Apa kabar semua? Gaskan lagi ya...
Selamat membaca!
_____________________________________
"Haaahhh!!!"
*Dang dang daaang!*
Waahh... Kekuatan apa ini!? Aku merasa tubuhku menjadi seringan udara, kemampuanku meningkat jadi seratus kali lebih tinggi! Dan Sarcova, greatsword kesayanganku ini rasanya menjadi begitu tajam hingga mampu membelah adamantium seperti hanya mengiris mentega! Aku juga hanya merasakan sedikit sakit ketika mendapat serangan dari mereka!
Aku merasakan euforia yang meledak-ledak setelah mencoba kekuatan baru ini. Pelatih Arka dapat meminjamkan kekuatan sebesar ini dengan mudahnya! Sehebat apa dia!? Apakah semua Petualang Plat Diamond sehebat dia? Tidak mungkin... Rogard yang seterkenal itu saja tidak ada apa-apanya dibanding Pelatih Arka!
Selain itu, tadi sebelum pergi, ia berubah wujud menjadi sosok demon tingkat atas. Dan di saat itu pula, aku merasakan lonjakan peningkatan kekuatan yang tak terlukiskan pada diriku. Energi magic tidak terbendung di dalam tubuhnya dan mengeluarkan aura yang menyesakkan nafas. Apakah dia titisan dari seorang Demon Lord? Ataukah dia salah satunya? Karena kekuatan itu, dan juga kekuatan yang diberikannya kepadaku ini, bukan hanya bercandaan. Ini kekuatan yang serius. Bukan main-main!
Bahkan saat ini, tubuhku bahkan serasa seperti bisa bergerak sebelum otakku memberikan perintah! Waktu reaksiku hampir mendekati nol!
"Awas, Revon!" Aku mendengar peringatan dari seorang gadis. Setelah aku menoleh, aku melihat bahwa yang berteriak itu adalah Anvily.
"Huup!" Tanpa ragu lagi, aku melompat dan berguling ke samping.
*Darr!*
Sebuah pedang menebas vertikal ke lokasi aku berdiri tadi. Menghancurkan tanah tempatku berdiri.
"Makasih, Anvi!" Aku berteriak kepada Anvily, dan langsung melancarkan serangan balik ke arah Holy Shuja yang menyerangku barusan. "Hurryaaaa!"
*Daangg!!!*
Dia menangkis seranganku dengan shield buckler di lengannya tanpa bergeming. Kuat sekali musuh kami. Bahkan setelah aku mendapatkan buff yang gila dari Pelatih Arka, mereka masih bisa mengimbangiku. Tunggu, mengimbangi? Apakah... Aku meremehkan mereka?
***
Sementara, di lokasi persembunyian para perampok...
"WAGOS, KUMPULIN SEMUA ORANGMU."
Arka memerintahkan Wagos untuk segera memanggil bawahannya agar berkumpul. Ia berencana untuk menggunakan semua perampok yang berada di bawah kepemimpinan Wagos sebagai tambahan personil. Tentu saja untuk melawan Tentara Langit.
"Baik, Tuan Arka." Wagos menundukkan kepalanya sesaat kepada Arka dengan hormat. Kemudian ia segera berlari ke ruangan yang terletak lebih masuk ke dalam dari sarang mereka itu. "Woi bangsat-bangsat! Sini kalian semua! Cepat kumpul!"
"Oh! Ketua sudah kembali! Kalian dengar perintah Ketua!? Cepat kumpul! Tinggalkan semua yang sedang kalian lakukan!"
"Haha... Ada apa bosque? Jangan marah-marah dong... Nanti mukamu yang udah menyeramkan itu jadi tambah jelek..."
"Jangan bercanda, njeng. Cepat! Kumpul di hadapan Ketua!"
"Nanti masakannya gosong, Ketua! Lima menit lagi!"
"Aku sedang berak! Sebentar aku cebok dulu!" Seseorang berteriak dari dalam toilet.
"Sebentar! Ketua! Aku udah mau keluar sebentar lagi! Kentang iniii!" Dari sebuah ruangan lainnya terdengar suara salah satu perampok yang sedang tersengal-sengal. Dari ruangan itu juga terdengar suara desahan seorang wanita.
Arka meeteskan setetes keringat di dahinya setelah mendengar itu. Kemudian perasaan amarah mulai menggerogoti kesabarannya. Pembuluh darah membengkak di jidatnya. Para perampok ini, mereka tidak tahu siapa "tuan" mereka!?
"BAJINGAN BRENGSEK! SINI KALIAN!!!" Arka berteriak kencang, meledakkan sedikit energi magic keluar darintubuhnya. Ia tak bisa bersabar lagi karena semakin lama ia berada di sini, nasib kedua istrinya beserta para siswanya semakin terancam.
*Drrrrrrdd...*
Semua bergetar setelah teriakan Arka. Para perampok itu langsung berlari terbirit-birit dan langsung bertekuk lutut di depan Arka. Ada yang belum pakai celana dan membawa serta bau semerbak tai. Ada juga yang masih bugil dengan titit ngaceng berdenyut-denyut. Laki-laki maupun perempuan, semua berkumpul di hadapan Arka yang masih berwujud demon.
