Chereads / Isekai Medic and Magic / Chapter 154 - Chapter 65

Chapter 154 - Chapter 65

Saya baru beli sepatu running Adidas Supernova Men warna pink. Pink-nya bukan pink seperti biasa. Tapi lebih ke warna pink campur oranye. Istri yang memilihkan, "supaya ngejreeeng," katanya. Sengaja beli sepatu baru karena sepatu saya yang lama, Adidas Climachill oranye yang sudah robek. Dan setelah saya jahitkan lagi di tukang sol sepatu, malah jadi sempit dan tidak nyaman. Akhirnya ganti sepatu running setelah bersama selama sekitar 6-7 tahun. Saatnya kembali jogging! Hahaha...

Para Pembaca... Selamat menikmati ceritanya! Silahkan vote dan komentar.

_______________________________________

"Ketua Wagos! Kami mendapatkan informasi terbaru dari pergerakan Organisasi Religi Gaean!"

Seorang perampok memasuki ruangan gelap berdinding tanah keras dengan tergesa-gesa. Wajahnya dipenuhi peluh, dan bau keringat tidak sedap menguap dari pakaiannya yang sudah lembab oleh keringat dan dipenuhi noda. Pakaian itu sudah berhari-hari ia kenakn untuk menyelesaikan misinya. Bukan karena tidak mau mengganti, tapi simpel karena tugasnya yang cukup berat sehingga tidak ada waktu untuk mengganti pakaian.

Dia adalah Brun. Salah satu dari sebelas perampok yang kebetulan "bertemu" dengan Arka sebelumnya yang kemudian dijadikan vassal oleh Arka setelah beberapa hal terjadi, dengan Wagos sebagai pemimpin mereka.

"Oh, kau... Ada info apa, Brun?" Respon Wagos.

"Ketua, kami sudah mengintai pergerakan bawah tanah yang sedang dilakukan oleh para Gaean. Dan hari ini..." Brun berhenti berbicara sejenak, wajahnya berubah pucat.

"Apa yang mereka lakukan? Bicara yang jelas, Brun!" Mata Wagos melotot, dahinya mengernyit mendengar ucapan bawahannya yang tidak tegas dan jelas itu.

"Ugh... Me-mereka telah berhasil dalam penelitian mereka untuk memanggil tentara langit... Dan... Dan..."

"Brengsek! Bicara yang jelas! Tentara langit!? Apa tujuan mereka!?"

"Tentara Langit adalah pasukan dengan kekuatan maha dahsyat yang seharusnya baru turun ke daratan ketika Masa Purgatory terjadi. Pasukan itu turun untuk membersihkan semua makhluk yang ada di dunia ketika usia yang diberikan untuk sebuah semesta sudah habis dan akan digantikan dengan masa kehidupan baru. Namun, entah bagaimana cara mereka, mereka dapat memanggilnya hanya dengan menggunakan dua buah kristal saja. Padahal dari sepengetahuan manusia selama ini, meski sudah mengumpulkan Kristal Ameth-Or, Kristal Emer-Or, dan Kristal Citri-Or sekaligus, belum tentu bisa memanggil sebagian dari Tentara Langit untuk turun ke daratan!" Wajah Brun menjadi semakin tegang. Keringat dingin menetes dari pelipisnya. Lalu ia melanjutkan, "dengan kekuatan Tentara Langit, para Gaean itu berencana untuk menghancurkan Tuan Arka di depan publik, di hari dimana Turnamen Knight Academy Arvena sedang berlangsung! Dan sepertinya mereka tidak mempedulikan keselamatan rakyat demi tujuannya tercapai! Mereka akan menggunakan dalil persucian jiwa kepada semua korban jiwa yang akan berjatuhan karenanya!"

"Tunggu... Turnamen... Haa!? Bukankah itu besok!?!? Kenapa baru melaporkannya sekarang!?!?"

Wagos panik. Kepanikannya bukan tidak beralasan. Memang, mereka terpaksa tunduk kepada Arka di awal. Tapi setelah menjalani kehidupan sebagai vassal Arka, mereka merasakan manfaat yang luar biasa. Status poin mereka meningkat pesat. Dan itu membuat mereka menjadi perampok yang sangat kuat. Efeknya, harta rampasan yang dapat mereka kumpulkan juga semakin menggunung.

Tidak sampai di situ. Dalam waktu singkat, sudah banyak grup-grup perampok kecil lainnya yang menyatakan ingin bergabung dengan mereka. Mereka menjadi selebritis di kalangan perampok. Namun apabila master mereka sampai terbunuh, otomatis kekuatan yang mereka miliki saat ini bisa lenyap seketika. Dan... Mereka belum siap untuk itu.

