Vote dan komentar ya... Jangan malu-malu haha...
Selamat membaca!
_______________________________________
*DEBUUMM!!!*
*BLEGAAARR!!!*
*DHUAARR!!!*
*DEBLAAARR!!!*
*JEDAARR!!!*
*BOOOM!!!*
Area yang sebelumnya rata, kini telah hancur. Arena turnamenpun kini sudah tak berbentuk lagi. Hanya berupa tanah dengan kawah-kawah hancur yang tersisa. Pertempuran antara pasukan yang dipimpin oleh Syla melawan Tentara Langit berlangsung begitu intens.
Bisa dikatakan bahwa perang kali ini adalah salah satu yang terdahsyat dalam beberapa ratus tahun terakhir. Jumlah yang berperang tidak banyak. Sedikit, malah. Namun kekuatan tempur masing-masing personil begitu besar. Untuk perbandingan, seratus personil Holy Shuja akan dengan mudah dapat menaklukkan satu juta pasukan manusia. Dalam waktu singkat.
"""Mana Sheath!!!""" Semua siswa Kelas Z langsung mengaktifkan skill self-buff yang telah diajarkan oleh Arka sebelumnya.
Untungnya, manusia yang mereka lawan kali ini bukan lagi manusia biasa. Memang awalnya mereka hanyalah manusia biasa. Namun setelah mendapatkan efek dari blessing Arka, ditambah buff dari Liviara, ditambah lagi dengan buff Mana Sheath mereka, seketika kekuatan mereka semua berubah menjadi setara monster kelas B.
Praktis, peperangan ini adalah pertempuran antara ratusan monster kelas B melawan sesama monster kelas B apabila kita hanya melihat dari kekuatannya.
"Expert STR Up! Expert AGI Up! Expert INT Up! Expert DEX Up! Expert VIT Up! Damage Amplify! Angel's Embrace!"
Liviara selalu memberikan skill buff kepada semua orang. Setiap kali durasi buff habis, ia langsung memperbaruinya. Pasukan Syla yang telah mendapat buff dari blessing Dark Vassal, masih diperkuat lagi menggunakan Support Magic dari Liv. Membuat kekuatan mereka semakin meningkat lebih jauh lagi. Liv juga selalu mengawasi apabila ada bahaya yang mengancam rekan-rekannya. Saat itu terjadi, ia akan memberikan support magic untuk melindungi rekannya.
"Shining Ray Slash!" Revon mengayunkan greatsword-nya yang sudah diselubungi energi neutral magic dosis tinggi.
*Zudaaarrr!*
Sebagian besar Holy Shuja yang berada di AoE serangan Revon masih sempat menghindar. Hanya Dua Holy Shuja yang terkena serangan Revon saja yang langsung terlempar. Tapi mereka segera bangkit seperti boneka yang ditarik kembali talinya.
"Magic Shell!" Liv memberikan pelindung pada tubuh Revon yang masih belum sempat mengembalikan posturnya setelah menggunakan Shining Ray Slash.
*Deeng!*
"Wooh! Makasih, Tuan Putri!" Ucap Revon kepada Liv
"Panggil Liv saja!" Balas Liviara.
Revon tak menjawabnya, tapi langsung menyerang Holy Shuja yang lain.
Pelindung tadi diberikan Liviara tepat sebelum sebuah pedang menebas kepala Revon dari belakang. Revon terselamatkan. Tapi Revon belum bisa senang dulu. Karena skill Liviara tadi memiliki cooldown yang tidak sebentar dan hanya bisa menahan satu serangan fatal saja setiap dikeluarkan.
Revon berusaha memberikan serangan balasan, tapi serangan berikutnya dari Holy Shuja yang menyerangnya barusan masih lebih cepat dari serangan balasan Revon. Meskipun Revon mengenakan Fallen Exoskeleton dari Arka, serangan telak seperti ini tetap dapat melukainya. Terutama akibat benturan yang akan terjadi.
"Ice Prison!" Dari jauh, Alex membekukan seluruh tubuh Holy Shuja yang menyerang Revon. Saat itu, jarak bilah pedang Holy Shuja hanya berkisar 1 centimeter dari leher Revon.
Tidak jauh dari Revon, Quinta melihat kesempatan untuk menghancurkan satu Holy Shuja. Ia tak membuang-buang waktu lagi. "Energy Burst!"
*Daasss!*
Skill tembakan energi Qi yang merupakan skill tingkat atas dari Fighter dilancarkan oleh Quinta. Tubuh Holy Shuja yang terkurung di dalam bongkahan es sebelumnya, pecah berderai akibat serangan Quinta. Semua serangan Qi dapat menembus armor dan langsung merusak organ dalam musuhnya. Cairan berwarna putih susu keluar dari paruh Holy Shuja. Cairan itu merupakan darah mereka.
Satu Holy Shuja dapat dikalahkan.