Mereka sangat tidak disiplin. Yah, wajar, karena mereka hanya sekumpulan perampok yang tak berpendidikan pada dasarnya. Arka berbicara di dalam hati.
"Tuan Arka, maafkan bawahanku. Mereka semua sudah berkumpul." Bisik Wagos kepada Arka.
"KALIAN SEMUA, BERSUMPAH SETIA KEPADAKU. SEKARANG!" Suara parau Arka menggaung di ruangan itu. Membuat para perampok merinding ketakutan.
Setelah mendengar perintah Arka, mereka tidak punya pilihan lain selain mematuhinya. Karena, jika tidak mematuhinya, nasib mereka hanya akan berakhir di tangan demon beraura hitam pekat yang sedang berdiri di hadapan mereka itu.
Singkat cerita, pasukan perampok sudah menjadi bawahan Arka dan otomatis mendapatkan buff dari blessing Dark Vassal milik Arka.
Setelah Arka selesai melapisi seluruh tubuh mereka dan juga senjata mereka dengan dark magic menggunakan skill Darkness Creation, dia langsung membuka Teleportation Gate menuju Desa Kardia.
***
"Fiana! Aku udah berhasil nemuin resep buat bikin Tape Ketan yang pas!" Aku memanggil Fiana yang masih sibuk dengan memilih bibit yang paling bagus untuk kemudian ia budidayakan.
"Oh, ya? Mana tapenya, Grista? Aku mau coba!" Fiana merespon kata-kataku dengan penuh semangat.
Aku mengambil sampel tape yang sempurna. Menyuguhkannya pada sebuah piring kecil, dan menghidangkannya untuk Fiana. Fiana hanya diam, memperhatikan setiap gerak-gerikku.
"Kamu, Gris... Kamu bakal jadi istri yang baik..."
"Eh apa sih, Fiii... Kok tiba-tiba ngomong gituu..." Wah, aku malu mendengar kata-kata Fiana barusan!
"Iya... Arka bakal nyesel kalo nggak nikahin kamu. Eh, tapi dia udah punya Ren, yak... Hmmm... Tapi kamu lebih cocok jadi ibu rumah tangga dibanding Ren. Ya, bener." Fiana terus berbicara. Seperti sedang mengobrol dengan dirinya sendiri.
"Udah ah, Fiii... Sana coba dicicip..." Aku tidak mampu mendengar lebih banyak lagi kata-kata yang keluar dari mulut Fiana. Atau aku bisa mimisan membayangkan bagaimana jika aku menjadi istrinya Arka nanti... Aaaa!
Fiana mencicip tape buatanku. Sesendok... Dua sendok... Dia terlihat sangat menikmatinya. Apakah aku berhasil membuat tape ketan seperti yang dimaksud oleh Arka? Apakah... Aku sudah bisa menjadi seseorang yang diinginkannya?
Namun, di tengah lamunanku, tiba-tiba sesuatu yang aneh terjadi.
*DEG!!!*
"Whoa! Apa ini?? Kenapa tiba-tiba badanku rasanya aneh!? Apa ini efek dari tapemu, Gris!?" Fiana kaget dengan suatu hal.
Sesaat kemudian, aku juga merasa ada yang aneh pada diriku.
*DEG!!!*
Dadaku terasa hangat seketika! Ada hentakan kuat dari dalam dadaku yang mengalirkan energi ke seluruh tubuhku!
"Fi! Bukan tape! Karena aku juga ngerasa ada yang aneh di badanku!" Jawabku kepada Fiana.
*Jegrek!*
Pintu terbuka dengan cepat. Di depannya, Garen dan Lukas sedang berdiri sambil memegang dada mereka.
"Fiana, Grista! Apa kalian juga ngerasa ada yang aneh di tubuh kalian?" Garen langsung menyemburkan pertanyaan itu kepada kami.
"Iya, Gar! Ada apa ini!? Tiba-tiba aku ngerasa energiku meningkat pesat!" Fiana menjawabnya, mewakili jawabanku juga.
"Aku nggak tau juga, Fi... Ada apa, ya..." Garen terlihat bingung ketika menjawab Fiana.
Kemudian Lukas, dengan suara yang cukup tenang, berbicara satu kata. "Arka."
"""Arka?""" Kami bertiga bertanya serentak kepada Lukas.
"Ya, pasti Arka. Peningkatan kekuatan seperti ini mirip dengan waktu itu. Waktu kita pertama kalinya mendapatkan kekuatan dari dark magic milik Arka." Ujar Lukas dengan serius.
"Bener juga... Nggak salah lagi, ini mirip banget kayak waktu itu. Cuman rasanya jauh lebih drastis." Revon menanggapi kata-kata Lukas.
"Eh? Arka... Terus, apa yang sedang terjadi sama Arka!? Dia baik-baik aja, kan? Tolong bilang ke aku kalo Arka baik-baik aja!" Aku jadi berpikir yang aneh-aneh sedang terjadi kepada Arka. Aku langsung negative thinking, aku jadi cemas, aku takut Arka kenapa-kenapa.
