"RRRAAAAAAAAAAARRRRRR!!!"
*Zuup!*
Serangan dari Holy Titan Zeliarus dilenyapkan seperti tak pernah dikeluarkan sama sekali. Lenyap bagaikan mimpi yang diakhiri oleh mentari pagi. Bagai tak pernah ada, tak pernah terjadi. Hanya menyisakan memori berkabut tentang kisahnya.
Serangan light magic dengan kekuatan yang sangat dahsyat dihentikan dengan sebuah raungan keras. Sepertinya, pemilik raungan itu sedang melindungi Arka yang masih berada di bawah reruntuhan batu.
Di sana, di antara Holy Titan Zeliarus dan reruntuhan batu yang menimbun Arka, berdiri melintang seekor monster berkaki empat dengan wajahnya menoleh ke arah Zeliarus. Seluruh tubuhnya seolah terbakar oleh api biru keunguan. Bulu lebat di tubuh monster itu berayun-ayun mengikuti lambaian api di tubuhnya.
Seekor monster berkaki empat, dengan bulu-bulu lebat berwarna coklat keemasan, menatap tajam penuh amarah ke arah Zeliarus. Taring-taringnya dipamerkan. Bagian di antara kedua matanya berkerut, menunjukkan permusuhan yang dipenuhi kebencian kepada Zeliarus. Monster tersebut menggeram dengan nada rendah yang mengintimidasi. Seluruh cakar di kakinya mencuat dan tertanam di tanah tempatnya berpijak.
Selain tubuhnya yang seperti terbakar api biru, terdapat juga bola-bola api biru kecil yang bergerak mengitarinya secara perlahan.
Meskipun secara ukuran masih kalah jauh dengan Zeliarus, tapi tak dapat dipungkiri lagi bahwa monster berkaki empat itu memiliki kekuatan yang mampu merival Holy Titan Zeliarus. Dan menster itu masih berdiri di tempatnya tanpa menggerakkan satu inci ototpun.
"GRRRRRHHHH... JANGAN SENTUH ARKA-KU!!!" Tiba-tiba monster berkaki empat itu berteriak setelah beberapa saat sebelumnya hanya menggeram.
Jangan sentuh Arka-ku. Kata-kata itu tidak terdengar jelas oleh semua orang yang ada di medan perang, namun semua orang yang mendengarnya mengerti. Monster itu, memang benar ia sedang melindungi Arka. Bahkan, tampaknya ia benar-benar mengenal Arka.
Siapa monster itu?
Monster berkaki empat dan berbulu lebat yang diselubungi api berwarna keunguan. Monster itu memiliki wujud seperti monster rubah raksasa. Bukan Kyuubi kok. Ekornya cuman satu. Jangan sotoy ya kamu.
Tentu saja, dia adalah Ren. Istrinya Arka, Renia Misha. Wujudnya telah bermetamorfosis dari humanoid menjadi monster rubah seutuhnya. Dengan bantuan mistis dari suara misterius sebelumnya, entah apa yang dilakukan pemilik suara misterius itu, Ren jadi dapat membuka segel kekuatan terlarang yang sebenarnya selama ini selalu tersimpan jauh di dalam jiwanya.
Namun, apakah Holy Titan Zeliarus mematuhi kata-kata Ren barusan? Zeliarus bukan anjing peliharaan yang patuh. Dia adalah monster raksasa humanoid yang memiliki kekuatan maha dahsyat.
Tanpa ragu, Zeliarus menembakkan serangan light magic yang ketiga. Namun kali ini diarahkan kepada Ren.
Serangan Zeliarus kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Jika sebelumnya ia menggunakan energi dari dua tangan yang dijadiin satu, kali ini ia menembakkan energi dari kedua tangannya secara terpisah dan bergantian.
*Ziing! Ziing! Ziing! Ziing!*
*Dhuarr dhuarr dhuar dhuarrr!*
Target serangannya adalah Ren yang telah berubah wujud menjadi Violet Vixed. Atau, bisa dikatakan merupakan wujud aslinya.
