau akan isi hatiku sendiri tapi kau malah menyuruh ku mengatakan cinta pada gadis itu. Tidak!. Aku tidak akan mengatakan!. Itu akan membuatku malu saja." ujar Aditya sambil membuang muka tak menatap ke arah assisten nya itu.

" Saya hanya menyarankan. Kalau tuan tidak mau, juga tidak apa - apa. Tapi konsekuensi nya, tuan akan kehilangan nona Indira." jelas Alvian.

Dira langsung tercekat saat nama nya di panggil - panggil oleh dua orang yg ada di dalam sana.

" Apa yg mereka bicarakan sih?. Kenapa mereka memanggil nama ku?." tanya Dira begitu penasaran.

Dira tak begitu jelas mendengar ucapan dua lelaki itu. Karena keterbatasan pendengarannya yg terhalang pintu ruangan itu.

" Biar kan saja dia kembali ke tempat kos nya. Tapi awasi dia selama 24 jam. Aku tidak ingin dia di sakiti oleh orang lain apalagi sampai bertindak bodoh seperti kemarin lagi." tukas Aditya. Alvian mengiyakan ucapan tuannya itu lalu permisi undur diri dari ruangan itu.

" Nona. Sedang apa nona disini?." seru Alvian saat membuka pintu tersebut dan mendapati Dira tengah berdiri sambil sebelah telinga nya menempel pada daun pintu tersebut. Dira yg kepergok pun begitu kaget dan terkesiap bingung ingin mencari alasan apa.

" Ee .... Eehh ... Aa .. Aku hanya ingin berpamitan kepada kak Adit. Aku harus kembali pulang." tukas gadia itu tergagap.

" Masuk lah Dira." seru Aditya dari dalam ruangan itu. Alvian pun berpamitan kepada gadis itu lalu menutup pintu ruangan itu. Dira pun dengan senyum kecut masuk menghampiri Aditya yg duduk di ruangan itu.

" Ku sudah ingin pergi?." tanya Aditya.

" Iya kak. Aku harus kembali sekarang. Terima kasih kepada kak Adit yg telah menolongku." seru gadis itu.

" Tidak masalah. Aku tidak keberatan menolong mu. Apa kamu yakin akan kembali ke tempat kos mu itu. Apa kau tidak suka tinggal disini?." tanya Aditya.

" Sebenarnya aku sangat suka tinggal disini. Tapi .... Apa kata orang kalau aku tinggal disini. Image kak Adit pasti akan sangat buruk kalau aku tinggal serumah dengan lelaki yg belum menikah dan dari keluarga baik - baik sepertimu." jelas Dira dengan memaksa kan senyum di bibir nya.

Aditya melihat senyum getir itu. Hatinya ikut berdenyut saat melihat senyum gadis itu.

" Sudah lah kak. Aku pamit pulang dulu ya. Selamat tinggal. Jaga diri kakak baik - baik." ujar Dira lalu melangkah pergi.

" Menikah lah denganku !!!." seru Aditya.

Dira yg mendengar itu pun menghentikan langkahnya. Dia begitu tercekat dengan ucapan lelaki itu. Tubuh gadis itu membeku. Aditya bangun dari duduknya dan mendekat ke arah gadis itu berdiri.

" Menikah lah dengan ku, Dira." ucap Aditya yg kini berdiri di hadapan gadis itu.

Dira memandang wajah lelaki itu dengan tatapan berkaca - kaca. Entah mengapa saat ini gadis itu ingin sekali menangis.

Buliran air mata itu tidak dapat di tahannya. Tangan aditya mengusap setiap buliran air mata yg luruh berjatuhan di pipi gadis itu.

" Mungkin kita baru saja mengenal. Tapi entah mengapa, hatiku bergetar saat bersama dirimu." tutur Aditya. Dira masih terdiam menatap wajah lelaki yg ada di hadapannya ini.

" Tadi pagi saat kita di kolam renang. Itu hal pertama bagiku. Kamu adalah wanita pertama yg menyentuh tubuh ku. Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu sepanjang hari ini." tukas Aditya.

" Menikah lah dengan ku Dira. Dan kita akan bersama - sama membangun kebahagian dan menghilangkan kesepian serta kesedihan yg ada di hidup kita selama ini." tutur Aditya lembut. Mata Aditya pun menitikkan air mata yg tidak pernah dia tunjukkan pada orang lain.

Dira masih terdiam dan membisu tanpa bicara apapun. Aditya pun langsung mundur secara perlahan dari tubuh gadis itu.

" Maaf. Pergilah jika kamu ingin pergi." seru Aditya lalu berbalik membelakangi Dira yg masih berdiri disana.

Aditya pikir, Dia telah memaksa kan kehendak gadis itu. Dia yakin, Dira masih sangat ragu akan ucapannya barusan. Dia dapat memahami itu semua.

" Kak Adit." Dira pun berlari dan memeluk tubuh tegap lelaki itu dari belakang. Aditya begitu terkesiap melihat kelakuan gadis itu.

" Apa kak Adit mencintai ku?." tanya Dira.

" Aku tidak tau apa ini cinta. Tapi setelah bertemu dengan mu. Saat berada di samping mu, jantung ku berdebar - debar." jawab Aditya. Dira tersenyum mendengar itu.

" Dasar. Kak Adit bodoh. Begitu saja tidak tau. Itulah yg nama nya cinta kak." tukas Dira. Aditya tersenyum mendengar ucapan Dira.

" Lalu?. Apa kau merasakan hal yg sama seperti ku?." tanya Aditya. Dira mengangguk kan kepala tanpa berbicara. Aditya memutar tubuhnya menghadap gadis itu. Di tatap nya wajah gadis itu lekat - lekat.

" Mau kah kau menikah dengan ku?." tanya Aditya lagi. Dira tersenyum malu.

" Iya aku mau kak." jawab Dira tersipu lalu memeluk tubuh lelaki itu dengan erat. Aditya pun membalas pelukan gadis itu. Malam ini begitu membahagiakan bagi dirinya. Belum pernah dia merasa kan hal sebahagia ini.