"Kami sudah bergerak secepat mungkin. Tapi jaraknya kesini sangat jauh. Kami tak dapat melakukan apa-apa untuk hal ini..." Brun menjawab dengan volume suara yang kecil.

"Bangsat... Kalau begitu, segera beri tahu Tuan Arka tentang ini! Semoga kita belum terlambat... Tidak. Pergerakan kalian terlalu lambat. Biar aku saja yang memberitahukannya kepada Tuan Arka. Brun, selama aku pergi, kau yang memimpin. Dan seterusnya apabila aku tak kembali."

"Ketua..." Brun mengerti maksud kata-kata Wagos. Itu adalah kata-kata perpisahan yang dibalut gula agar terdengar manis dan ringan. "Serahkan padaku!" Namun Brun berusaha untuk tetap tegar. Dengan air mata yang menggenang tertahan di kelopak matanya, ia membusungkan dan menepuk dadanya.

"Kalau begitu, beri tahu aku semua informasi yang kalian dapatkan..."

***

"Oi, Wagos. Ambil napas dulu. Bicara yang jelas."

Aku memerintahkan Wagos untuk beristirahat beberapa saat menenangkan nafasnya yang memburu itu. Dan setelah cukup tenang, Wagos menjelaskan semua kepadaku.

"Tuan Arka... Para bangsat-bangsat dari Gaean itu sudah merencanakan sesuatu untuk membunuh Tuan Arka..."

"Oh? Apa itu?"

"Itu... Kemungkinan adalah yang sedang terjadi sekarang. Menurut informanku, mereka akan memanggil bala tentara langit untuk menyerang Tuan. Dan mereka tidak mempedulikan korban jiwa yang akan terjadi demi rencana mereka. Tentara langit itu, menurut info yang kami dapatkan, merupakan makhluk yang sangat kuat. Kekuatan satu dari mereka dapat mengimbangi kekuatan beberapa monster kelas B. Dan pemanggilan mereka itu dilaksanakan dengan bantuan kekuatan gabungan dari Kristal Ameth-Or dan Kristal Emer-Or."

"Hm... Rupanya mereka yang dari awal udah bikin kacau di sini..." Ujarku.

"Arka, siapa dia? Apa yang dikatakannya itu benar?" Raja Arthos menyela dan bertanya kepadaku.

"Raja Arthos, dia adalah pengikutku. Kebenaran info darinya bisa kupertanggungjawabkan." Jawabku yakin. Walaupun sebenarnya aku tak begitu yakin karena orang-orang ini baru sebentar menjadi vassal-ku.

"Berarti, musuh kita selama ini... Hidup dan tinggal satu atap dengan kita? Dan dengan leluasa menjalankan rencana mereka dari bawah hidung kita sendiri tanpa kita sadari?" Raja Arthos mencoba menyimpulkan situasi selama ini.

Aku memegang daguku, lalu berkata... "Emm... Yahh... Bisa dibilang gitu. Tapi sebenarnya aku sendiri nggak ngerti apa motif mereka ngincer nyawaku. Apa sih yang--"

"Arka! Di sana! Sesuatu keluar dari lubang di langit itu!" Syla berteriak kepadaku sambil menunjuk lubang pusaran yang ada di langit.

Satu...

Tiga...

Sepuluh...

Satu demi satu sosok seperti manusia turun dari langit. Cahaya putih yang mereka pancarkan membuat lubang pusaran itu menjadi menyilaukan. Semakin lama, semakin banyak jumlahnya yang turun ke daratan. Mereka menggunakan pedang yang digenggam dengan satu tangan. Tangan satunya memegang buckler, pelindung kecil berbentuk segitiga dengan ornamen artistik.

Tubuh mereka berwarna putih susu, dengan armor yang hanya menutupi bagian-bagian vital pada tubuhnya. Untuk sesaat, aku sempat berpikir bahwa mereka adalah Valkyrie. Namun, setelah diperhatikan lagi, jelas bukan.

Kepala mereka terlihat seperti kepala burung dengan paruh keemasan yang panjang. Mengenakan helm dengan bulu-bulu di bagian atasnya. Mereka memiliki sepasang kaki unggas dengan cakar keemasan yang sangat tajam. Secara fisik, jelas itu bukanlah Valkyrie. Karena dari ingatanku sebelum hidup di dunia ini, Valkyrie adalah prajurit wanita, berpayudara besar, berbokong montok dan gyut-gyut, mengenakan armor seksi yang memperlihatkan hampir 90% kulitnya.