Tembakan light magic beruntun dari Zeliarus memanglah sangat cepat. Tapi monster rubah yang menjadi musuhnya, bukan kaleng-kaleng. Ren menjadi sangat lincah dan gesit. Setiap tembakan light magic Zeliarus dapat dihindarinya tanpa perlu berkeringat. Bahkan Ren dengan sengaja membuat arah serangan Zeliarus semakin menjauhi lokasi Arka.
Setelah Ren berubah menjadi Violet Vixen, ia dapat merasakan energi magic di sekitarnya dengan jelas. Dia mengetahui arah aliran magic di sekitarnya sehingga ia dapat menentukan kemana arah serangan magic berikutnya akan mendarat.
Di samping itu, dia juga menjadi mampu merasakan dark magic Arka di bawah reruntuhan batu. Dark magic Arka masih sangat kuat. Oleh karena itu, Ren yakin bahwa Arka masih hidup tapi belum mau atau belum bisa bergerak keluar dari reruntuhan batu. Dan saat ini, kemungkinan Arka sedang menyembuhkan dirinya dengan dark magic yang dimilikinya. Yaa, seperti Arka.
*Dhuar dhuar dhuar!*
Serangan demi serangan masih terus dilancarkan Holy Titan Zeliarus. Dan Ren masih dapat menghindari tiap-tiap serangan itu dengan elegan. Setelah beberapa lama seperti itu, akhirnya Zeliarus merasa bosan. Dan diapun...
"GRROOOOOOOHHH!!!" Zeliarus menghentikan serangannya, mengkontraksikan seluruh tubuhnya, dan berteriak sangat nyaring.
Seketika, auranya mengamuk dan berubah menjadi lebih pekat dan tebal.
Ren tidak hanya berdiri diam menonton. Tapi dia memanfaatkan kesempatan ini untuk melontarkan serangan balik.
"RRRAAAWWRR!!!" Ren berlari lalu melompat ke arah kaki kanan Zeliarus. Cakarnya yang tajam langsung menyayat bagian di bawah lutut Zeliarus.
*Shash!*
Cakaran Ren yang sudah berubah menjadi Violet Vixen merobek tungkai Zeliarus tanpa ada tahanan ataupun gesekan. Ada magic yang terimbuhkan pada serangan Ren.
Dan magic itu adalah Space Time Magic.
Space Time Magic adalah elemen magic yang telah dihapuskan dari dunia ini. Ilmu magic yang telah dirantai, dikunci, dan disembunyikan jauh di dalam lubang tak berujung oleh para tetua terdahulu. Magic ini terlalu kuat dan bisa membawa malapetaka apabila berada di tangan yang salah.
Namun kini, Ren dapat menggunakannya seperti halnya ia bernafas. Sangat natural dan efektif.
Sesungguhnya, yang digunakan oleh Ren untuk menganihilasi serangan Zeliarus di awal juga merupakan time space magic. Raungan Ren menembakkan space time magic menghadang light magic Zeliarus, mengirimkannya ke dimensi lain yang tak berpenghuni. Sehingga, sekilas hanya terlihat bahwa serangan light magic Zeliarus menghilang lenyap. Padahal hanya dipindahkan ke dimensi lain.
Hal serupa juga terjadi pada cakaran Ren barusan. Bukan tajamnya cakar yang merobek tungkai Zeliarus. Namun sebenarnya yang terjadi adalah, segala hal yang disentuh oleh cakar Ren dapat dilenyapkan dengan memindahkan bagian yang menyentuh cakarnya tersebut ke dimensi lain.
Setiap serangan Ren adalah serangan yang sangat mematikan.
Namun sayangnya Zeliarus bukan monster kroco. Dia adalah salah satu monster bos dari monster-monster yang turun dari langit beberapa waktu sebelumnya.
Cakaran Ren masih terlalu dangkal untuk dapat menembus barrier light magic pada tubuh Zeliarus. Ya, yang lenyap oleh serangan Dimension Claw Ren barusan hanyalah barrier light magic. Dan dalam sekejap, barrier yang lenyap tersebut sudah kembali tertutup rapi.