Tapi, apalah artinya satu dari seratus lebih Holy Shuja?
"Felsy, kasih aku waktu beberapa detik aja!" Alex meminta bantuan perlindungan dari Felsy.
"Hah!" Felsy mengangguk, lalu dengan pergerakan sangat cepat tanpa bayangan, ia mengitari perimeter lokasi Alex berdiri dengan cepat.
"Meteor... Shower!"
Alex memanggil bongkahan-bongkahan batu raksasa dari luar angkasa. Puluhan batu raksasa berpijar meluncur ke daratan dengan kecepatan tinggi. Bersiap menghantam barisan belakang pasukan Holy Shuja.
Tapi lima Holy Shuja sudah berlari dengan cepat mendekati Alex. Alex tidak akan sempat menyelesaikan skill Meteor Shower. Dan benar saja, lima Holy Shuja itu langsung melompat secara bersamaan menerjang Alex. Target mereka dari awal memang Alex. Mereka tidak akan membiarkan Alex menyelesaikan rapalan mantra untuk Meteor Shower.
Karena, apabila sang Mage diganggu ketika sedang mengeluarkan skill magic-nya, saat konsentrasinya terpecah, maka energi magic tersebut akan lenyap dan kembali membaur dengan alam. Dengan kata lain, Meteor Shower akan lenyap!
Akan tetapi, tidak ada keraguan di wajah Alex. Ia tetap fokus merapalkan mantra dan melanjutkan turunnya meteor ke daratan. Apakah Alex sudah pasrah? Apakah Alex sudah memahami bahwa apapun yang akan dia lakukan untuk menyelamatkan nyawanya dari serangan lima Holy Shuja akan berujung sia-sia karena dia hanyalah Mage yang memiliki AGI dan VIT rendah?
*Dang! Dang! Dang! Dang! Dang!*
Namun, trayek lompatan serangan dari Holy Shuja seakan terhenti oleh tembok yang tak terlihat. Apa yang sebenarnya terjadi?
Felsy yang sudah berdiri di samping Alex hanya tersenyum. Felsy sudah memasang trap (perangkap) yang akan melindungi mereka berdua dari serangan Holy Shuja.
Yang pertama, adalah skill Trap: Razorblade Strings. Skill trap tingkat atas dari Rogue ini pada dasarnya ditujukan untuk menyerang musuhnya dengan benang logam yang tajam dan sekilas tak terlihat. Skill trap ini dapat menimbulkan instakill kepada musuhnya karena musuh yang terkena trap ini akan langsung tercincang-cincang menjadi potongan daging.
Namun kali ini berbeda. Karena Felsy memahami bahwa musuhnya tidak akan mati hanya dengan trap "murahan" seperti itu, ia membuat Razorblade String puluhan kali lebih banyak di satu tempat. Benang logam yang sangat kuat dan sekilas tak terlihat itu menjadi seperti anyaman halus dan menemboki sekeliling mereka. Menjadi selembar tembok yang sangat keras.
Dan trap yang kedua...
*Duar! Duar! Duar! Duar! Duar!*
Setelah para Holy Shuja menabrak tembok tak terlihat yang terbuat dari Razorblade Strings, tepat ketika mereka mendarat di tanah, muncul ledakan besar dari bawah kaki mereka masing-masing. Akibatnya, lima Holy Shuja yang menyerang mereka terpental jauh.
Hal ini dipersiapkan oleh Felsy dalam waktu yang sangat singkat untuk melindungi Alex selama ia mengeluarkan hujan meteornya. Meskipun damage yang diberikan Felsy kepada Holy Shuja tidak seberapa, tapi tujuan utamanya tercapai. Memberikan waktu kepada Alex.
Dan beberapa detik kemudian, Meteor Shower jatuh menimpa barisan belakang pasukan Holy Shuja.
*BLEGAR! BLEGAR! BLEGAR! BLEGAARR!!!*
Damage dari earth magic pada Meteor Shower terhadap monster berelemen light adalah netral. Artinya, damage penuh tanpa pengurangan atau penambahan telah diterima oleh puluhan Holy Shuja.
Sebenarnya, Meteor Shower biasa tidak akan mampu melukai makhluk sekuat Holy Shuja. Akan tetapi, Meteor Shower Alex ini bukan yang biasa. Ia meningkatkan input energi magic ke skill Meteor Shower-nya sehingga dapat memberi damage yang berkali-kali lipat lebih besar. Itulah sebabnya Alex membutuhkan waktu yang lebih lama dalam merapalkan mantra untuk skill tersebut.
Sayangnya, itupun hanya mampu mengurangi secuil HP yang tidak begitu signifikan dari para Holy Shuja. Yah, setidaknya secuil masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Lagipula, jumlah yang terkena Meteor Shower juga tidak sedikit. Masih worth it.
"Valdash! Joint Attack!" Teriak Halea dari atas punggung Minor Wind Dragon-nya, Valdash.