"Grista, tenang. Aku nggak tau apa yang terjadi dengan Arka sekarang. Tapi, ini Arka yang kita bicarain. Siapa sih yang bisa mencelakai Arka di benua ini?" Garen mencoba menenangkanku.
Kemudian, saat kami masih mendiskusikan kemungkinan yang terjadi, salah satu Oni memanggil dari luar.
"Tuan Garen! Tuan Arka datang kemari bersama puluhan orang tak dikenal!"
"Dimana? Ayo kita kesana!" Jawab Garen.
"Di lapangan, Tuan Garen!"
Kamu berempat segera meraih senjata dan armor kami. Sambil berjalan ke lapangan, kami membenarkan armor yang masih belum terpasang dengan baik. Kami berempat mengerti, bahwa sesuatu yang besar sedang terjadi. Karena itu kami langsung bersiap tanpa perlu dikomando terlebih dahulu.
***
"Arka! Ada apa?? Kamu nggak kenapa-kenapa, kan??" Seorang wanita memanggil namaku. Setelah kulirik ke arah sumber suara, ternyata itu Grista.
Sebenarnya aku sedikit heran. Kenapa dia bisa langsung mengenaliku dari jauh meskipun dia belum pernah melihatku dalam wujud demon seperti ini? Tapi aku tidak punya waktu santai untuk menanyakan itu kepadanya.
"AKU NGGAK APA-APA. TAPI MAKIN LAMA KITA DI SINI, SYLA DAN REN, JUGA MURID-MURIDKU, KEADAAN MEREKA BISA JADI MAKIN GAWAT." Ugh, aku masih benci suara parauku ini meskipun aku sudah berbicara sesantai mungkin.
"Apa yang sedang terjadi!?" Tanya Garen.
"NANTI KUJELASIN. SEKARANG, KUMPULIN SEMUA POTENSI PERANG DESA KARDIA DI SINI."
***
"Leyra, Breath Attack!"
"GROAAARRRH!!!"
*ZOOOOSSSSHH*
*BLEGAAARRR!!!*
Seekor Comon Water Dragon bernama Leyra menembakkan breath attack berupa energi magic berelemen air ke arah kerumunan Tentara Langit. Normalnya, kekuatan breath attack dari seekor Common Water Dragon yang hanya merupakan monster kelas C tidak akan mampu memberikan damage kepada Holy Shuja, yang memiliki kekuatan setara dengan monster kelas B tingkat menengah keatas.
Namun, karena Fazar sudah mendapatkan buff dari Dark Vassal-nya Arka, ia jadi dapat meningkatkan kekuatan Leyra hingga menyamai kebanyakan monster kelas B. Fazar juga meningkatkan konstitusi makhluk yang ia summon dengan menggunakan magic-nya. Alhasil, beberapa Holy Shuja yang terkena breath attack tersebut jadi terpental.
Tapi sayangnya, Holy Shuja yang terpental itu langsung bangkit kembali dan berdiri dengan kedua kakinya. Breath attack Leyra hanya memberikan damage yang tidak seberapa kepada Holy Shuja.
"Apa!? Mereka masih bisa berdiri lagi!?" Fazar mulai panik.
Dari mereka semua, yang mampu memberikan damage signifikan hanyalah Syla dan Cyane. Itupun, mereka hanya bisa melawan 2 atau 3 Holy Shuja sekaligus di waktu yang sama.
"Yah! Yaaah! Haaah!" Cyane menyerang dua Holy Shuja menggunakan trident yang kekuatannya sudah ditingkatkan berkali-kali lipat.
*Daang! Taang! Criing!*
Akan tetapi, sebagian besar serangannya hanya mendarat pada shield Holy Shuja atau ditanggis dengan pedang Holy Shuja.
"Hiyah! Haaarrgh! Serangga busuk! Matilah kalian! Kalian berusaha melukai Arka-ku! Kalian memang mau cari mati! Heyah!" Syla mengamuk. Tatapan penuh kebencian dan hawa membunuh terpancar dari matanya. Sosok malaikat itu, hatinya sudah dipenuhi dengan kegelapan.
*Debum! Daarr! Craang!*
Meski sangat kuat dan dahsyat Syla terlihat, tapi Syla memiliki sebuah kelemahan mendasar ketika sedang menangani Holy Shuja. Hal penting yang membuat damage yang ia hasilkan menjadi berkurang drastis. Yang mensupresi kekuatan serang dari Syla dalam wujud Celestial Wrath-nya saat ini.
Adalah ketidakcocokan elemen.
Syla memiliki elemen light, begitu pula dengan Holy Shuja. Hal ini menyebabkan damage yang dihasilkan Syla menjadi turun sebanyak setengahnya. Pengurangan damage 50% dari elemen light kepada sesama elemen light.
Syla melihat ke sekelilingnya. Semua rekan bertarungnya sedang mati-matian berusaha keras masing-masing melawan para Holy Shuja.
"Sial sial sial! Kenapa elemen mereka harus light, sih!?" Syla mengumpat sambil terus melontarkan serangan demi serangan kepada Holy Shuja.
***BERSAMBUNG***