"RRRRRRAAWRR!!!" Ren tidak terkejut, apalagi berhenti sampai di situ saja.
Ren melompat, berlari, dan meliuk-liuk untuk menghindari serangan fisik Zeliarus yang kini telah menjadi sekian kali lebih cepat dan lebih kuat setelah meningkatkan auranya barusan. Sambil mencari celah untuk memberikan serangan balasan.
*Shash! Shash! Shash!*
Cakaran kuku dan gigitan taring dari Ren menyebabkan light magic barrier di tubuh Zeliarus menjadi bolong-bolong di sana sini. Meskipun barrier tersebut diperbaiki secara terus-menerus dengan sangat cepat, serangan Ren masih lebih cepat daripada itu. Ren berusaha mencicil damage pada Zeliarus dengan memanfaatkan kecepatannya.
Lama-kelamaan, situasi semakin berbalik. Zeliarus seperti bukan lagi monster yang menakutkan. Syla dan yang lainnya mulai bisa tersenyum sambil terus menjatuhkan para Holy Shuja yang kini sudah tidak lagi mendapatkan perhatian dari Holy Titan Zeliarus. Karena Zeliarus terlalu sibuk melawan Ren, dia tidak sempat lagi memberikan Heal kepada para Holy Shuja.
Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Syla, Cyane, para murid kelas Z, dan beberapa orang Pasukan Khusus Pengawal Raja yang berhasil menumbangkan satu demi satu Holy Shuja. Semakin lama, jumlah kedua kubu semakin seimbang meskipun kekuatan tempur kolektif mereka masih sebelas dua belas.
"Pelatih Syla! Aku merasakan perubahan intensitas dan arus aliran Qi pada monster itu!" Quinta, satu-satunya orang yang dapat merasakan Qi dari musuhnya, mengatakan kepada Syla.
"Maksudmu? Dia jadi tambah kuat?" Tanya Syla kepada Quinta tanpa mengalihkan perhatiannya dari musuh-musuh di hadapannya.
"Ya! Dan sepertinya dia akan melakukan sesuatu yang akan membahayakan Monster Rubah yang membantu kita!" Jawab Quinta dengan ekspresi ketakutan.
Syla melompat tinggi untuk menjauhi musuh-musuhnya selama beberapa saat. Lalu ia berteriak ke arah Monster Rubah yang memiliki aura berwarna violet di kejauhan, sedang bertarung melawan Holy Titan Zeliarus.
"Ren! Hati-hati! Menjauh dari monster itu!" Teriak Syla selama melayang di udara.
Ren yang masih berwujud sebagai rubah raksasa, mendengar ucapan Syla dengan sangat jelas meskipun hanya terdengar sayup-sayup. Kemampuan pendengarannya, dibarengi dengan kemampuan space time magic miliknya yang dapat merasakan apapun di ruang lingkup sekitarnya, adalah faktor yang menyebabkan peningkatan kemampuan semua indera yang dimilikinya.
Tanpa menunggu lagi, Ren langsung melompat menjauhi Holy Titan Zeliarus dengan keempat kakinya. Di saat yang sama dengan mulainya Ren melompat, Zeliarus mengangkat tangan kanannya dengan mengacungkan greatsword-nya menunjuk langit. Secara instan pula, sebuah cahaya putih langsung turun dari langit menyambar pedang itu.
*ZZUDAAAAAAARRRRRR!!!*
Sekilas seperti sambaran petir. Namun sinar yang jatuh tidak berbelok-belok dan bercabang-cabang selayaknya petir. Hanya sinar yang lurus saja. Dan tepat ketika ujung sinar itu bersentuhan dengan ujung pedang besar milik Zeliarus yang diacungkannya barusan, sebuah ledakan magic maha dahsyat menghancurkan area luas di sekeliling Holy Titan Zeliarus.