Dari ingatanku tentang Valkyrie, apabila ia kalah bertarung dari musuhnya, maka dia akan diikat sedemikian rupa dengan pose mengangkang, lalu pakaiannya dilucuti satu-persatu, kadang hanya perlu menggeser sedikit saja armor-nya untuk dapat mengekspose payudara dan nganunya. Lalu dia akan diperkosa secara bergilir sampai ekspresi wajahnya menjadi ahegao. Kemudian di bagian akhir, dia akan tergeletak tak berdaya di atas jerami dalam sebuah gudang entah apa, dengan seluruh tubuhnya berlumur lendir putih menjijikkan. Dan perlahan layar menjadi semakin gelap, dilanjutkan dengan daftar para pembuat video beserta pengisi suaranya.

Oh shit. Kenapa aku malah jadi mengingat dan membayangkan anime hentai?? Tidak, tidak. Ini bukan waktunya berpikir mesum. Ini bukan waktu yang tepat, goblok! Dasar otak berlendir!

Tentara Langit itu terus berdatangan dari lubang pusaran yang ada di langit bagai lebah yang baru diganggu sarangnya. Mereka turun dari langit dengan cepat namun mendarat dengan mulus nyaris tanpa hentakan seperti kucing yang baru dijatuhkan dari atas gedung tingkat 100.

Setelah beberapa waktu, akhirnya gelombang turunnya Tentara Langit berhenti. Dan di saat yang sama, muncul sosok yang berbeda dari lubang tersebut.

"Wah... Ada bosnya..." Aku bergumam sendiri ketika melihat makhluk jenis lain turun dari pusaran langit setelah semua manusia burung bercahaya turun.

Kali ini, jelas merupakan monster yang sangat besar. Ukurannya menyaingi ukuran Superior Dragon, dengan aura yang terlihat lebih kuat. Seluruh tubuhnya seperti terbuat dari logam suci yang sangat keras. Berdiri dengan dua kaki yang kokoh, dari punggungnya menjulang sepasang gading putih raksasa melengkung ke atas. Gading itu terlihat seperti terbalut oleh api putih yang memancarkan energi light magic dahsyat.

Dua buah greastsword di masing-masing tangannya memberi efek intimidasi yang bukan hanya merupakan aksesoris belaka. Bilah pedang-pedang itu juga terselimuti oleh api putih yang sama menakjubkannya dengan yang ada di gadingnya.

*DUUMMMM!!!*

Raksasa itu mendarat di tanah, membuat semua kerikil dan pasir terangkat lalu terdistorsi. Sesaat kemudian, api yang menyelimuti kedua gading putih di punggungnya seakan mengamuk dan menyembur ke arah kanan dan kiri monster itu. Seolah-olah menjadi sayap api putih, membuatnya terlihat sangat indah sekaligus menyeramkan.

*GRRRAAAAAAAAAHHHHHH!!!*

Monster raksasa itu berteriak. Begitu nyaring hingga tanah yang kupijak ikut bergetar. Semua orang tidak kuat dan menutup telinga mereka. Namun meski sudah menutup telinga masing-masing, mereka masih terlihat meringis kesakitan. Suara teriakan itu masih menembus tangan yang mereka gunakan untuk menutup telinga.

"A-Arka... M-mereka adalah Ho-Holy Shuja! Meskipun hanya replika dan nggak sekuat aslinya, kekuatan masing-masing dari mereka setara dengan monster kelas B!" Ren, setelah menggunakan skill Godly Appraisal untuk mengetahui identitas makhluk-makhluk yang turun dari langit itu, segera menjelaskannya secara singkat kepadaku.

"Kalo monster raksasa itu apa, Ren?" Tanyaku kepada Ren.

"I-itu... Itu adalah m-monster dari le-legenda! Holy Titan Zeliarus!"

"Ha!? Monster dari Legenda?? Berarti... Monster kelas A!? Setara Vioraze!?!?"

"Yang ini hanya replika! Kekuatan yang asli mungkin memang setara Vioraze, tapi replika ini masih memiliki kekuatan yang jauh melebihi Superior Dragon!"

Monster yang jauh melebihi kekuatan Superior Dragon... Bahkan aku tak yakin apakah kekuatan penuhku ketika sudah berubah menjadi Demon Form akan dapat mengalahkannya... Apalagi, elemen Titan Zeliarus itu jelas merupakan elemen cahaya, yang menjadi musuh alami dari elemenku!

Apa yang harus kulakukan sekarang!?

Aku tak peduli dengan nyawa orang-orang yang masih ada di sekitar arena turnamen. Tapi, kalau aku tidak menghentikannya sekarang, cepat atau lambat mereka akan membunuh semua orang yang berharga bagiku!

Di satu sisi, kekuatan light magic yang dimiliki monster itu sangat besar. Belum lagi pasukannya yang sebanyak itu... Kemungkinanku untuk menang... Hanya sekitar...

10% atau kurang...

Fuck...

FUCK!!!

***BERSAMBUNG***