Awal bulan... Laporan bulanan lagi... Ah, stres!
Selamat membaca, silahkan vote.
______________________________________
*Zzzaarrrrr!*
*Glaaarrrrr!*
Arka langsung mengeluarkan aura hitam dari tubuhnya, bersiap untuk menyerang Holy Titan Zeliarus. Melihat Arka baik-baik saja, Ren yang baru saja terkena serangan mental dari Zeliarus, segera membaik dan mengembalikan semangat juangnya lagi. Aura api biru yang berkobar kembali menyelubungi seluruh tubuhnya yang tertutup rambut lebat berwarna coklat terang.
"Rrrooaaaarrr!!!" Ren meraung sangat nyaring.
Arka menoleh ke arah Syla dan yang lainnya, masih disibukkan dengan para Holy Shuja yang sepertinya sangat enggan untuk kalah.
"SYLA! KALO UDAH KELAR, BANTU SINI YAA!" Arka berteriak kepada Syla. Dan Syla hanya mengangguk menjawabnya.
*Ziiiiinnn*
Sementara, Holy Titan Zeliarus sudah mengarahkan ujung pedangnya yang bercahaya ke arah Arka dan Ren. Energi light magic berkumpul di sebuah titik sekitar beberapa centimeter dari ujung pedang itu. Sedetik kemudian, tembakan light magic dilepaskan ke arah Arka dan Ren.
Dengan kecepatan cahaya, light magic itu mencapai lokasi dimana Arka dan Ren berada.
*BLEGAAAAARRRR!!!*
Untungnya, baik Arka yang berada dalam wujud demon-nya maupun Ren dalam wujud rubahnya, sudah terlebih dahulu beranjak dari lokasi itu. Mereka berpencar. Arka ke arah kanan dan Ren le arah kiri. Mereka tidak hanya menghindar dan berada pada posisi bertahan, tapi mereka juga mendekati Zeliarus sambil mengirimkan serangan balasan dengan tujuan agar Zeliarus tidak leluasa untuk terus menyerang mereka.
"Grraaahhll!" Ren menembakkan bola vakum yang merupakan space time magic, selayaknya "black hole" yang mampu membuat apapun yang disentuhnya lenyap karena dipindahkan ke dimensi lain entah dimana.
"Demonic Cannon!" Arka menembakkan dark magic sambil terbang mendekati Zeliarus. Selain itu, ia juga menggunakan kekuatan dari para elemental spirit untuk menyerang. "Ancient Tornado! Ancient Earthfall! Ancient Tsunami! Ancient Inferno!"
*DEBUUUMM*
*DHUAAAARRR*
*BLEGAAAARR*
*BYAAARRR*
Berbagai elemen magic ditembakkan oleh Arka. Dengan bantuan dari serangan Ren yang menyebabkan pelindung pada tubuh Zeliarus menjadi bolong-bolong, serangan-serangan dari Arka menjadi semakin efektif mengenai Zeliarus.
Daratan bergetar hebat, seolah sedang terjadi pergeseran antar benua. Arah tiupan angin kencang tak lagi dapat diketahui. Awan gelap di langitpun terpecah berhamburan ke seluruh penjuru langit. Dampak dari kekuatan magic yang begitu besar dari Arka dan Ren telah mengganggu keseimbangan alam di sekitar sana.
Namun itu tak bertahan lama. Karena yang berikutnya terjadi sangat mengecewakan.
Semua serangan Arka dan Ren hanya menghantam barrier light magic tebal yang terus-menerus memperbaiki kerusakan pada permukaannya. Membuatnya menjadi tidak dapat terpenetrasi.
Ternyata, semua serangan dari Arka dan Ren sangat tidak efektif!
"REN, ADA IDE?" Tanya Arka masih dengan suara parau jeleknya.
"Ar, dia punya pelindung yang akan kembali seperti semula walaupun udah dihancurin. Waktu perbaikannya juga cepat banget. Seranganku bisa bikin celah di pelindungnya, tapi durasinya sangat pendek sebelum celah itu tertutup lagi." Ren menjawab via telepati.
"OK. KASIH ABA-ABA KALO UDAH MA--"
"Sekarang!"
"E-EH! AKU BELU--"
"GRRAAAHHRR!!!"
Mengabaikan kesiapan Arka, Ren sudah langsung memulai serangan kombinasi mereka berdua. Ren kembali menembakkan bola vakum ke arah Zeliarus. Arka langsung kalang kabut mengikuti serangan Ren agar dapat mendapatkan timing menyerang yang tepat. Karena kesempatan yang dimiliki Arka hanya sesaat.
*Wuuuuussss*
Arka berusaha sekuat tenaga mengekor di belakang tembakan bola vakum Ren yang sangat cepat. Urat di lehernya sampai keluar semua. Pembuluh darah di jidatnya sampai membengkak seakan mau pecah. Arka sampai ngeden karena harus terbang dengan cepat. Untung tidak cipirit. Hanya terkencing setetes.
"AUTHOR GOBLOK NGOMONG APA SIH!?" Bentak Arka.
Akan tetapi, Zeliarus tidak pasrah menunggu.
