Chereads / Isekai Medic and Magic / Chapter 155 - Chapter 66

Chapter 155 - Chapter 66

Selamat membaca! Jangan lupa vote dan komentar ya!

_____________________________________

Fuck fuck fuck! Bagaimana... Bagaimana cara mengatasi ini? Yang mampu bertarung melawan mereka praktis hanya aku, Syla, Aesa, Ruby, dan Cyane. Sedangkan jumlah mereka seratusan. Meskipun aku dan Syla menggunakan kekuatan penuh, tangan kami tidak akan mampu mengurus mereka semua. Belum lagi ada Holy Titan yang tentunya akan sangat merepotkan. Pasti akan banyak korban dari kami!

Sedangkan, Raja Arthos dan keluarga royal Kerajaan Balvara harus dilindungi. Karena kalau sampai mereka mati, Kerajaan akan kacau-balau. Tidak ada yang memimpin, sehingga dapat menimbulkan pemberontakan dimana-mana. Tapi sebenarnya bukan nasib kerajaanlah yang aku khawatirkan. Melainkan Raja Arthos dan keluarganya sendiri. Aku sudah cukup dekat dengan mereka dan mereka sudah banyak sekali membantuku dalam kehidupan ini. Aku bukan orang yang tak tahu balas budi.

Bagaimana ini...

*Plok*

Sebuah tangan menepuk pundakku dari belakang. Memecahkan lamunanku. Aku menoleh ke pemilik tangan itu. Tangan halus dan lembut yang menepuk pundakku, adalah tangan Syla.

"Ar, apapun yang mau kamu lakuin, aku akan selalu ada di sisimu. Meskipun itu neraka, aku akan terbakar di sana bersamamu. Kamu cuma perlu melakukan apa yang ingin kamu lakukan." Ujar Syla dengan senyuman khasnya yang sangat kubutuhkan untuk menenangkanku di saat-saat seperti ini.

"Arka... Aku akan membantumu dengan seluruh yang aku miliki." Ren juga memberikan dukungan moril untukku.

"Syla... Ren..." Ucapku.

"""Pelatih Arka! Kami ingin membantu!""" Semua siswaku berbicara serentak. Tak tampak sedikitpun keraguan di wajah mereka.

"Tapi... Kalian masih lemah! Kalian mau mengantar nyawa ke sana!?" Aku merespon perkataan mereka dengan lantang.

"..." mendengar jawabanku, mereka hanya diam.

Aku bingung dengan apa yang harus kulakukan. Namun, aku harus cepat memutuskan sebelum para Tentara Langit itu menyerang kami. Situasi seperti ini sungguh membuatku depresi. Bagaimana aku bisa berpikir jernih kalau didesak oleh keadaan seperti ini!?

"Arka..." Tiba-tiba Ren memegang wajahku dengan kedua telapak tangannya yang mungil dan hangat. Ia mendekatkan bibirnya kepadaku, memejamkan matanya. Lalu sesaat kemudian, bibir Ren sudah mengecup bibirku.

Aku terkejut, terbelalak. Seketika, otakku terasa jernih. Kecupan Ren barusan seakan mengalirkan listrik yang membangunkan seluruh sel-sel saraf di otakku. Sihir apa yang digunakan Ren!? Apa di liur yang membasahi bibirnya sudah di-charge dengan listrik seperti cairan aki? Atau... Dia bisa mengeluarkan magic listrik? Tidak mungkin. Karena satu-satunya magic yang dapat digunakan Ren adalah Trans-Dimensional Storage. Itupun pemberian dari Vioraze.

Setelah selesai mengecup bibirku, Ren berbisik, "tenang dulu, suamiku. Pasti ada solusinya." Kemudian ia tersenyum padaku.

Usai mendengar ucapannya, aku menarik nafas panjang dan menghela perlahan. Aku merasakan oksigen yang mengalir ke seluruh pembuluh darah di otakku mulai membuka lorong-lorong ide yang dari tadi seperti tersumbat.

Aku diam untuk beberapa saat. Fokus memikirkan solusi untuk situasi ini. Aku bahkan bisa mengabaikan keberadaan Tentara Langit itu selama otakku merumuskan algoritma untuk mengatasi masalah yang sedang kami hadapi saat ini.

Mulai dari sumber masalah, yaitu para Tentara Langit. Mereka kuat, dan jumlahnya lebih dari seratus. Kemudian bosnya, besar dan kuat. Kemudian, kekurangan kami saat ini adalah minim personil yang dapat mengimbangi kekuatan tempur musuh.

Untuk menambah personil, ada beberapa potensi yang dapat kukerahkan. Pertama, tentu saja semua kekuatan Kerajaan Balvara yang ada di sini kecuali raja dan ratu. Yang kedua, aku bisa membawa pasukan Demihuman dari Desa Kardia. Yang keempat, pastinya para siswa kelas Z. Dan yang terakhir, Party Lunar Eclipse. Garen dan lainnya juga bisa membantu. Sedangkan untuk melawan bos mereka, aku sendiri yang akan turun tangan.