Di langit, Halea dan naganya mulai melakukan Joint Attack. Joint Attack merupakan serangan yang dilakukan secara bersama oleh Dragoon dengan naga yang ditungganginya. Skill ini membutuhkan ikatan yang sangat kuat antara Dragoon dan naganya. Selain itu, dibutuhkan pengertian yang sangat mendalam juga di antara keduanya. Dan yang lebih penting lagi, baik sang Dragoon maupun naganya harus bisa mensinkronisasi energi magic mereka menjadi satu frekuensi dan hal ini hanya dapat dilakukan oleh Dragoon yang telah mencapai fase enlightenment.
Untuk kasus Halea, dia masih sangat jauh dari fase itu. Tidak mungkin dia dapat melakukan Joint Attack bersama naganya jika bukan karena Dark Vassal. Bisa dikatakan, Halea memaksakan untuk mencapai fase enlightenment dengan memanfaatkan status point-nya yang sudah meningkat menjadi sangat tinggi saat ini.
Valdash mengerti maksud dan tujuan dari ucapan Halea tadi. Naga itu langsung bersiap mengambil ancang-ancang di udara untuk melakukan Joint Attack. Halea langsung melompat ke atas kepala Valdash. Ia menyiapkan tombaknya dan mengeluarkan energi wind magic dan fire magic terkuat yang dapat dikeluarkannya sekaligus.
Valdash langsung terbang menukik ke arah barisan para Holy Shuja yang baru saja terkena Meteor Shower-nya Alex. Dari bawah, Valdash dan Halea terlihat seperti sebuah komet yang tercipta dari wind magic dan fire magic. Mereka terbungkus oleh sesuatu seperti balon yang terbentuk dari energi magic berwarna hijau dan merah berselang-seling. Tapi, di bagian depannya berubah menjadi lancip. Di sanalah ujung halberd Halea berada.
Kini, mereka berdua terlihat seperti proyektil peluru yang siap menghantam daratan tanpa hambatan.
*Wiiiiing!!!*
*BLEGAAAAARRR!!!*
Satu serangan, satu ledakan, oleh dua makhluk berbeda yang menyatukan kekuatan. Para Holy Shuja yang masih terluka akibat Meteor Shower sebelumnya, telah menerima damage besar lainnya tanpa sempat bertindak apapun.
Kawah raksasa tercipta dari serangan Halea dan Valdash. Di sekelilingnya, terlihat puluhan Holy Shuja tergeletak lemah.
Untuk beberapa saat, semua orang terdiam.
"Berhasil... Kita berhasil..." Tanpa sadar, Anvily bergumam.
Valdash terduduk di tengah kawah raksasa yang mereka ciptakan. Halea berlutut dengan satu kaki menapak tanah di samping Valdash. Halberd-nya ia tancapkan tegak di sampingnya untuk membantu menopang tubuhnya. Halea terlihat ngos-ngosan. Ia memang terlalu banyak menggunakan energi magic kali ini. Dan benturan dahsyat tadi juga sudah membuatnya menerima damage yang lumayan.
"Nice, Halea! Alex juga! Udah banyak pasukan mereka yang tumbang! Sekarang, serahkan sisanya buat kami!" Felsy berteriak penuh semangat.
"""Yeaaahh!!!"""
Semua orang menjadi semakin semangat. Seperti menemukan oasis di tengah gurun pasir gersang, afek mereka kembali cerah. Seakan tenaga sudah kembali ke tubuh mereka yang lelah. Mereka sudah siap untuk menghabisi sisa dari Tentara Langit!
Tapi, tidak dengan Quinta.
Wajah Quinta semakin tegang. Quinta merasakan ada sesuatu yang aneh.
Di antara mereka semua, hanya Quinta yang mampu memanipulasi Qi. Oleh karena itu, untuk merasakan Qi di sekitarnya hanyalah seperti mainan anak-anak baginya. Ya, Quinta menatap kaku ke suatu titik. Ia merasakan pergolakan energi Qi yang begitu besar, begitu dahsyat di sana.
Malah, semakin ia merasakan energi Qi tersebut, Quinta menjadi semakin mual. Rasa mual karena tekanan energi Qi yang begitu tinggi. Energi Qi tersebut bercampur aduk dengan energi light magic. Sensasi yang ia rasakan seperti meremas lambungnya dan memaksa isi perutnya untuk termuntahkan.
"Glek..." Quinta menahan rasa mual itu dengan menelan liur di dalam mulutnya. Kemudian, ia menghirup nafas panjang untuk menenangkan energi Qi di tubuhnya yang ikut bergejolak. Ia memperhatikan rekan-rekannya yang terlihat belum menyadari sesuatu yang ia rasakan. Lalu, ia berteriak, "ANVI CEPAT HEAL HALEA!!! KALIAN SEMUA, BERHATI-HATI!!!"
***BERSAMBUNG***