Serangan light magic Zeliarus kali ini sekilas terlihat seperti aliran air dari kran yang dibuka lebar, lalu menghantam ke tanah dan menyebar ke sekitarnya. Akibat dari peristiwa itu, tanah di sekitar Zeliarus menjadi cekung dan tak berbentuk lagi. Apabila dilihat dari atas, seluruh area di sekitar Zeliarus sudah menjadi kawah, dan yang tersisa hanyalah di bagian tengahnya dimana ia sedang berdiri.
Seluruh tubuh Holy Titan Zeliarus mendadak menyusut menjadi setengah dari ukuran sebelumnya. Memadat dan menjadi jauh lebih kuat meskipun lebih kecil. Tapi kecil di sini bukanlah makna kecil yang sesungguhnya. Karena kenyataannya, meskipun sudah menyusut, tubuhnya masih berukuran raksasa. Ditambah lagi aura light magic yang kini lebih pekat. Mencerminkan bahwa kekuatan Holy Titan Zeliarus telah menjadi beberapa kali lebih besar setelah menerima sambaran cahaya dari langit barusan.
Sementara Ren yang sudah mengambil jarak cukup jauh dari Zeliarus, juga masih terkena hantaman light magic tersebut. Seluruh tubuh Ren terlempar jauh oleh hantaman keras itu. Bagaikan api kecil yang diguyur air, aura api ungu yang tadinya menyelimuti tubuh Ren langsung padam. Meskipun jarak antara mereka sudah cukup jauh, kekuatan light magic yang menghantam Ren masih sangat kuat. Tak terbayangkan lagi apa jadinya jika Quinta tidak mendeteksi perubahan Qi dan Syla tidak berteriak untuk memperingatkan Ren agar menjauh dari Zeliarus.
Mungkin, hanya sayounara lah yang dapat diucapkan kepada Ren.
*Wuuuusss*
Ren masih terpental di udara dalam wujud Rubah Raksasanya yang sudah terlihat jauh lebih pucat tanpa aura. Serangan Zeliarus barusan tidak hanya menyerang fisik Ren, tapi juga menyerang mental Ren hingga semangat juangnya pudar seperti sekarang.
Tapi tiba-tiba...
*TAPP!*
Terlemparnya tubuh Ren itu tiba-tiba berhenti, tertahan oleh sesuatu. Dan kini, ia hanya melayang diam di udara. Sesaat kemudian, Ren mendengar suara ganjil yang sudah tak asing lagi baginya.
"ENGG... KAMU REN, KAN? MAKASIH YA YANG TADI..." Suara parau dan berat, dari sosok iblis berwarna hitam dengan sepasang sayap kelelawar berkepak-kepak perlahan di punggungnya.
"Arkaaa... Kamu baik-baik aja, kan? Eh, tunggu... Kamu nggak yakin kalo ini aku? Tadi kamu kayaknya ragu kalo ini aku. Kamu nggak kenal sama istrimu, Ar?" Dengan intonasi yang menunjukkan kecemasan, Ren berbicara melalui telepati kepada Arka karena mulut monster yang dimiliki Ren tidak mampu berbicara bahasa manusia.
"HE? A-AH, KAMU BISA AJA... P-PASTI AKU TAU DONG, KALO KAMU REN... W-WALAUPUN KAMU BERUBAH... JADI ANJING. HM. YA. DARI AWAL AKU YAKIN KALO KAMU REN." Arka menjawab dengan suara parau, berat, serak, dan sedikit terbata.
"Tuh kan... Kamu ragu tadi... Udahlah Ar, aku tau kok kalo kamu sempet ragu tadi... OH SATU LAGI, AKU BUKAN ANJING! AKU RUBAH!" Ucap Ren lagi via telepati, merajuk.
"AH-AHAHAHA... UDAHLAH REN, JANGAN PERMASALAHIN HAL-HAL KECIL GITULAH... KAMU TETEP IMUT KOK... U-UDAH, UDAH. ITU, ADA MONSTER YANG HARUS KITA KALAHIN DULU." Mereka berdua menoleh ke arah Holy Titan Zeliarus.
Dasar makhluk-makhluk goblok nggak ngotak, sempat-sempatnya mereka flirting di tengah-tengah pertempuran begini.
***BERSAMBUNG***