Namun, meski jumlahnya sudah seimbang, tetap saja perbedaan kekuatan kami bagai langit dan bumi. Masing-masing dari mereka memiliki kekuatan setara monster kelas B tingkat menengah keatas. Kekuatan yang sangat besar dimiliki oleh tubuh humanoid itu. Lantas, apa yang bisa kulakukan agar perbedaan kekuatan ini bisa menjadi semakin menipis?

Ugh... Ayo, otakku! Bangun dan berpikir!

Andai saja aku bisa menyiram air dingin ke otakku agar dia bisa bangun dan berpikir lebih keras...

Hmm... Apa, ya? Meningkatkan kekuatan...

Berarti aku harus meningkatkan level mereka? Tapi sudah tak ada waktu untuk meningkatkan level untuk saat ini.

Kalau tidak bisa meningkatkan level mereka, berarti aku cukup meningkatoan status poin mereka. Aku bisa melakukannya dengan memberikan armor dan senjata dari dark magic kepada mereka. Tapi, aku yakin itu saja tidak cukup.

Eh, sebentar... Dark magic? Dark magic... Hmm... Apa yang terlewatkan?

Ugghh... Apa... Apaa.... Apaa!!!

*Plak!*

Aku menampar wajahku sendiri untuk memberikan kejutan pada otakku. Dan...

Ah! Benar! Kenapa aku bisa lupa! Aku kan punya Blessing yang bisa kugunakan untuk meningkatkan status mereka dalam sekejap! Tapi, Raja Arthos tidak boleh mengetahui ini. Aku tidak ingin blessing ini diketahui olehnya. Antara dua yang bisa terjadi jika ia sampai mengetahui ini. Pertama, aku akan 'dimanfaatkan'. Ya, itu sangat mungkin terjadi. Kedua, karena blessing ini cukup mengerikan di mata manusia, bisa-bisa aku malah jadi ditakuti hingga dimusuhi semua orang. Kalau begitu kan bisa merepotkan.

"Ruby! Antarkan raja dan ratu ke tempat aman! Jauh dari sini!" Perintahku kepada Ruby.

"Raja dan ratu aja, Ar?" Tanya Ruby.

"Em." Jawabku sambil mengangguk.

"Okaaay!" Ruby langsung mengangkut raja dan ratu di atas punggungnya tanpa meminta izin mereka terlebih dahulu. Mereka terkejut, tapi tidak melawan.

"Pasukan, ikuti perintah dia! Arkanava, mohon bantuan--" belum sempat Raja Arthos menyelesaikan kata-katanya, Ruby sudah lepas landas dengan cepat dalam wujud naga. "--nyaaaaaa~" sisa teriakan Raja Arthos menggema di udara. Perlahan, sosok Ruby semakin mengecil dan lenyap tertutup awan.

"Serahkan kepadaku, Raja Arthos!" Kataku, juga dengan berteriak.

"Jadi gimana sekarang, Ar?" Tanya Syla dengan ekspresi yakin bahwa aku sudah memiliki rencana.

Aku diam sesaat, menoleh ke arah pasukan musuh yang semakin mendekat ke bukit ini, tempat kami berkumpul sekarang.

"Kalian semua, dengarkan aku!" Mendengar suaraku, semua perhatian fokus tertuju ke arahku. Aku melanjutkan kata-kataku. "Aku akan memberikan kalian semua kekuatan yang besar untuk sementara! Aku mohon kepada kalian untuk menahan musuh sepama aku pergi mengumpulkan pasukan! Sekarang, untuk dapat memberikan kekuatan, aku membutuhkan kalian untuk bersumpah setia kepadaku, untuk menjadi bawahanku! Cukup hingga pertempuran ini berakhir saja!"

Setelah mendengarkan ucapanku, mereka terlihat bingung. Para pasukan khusus penjaga raja dan ratu, dan para siswa kelas Z, mereka berjumlah sekitar 20 orang. Dan mereka terlihat bingung mencerna ucapanku. Aku tidak heran, karena kalau dipikirkan ulang, kata-kataku terdengar konyol bagi akal sehat manusia. Tapi sudah tidak ada waktu lagi.

"Cepat! Sudah tidak ada waktu lagi!" Teriakku.

Dan, yang pertama bergerak adalah...

Felsy.

Dia berlutut di hadapanku, menunduk. Setelah beberapa saat, ia menengadahkan wajahnya, menatapku tajam. Dan ia mengucapkan dengan tegas...

"Pelatih Arka! Aku, Felsy Oria, bersumpah akan setia kepada Pelatih Arka! Dan aku akan menikah dengan Pelatih Arka!"