*ZZZIIIIINNN!!!*
*JEDAAAARRR!!!*
Sang Holy Titan Zeliarus menembakkan light magic dengan kekuatan sangat tinggi ke arah tembakan bola vakum Ren. Menghantam keras hingga kedua energi dahsyat itu saling meledakkan dan meniadakan.
Ren tidak berhenti sampai di situ. Dia terus bergerak dengan sangat cepat dalam wujud rubah violet raksasa untuk mencari posisi menembak lagi. Mencari sisi yang tidak terlindungi oleh Zeliarus.
"Graaahr! Grraahr! Grrraaahr!"
*JEDAR JEDAR JEDAAARRR!!!*
Tapi sayangnya, Zeliarus sudah menjadi lebih kuat dan lebih cepat daripada sebelumnya. Setelah perubahan wujudnya, seluruh aspek dari tubuhnya mengalami peningkatan.
Untuk Arka sendiri... Dimana Arka? Di sana. Di dekat lokasi ledakan-ledakan itu.
"WOY BANGSHAAAT!!! ADOOOHHH!!! ZELIARUS KEPARAAAT!!! DIAM AJA KAU ANJEENG!!! DIAM BENTAR AJA BIAR AKU BISA NGEBUNUHMU!!!" Arka frustrasi.
Arka pontang-panting menghindari ledakan-ledakan yang terjadi. Di satu sisi dia harus menghindar, tapi di sisi lain dia harus bisa memanfaatkan kesempatan sepersekian detik apabila hal itu muncul.
Alhasil, sambil mengikuti arah serangan Ren, dia juga harus melindungi diri dari ledakan energi yang dahsyat. Karena terakhir kali dia kena serangan Zeliarus, badan demon miliknya langsung remuk. Untung saja Arka dapat menggunakan dark magic yang dimilikinya untuk memperbaiki bagian tubuh yang rusak. Karena tubuhnya sekarang bukan lagi tubuh manusia, melainkan tubuh demon yang terbentuk dari dark magic murni.
*JEDAR JEDAR JEDAR JEDAARR!!!*
Hal yang serupa terus terjadi. Jangankan membuat celah di pertahanan Zeliarus. Mengenainya saja masih belum bisa. Meskipun Ren sudah berusaha sangat keras.
Zeliarus tampak sudah mulai bosan dengan pertarungan tembak-menembak ini. Dia mengangkat pedangnya, dan melompat menuju Ren. Ternyata, kecepatannya mampu mengimbangi kecepatan Ren! Ren berusaha menghindar tapi Zeliarus bisa terus mengikutinya!
Cahaya dari mata Zeliarus yang berwarna keemasan meninggalkan siluet setiap kali ia bergerak. Siluet itu menciptakan garis-garis keemasan di lokasi yang ditinggalkannya sedetik yang lalu. Jika dilihat dari jauh, akan tampak garis besar berwarna violet yang dikejar oleh garis kecil keemasan.
Dan akhirnya Ren terkejar! Zeliarus mengayunkan pedangnya untuk menebas Ren!
Dengan kekuatan yang sekarang sudah menjadi lebih besar daripada Ren, mustahil tebasan pedangnya dapat dihindari ataupun ditangkis oleh Ren.
*Shuuusssshh*
Tebasan secepat kilat berayun menuju leher Ren yang tertutup rambut lebat berwarna coklat muda. Jika tebasan ini mengenainya, habis sudah nyawa Ren.
Terpenggal dan kehilangan nyawa di medan perang memang bukanlah hal buruk bagi seorang petarung. Namun, apakah itu tidak apa-apa bagi orang yang ditinggalkan? Tentu tidak. Kehilangan tetaplah kehilangan. Kehilangan akan melahirkan kesedihan. Dan kesedihan mampu membuat dunia yang berwarna-warni ini menjadi monokrom. Terutama bagi semua orang yang mencintainya, terlebih Arka.
*TAAAANNNGGG!!!*
Arka yang melihatnya, langsung mengubah arah terbangnya seketika. Dalam sekejap, Arka menciptakan sebuah pedang iblis yang besar, melebihi proporsi tubuhnya, lalu menangkis tebasan pedang Zeliarus terhadap Ren menggunakan pedang yang terbuat dari dark magic murni.
"REN! MENJAUH!" Arka memerintahkan Ren agar menjaga jarak dari Zeliarus sambil berusaha keras menahan pedang Zeliarus.
Ren pun dengan sigap melompat mundur sambil kembali menembakkan bola vakum ke arah Zeliarus.
Tapi Zeliarus bukan monster bodoh. Tangan yang tidak memegang pedang ia gunakan untuk menepis serangan Ren menggunakan light magic.
Setelah memastikan Ren berada di posisi aman, Arka menarik pedang iblisnya dari pedang bercahaya milik Zeliarus. Ia melompat ke samping kiri Zeliarus dan mengirimkan tebasan ke bagian ankle Zeliarus. Arka tahu bahwa bagian itu tidak terlindungi. Tangan kanan Zeliarus masih memegang pedang yang barusan beradu dengan pedang Arka, sedangkan tangan kirinya baru saja menepis serangan Ren.
