" Bagimana ujian mu Gres.. semoga kita bisa satu perkuliahan lagi.. bagaimana pun yang bisa memahami ku adalah diri mu, sangat susah mendapat kan teman yang dapat beradaptasi dengan diri ku selain diri mu" Senyum nya melebar , berjalan di depan Gres sambil sedikit menunduk karena tinggi nya 175 cm
" Tentu saja harus sukses.. aku sudah belajar sangat lama untuk hal ini, tidak seperti mu yang dengan mudah nya masuk ke sana" Mengerakan leher nya yang kaku, sambil sekali-sekali memukul-mukul pelan tekuk nya dengan tangan nya " ya mau bagaimana lagi, yang satu bisa melihat-lihat hal yang aneh sedangkan satu nya lagi memiliki peruntungan yang buruk , jika kita di gabungkan tentu saja ini pasangan yang sempurna yang membuat aura hitam kita semakin menakutkan, seperti di liputi awan gelap dengan petir yang terus menyambar, siapa lagi yang berani mendekat pada kita" Memonyongkan bibir nya sambil melihat keramaian di sekitar nya yang berlalu lalang, dan sebagaian berlarian , bermain menghilangkan stress
Dukkk....
" Ah.. maaf Gress aku tidak sengaja" Seorang pria mendadak menabrak Gress karena menghidari orang yang berlari
" Ah ya tidak apa-apa , bagaimana bisa kau mengetahui nama ku?"
" Siapa yang tidak mengenal kalian? Si pintar tapi sial Grass, dan Si aneh jangkung namun pintar Verlita"
" Ck.. " Decak Gres " Kenapa julukan ku sial sekali.." Menatap ke Pria tadi " Kau pasti mengada-ada dan membuat nya sendiri"
Tiba-tiba dunia terhenti di sekitaran Gres, hanya Gres yang bergerak di dalam lingkup dunia itu
"Lagi?" Gres berjalan ke dimensi lain dan melihat pria di depan nya menangis tersedu-sedu di sebuah kamar rumah sakit,tepat di depan nya tergeletak seorang perempuan paruh baya yang tak bergerak di penuhi darah di ranjang rumah sakit, dan mendadak pandangan itu hilang dan tertujuh pada sebuah jalanan perempataan, wanita yang tadi nya tergeletak tak berdaya itu sedang berdiri di halte menunggu bus dan tiba-tiba saja bus besar yang ia tunggu terlihat agak jauh dari depan nya sampai tiba-tiba ada seseorang yang terjatuh di depan kaca bus besar itu, supir bus sangat kaget melihat sesosok pria berada di depan kaca mobil nya dan membanting stir ke kanan dan ke kiri menyeimbangkan bus nya , dan bus hilang kendali dan menabrak halte , dan wanita yang berdiri di halte tadi, dan pandangan itu hilang sepenuh nya , Gres kembali ke tubuh nya dan langsung menatap pria di depan nya yang sedang berbicara
" Cepat telpon ibu mu"
"Hah? Kau bicara apa?"
" Ku katakana telp ibu mu"
" Untuk apa? Kau aneh sekali"
" Cepat!!!! Aku katakan telp ya telp saja, atau kau akan menyesali nya nanti" Teriak Gres
" Iya.. iya jangan berteriak pada ku"
" Katakan pada nya jangan ke perempatan jalan, dan jangan menunggu bus merah itu dihalte , jangan pergi ke halte, pergi lah dulu ketempat yang lebih jauh dari sana"
" Hallo ibu.., ibu di mana? Di halte?"
" Cepat suruh dia pergi.. cepat " Grres.. mencengkram tangan pria itu dan menarik ponsel pria itu " KU Mohon bu.. cepat lari dari sana.. lari saja... yang jauh " tut.. tut... tut... tiba-tiba saja terputus
" Siapapun nama mu.. mama mu.." Menatap kosong kearah pria tadi
" Ada apa dengan ibu ku? Apa nya?"
" Telp nya terputus.. , sebaik nya kau cepat bergegas ke perempatan jalan yang biasa ibu mu sering lewati"
" Apa? Apa kau melihat penglihatan? Karena teman-teman ku mengatakan hal itu pada ku?" Verlita berbicara setelah pria tadi pergi terburu-buru
" Hmm.. iya.. terkadang aku bisa melihat nya saat aku menatap mata lawan bicara ku, atau dari kontak fisik dengan mereka,"
" Jangan-jangan kau memang anak kandung mereka? Bagaimana mungkin kau juga mempunyai kemampuan yang sama jika kalian sama sekali tidak terikat oleh tali persaudaraan?"
" Seperti nya ada yang aneh Verlita.."
"Apa nya yang aneh?"
" Kenapa hari ini tenang sekali ya..? perasaan ku jadi tidak enak"