"Oi, kalimat terakhirmu itu tidak perlu diucap--"

Seketika, dark magic mengalir dari tubuhku menuju Felsy. Menyelubunginya, dan meresap ke setiap pori-pori dan celah yang ada di tubuhnya. Ekspresi Felsy menegang. Sepertinya ia sudah merasakan kekuatan besar merasuki tubuhnya. Status poin yang dimilikinya meningkat drastis.

Setelah dark magic selesai meresap le dalam tubuhnya, tiba-tiba aura yang dimiliki Felsy meledak! Menghembuskan angin kencang yang mengacak-acak rambut orang-orang di sekitarnya.

Semua orang yang melihat itu, otomatis kehilangan keraguannya. Satu per satu, mereka berlutut dan bersumpah setia kepadaku.

Dark Vassal. Blessing milikku yang diberikan oleh Dewi Nyx. Aku dapat memberikan buff status kepada semua bawahan dan pengikutku sebanyak 5% dari total INT yang kumiliki untuk seluruh status poin mereka. Apabila INT-ku meningkat, maka seluruh status poin mereka, yaitu STR, INT, DEX, VIT, dan AGI, juga lantas akan meningkat.

Berikutnya, dengan secepat mungkin, aku memberikan mereka semua Fallen Exoskeleton menggunakan Darkness Creation. Serta senjata yang mereka gunakan juga kuperkuat dan kupertajam dengan melapisinya menggunakan dark magic.

Dengan ini, aku sudah meningkatkan kekuatan tempur mereka. Berikutnya, aku harus menambah jumlah personil karena jumlah segini sangat tidak mencukupi.

"Demon Form!" Aku mengubah wujudku menjadi iblis sekaligus meningkatkan kekuatanku secara drastis. Lalu aku menoleh ke Syla, berbicara dengan suara parauku karena efek perubahan wujud ini. "SYLA, PIMPIN MEREKA BUAT NAHAN MUSUH SEMENTARA AKU PERGI NYARI BANTUAN."

"Um!" Syla mengangguk dan tersenyum.

"WAGOS, IKUT."

"Baik, Tuan Arka."

"TELEPORTATION GATE."

***

"Celestial Wrath! Semuanya... Bersiap! Hancurkan semua pengganggu itu! Biar mereka merasakan bagaimana penderitaan ketika kita kirim mereka ke neraka. Tapi sebelum itu, kita berikan mereka penderitaan yang perlahan dan menyakitkan!" Syla berteriak garang. Dalam sekejap, sosok Syla yang dikenal semua orang pun berubah. Tubuhnya menjadi terselimuti cahaya keemasan. Sayap cahaya emas tumbuh di punggungnya. Dan sikapnya ikut berubah, menjadi penuh amarah dan kekejaman.

Semua orang kaget melihat perubahan yang sangat drastis itu. Termasuk para siswa kelas Z. Selama ini mereka hanya melihat sisi ramah dan periang dari Syla. Baru kali ini mereka melihat sisi gelap yang tertutup cahaya pada Pelatih mereka.

Dan pastinya, semua orang menjadi tegang setelah merasakan aura kekuatan maha besar yang dipancarkan oleh Syla. Mereka hanya bisa mematuhi perintah Syla.

"B-baik, Nyonya!"

"Si-siap, P-Pelatih!"

Syla melesat ke arah Holy Shuja, para tentara langit. Sedangkan Holy Titan Zeliarus masih diam mematung di tempatnya mendarat. Tak menunjukkan adanya pergerakan.

Karena misi Syla adalah untuk menahan selama kepergian Arka, ia tidak berani gegabah menyerang Holy Titan Zeliarus. Menahan mereka yang menyerang adalah misi utama Syla. Bukan untuk menantang bahaya dengan membangunkan "singa yang masih tertidur".

Para siswa kelas Z dan Tentara Kerajaan Balvara yang sudah mendapat blessing dari Arka segera menyusul. Untuk beberapa saat pertama, mereka terlihat sedikit kaku karena masih menyesuaikan diri dengan kekuatan baru. Tapi tak lama mereka sudah mulai terbiasa.

"Hiyah! Haaah! Haaah! Heeh! Huahh!" Syla yang sampai terlebih dahulu karena kecepatannya melebihi kecepatan suara, langsung melancarkan serangan demi serangan.

*Daarr! Jedaarr! Crang! Trang!*

Serangan Syla tidak mungkin meleset ketika diarahkan kepada kerumunan Holy Shuja. Pukulan den tebasan tangan yang melontarkan energi light magic diarahkan ke musuhnya. Light magic Syla menghantam dan menebas semua Holy Shuja yang ada di hadapannya.

"Summon Common Water Dragon, Leyra!" Fazar ikut membantu dengan memanggil Leyra. Lingkaran magic besar muncul di langit, dan sosok naga air keluar dari lingkaran tersebut.

Setelah Leyra, sang naga air keluar seutuhnya, Fazar menambahkan skill magic lainnya. "Reinforce Creature!" Fazar mengucap mantra sambil memberikan sebagian mana yang dimilikinya kepada Leyra.

***BERSAMBUNG***