*Shaash!*
Karena tebasan Arka sangat cepat, wujud asli pedangnya menjadi tak terlihat dan berubah menjadi sekelebat bayangan hitam.
*Bhakk!*
Namun Arka lupa! Arka lupa bahwa Zeliarus bukanlah monster bodoh yang lemah! Kaki Zeliarus yang awalnya menjadi target serangan Arka, malah lebih dahulu menendang tubuh Arka sebelum bilah pedang Arka mampu menggoresnya! Arka pun terpental tinggi merobek awan di atasnya!
Dan di ujung bagian kaki yang digunakan Zeliarus untuk menendang Arka, tersisa sedikit bercak cairan hitam. Sedikit dan tidak signifikan dibanding kaki raksasa dari Holy Titan Zeliarus. Namun, karena tubuh Zeliarus berwarna putih dan bercahaya putih terang, setitik bercak hitam itu masih terlihat jelas.
Arka muntah darah hanya dengan sekali tendangan!
"ARKAAAAAA!!!" Ren yang menjadi saksi hidup kejadian barusan, meraung keras memanggil kekasihnya yang terpental ke langit dengan raungan monster yang tak begitu jelas lafalnya.
Di kejauhan, Syla, seperti memiliki sebuah ikatan batin dengan Arka, juga merasakan sesuatu yang buruk sedang terjadi dengan kekasihnya. Ia langsung membunuh Holy Shuja yang mendekatinya dengan kekuatan yang berlebihan, kemudian menoleh ke langit. Seakan tahu persis bahwa Arka sedang berada di sana.
"ARKAAAA!!!" Syla juga berteriak memanggil nama Arka. Lalu ia terbang meninggalkan medan perangnya untuk menjemput Arka yang sudah tak terlihat lagi karena tertutup awan.
*Whuuuussss!*
Sayap cahaya keemasan Syla melebar hingga berukuran dua kali dari sebelumnya. Kecepatan terbangnya juga meningkat pesat. Syla menembus berlapis-lapis awan dalam sekejap hingga akhirnya ia melihat sebuah titik hitam di tengah-tengah birunya langit yang sudah tak ada awannya lagi.
"Arka! Kamu nggak apa-apa!?" Syla menangis setelah memeluk Arka yang sedang meluncur di udara tidak berdaya, dengan cairan hitam keluar dari hidung dan mulutnya. Air mata bercahaya keemasan menetes dari dagu Syla ke wajah Arka. "Arka! Tolong bertahan! Jangan tinggalin akuuu! Aku akan nyari bantuan buat nyelamatkan kamuuu!"
***
*
Whuuuussshhh*
Ah... Gila...
Kekuatan eksplosif monster bangsat itu... Di luar antisipasiku...
Aku tahu aku sedang melayang di udara sekarang...
Aku bisa merasakan energi kehidupanku semakin lama semakin memudar...
Aku hanya tidak melihatnya, kenapa aku bisa seperti ini...
Padahal, yang terakhir kuketahui adalah, aku hampir saja menebas kakinya...
Rencanaku tadi, setelah menebas kakinya, aku akan melompat untuk menjangkau bagian tubuhnya yang lebih tinggi. Lalu menebasnya. Kemudian melompat lebih tinggi lagi, menebasnya lagi. Hingga aku sampai di dekat biji-biji bergelantungan dari monster itu, dan kukebiri dia supaya menjadi monster mandul...
Tapi kenapa tiba-tiba aku yang jadi begini...
Aku tidak habis pikir...
Ah, ini dia... Ya, sensasi ini... Persis seperti waktu aku mati untuk yang pertama kalinya...
Datang...
Kematianku sudah datang...
Semuanya... Menjadi gelap...
...
...
...
Arkanava Kardia!
He?
Kenapa engkau selemah ini? Bukankah aku sudah memberikan blessing untuk bisa mengeluarkan seluruh potensi kekuatanmu agar dapat engkau kendalikan? Hanya monster replika selemah itu, engkau tak mampu membunuhnya?
Y-Yang Mulia Vioraze!?
Jawab pertanyaanku!
E-engg... Ng-nganu, Yang Mulia... H-hamba sendiri tidak mengetahui apa yang terjadi sampai hamba bisa menjadi seperti ini... Ti-tiba-tiba... Jadi begini...
Aku sudah pernah mengatakannya, bukan? Dua wanita itu yang akan membantumu.
M-maksud Yang Mulia... Ren? Syla?
Tentu saja mereka. Siapa lagi?
O-oh... Me-memang mereka berdua sudah menjadi lebih kuat melebihi ekspektasi hamba, Yang Mulia... Syla sudah menjadi High Elf, dan Ren, sepertinya ia juga sudah mampu mengeluarkan kekuatannya yang sesungguhnya. Ta--
Maka gunakanlah mereka.
--Tapi mereka berdua juga sudah... Eh? Gunakan mereka? Gunakan, maksudnya? Bagaimana, Yang Mulia Vioraze?
Apakah aku harus mengejanya untukmu?
***BERSAMBUNG***