Libur 3 hari ini benar-benar bersantai di rumah. Nikmatnya...
Selamat membaca!
______________________________________
*GOONNGGG!!!*
Pertandingan antara Tim Quinta melawan Tim Halea dimulai.
"Summon Intermediate Creature! Minor Earth Dragon!"
Fazar mengawalinya dengan memanggil seekor Minor Earth Dragon. Earth Dragon memiliki fisik yang paling kokoh dan paling besar untuk selevelannya dibanding naga elemen lain. Memiliki defense yang paling tinggi dengan kekuatan serang yang besar pula. Hanya saja, kecepatannya merupakan yang paling lambat di antara yang lainnya. Panjang tubuhnya mencapai 20 meter dengan otot yang tebal dan sisik yang kasar dan keras. Tubuh paling besar bagi naga sekelas Minor Dragon.
Keputusan Fazar untuk summon Minor Earth Dragon didasari oleh elemen naga yang ditunggangi Halea, yaitu Minor Wind Dragon. Sesuai dengan pengetahuan umum bahwa elemen wind lemah terhadap elemen earth. Dengan demikian, Fazar mengambil keuntungan dengan memanggil naga yang memiliki elemen counter dari naga milik Halea.
Selain itu, Minor Earth Dragon yang ia summon juga dapat berfungsi sebagai Tank. Keuntungannya, beban kerja Quinta jadi berkurang dan ia bisa lebih fokus kepada serangan. Felsy juga dapat bergerak leluasa karena tidak perlu memberikan cover atas Fazar. Strategi ini sudah mereka rencanakan sebelumnya untuk kondisi dimana mereka harus melawan musuh dengan kekuatan seimbang, atau lebih kuat.
"Silent Steps." Felsy mengaktifkan beberapa skill Rogue dan langsung berlari untuk mencari posisi. Lalu ia menggunakan skill lainnya, "Hide." Dan tubuhnya menjadi tersembunyi dengan sempurna di antara bebatuan.
Silent Steps membuat kaki Felsy terbungkus oleh neutral magic yang meminimalisir benturan ketika menapak ke tanah, sehingga setiap langkahnya menjadi senyap tak bersuara. Sedangkan Hide adalah skill untuk berkamuflase supaya tubuhnya dapat membaur dengan sekitarnya, membuatnya sulit terlihat.
Sementara dua rekannya mempersiapkan diri, Quinta tanpa ragu lagi langsung mengeluarkan skill buff miliknya.
"Qi Empower!"
Dengan meningkatkan aliran Qi ke seluruh tubuhnya, membuat kemampuan fisik Quinta meningkat ke level maksimumnya. Pembuluh darahnya melebar, pompaan jantung meningkat menjadi sangat efektif, dan kontraksi ototnya pun menjadi lebih kuat.
Sementara, Tim Halea juga mempersiapkan diri masing-masing sebelum bentrokan terjadi. Jika sebelumnya Halea selalu menunggang naganya, kali ini mereka bergerak terpisah. Halea berdiri di atas tanah, sedangkan naganya terbang di udara, bersiap membuka war dengan breath attack. Melawan Tim Quinta yang memiliki seorang Summoner di timnya, mereka tidak boleh sampai berada dalam situasi kalah jumlah.
Androa sudah mengisi Androazer dengan Explosive Vial untuk ditembakkan ke arah Tim Quinta. Dan Anvily sudah mulai mengeluarkan skill debuff untuk musuhnya. Blinding Light. Skill debuff yang dapat mengganggu visi musuhnya dengan memberikan efek blind.
Pertempuran dimulai!
***
Kenapa perasaanku tidak enak? Apa ini? Apa ada yang salah? Sepertinya, tubuhku baik-baik saja. Aku sama sekali tidak sakit.
"Arka..." Aku menarik lengan baju Arka sambil setengah berbisik kepadanya.
"Apa, Ren?" Arka menoleh ke arahku, tapi matanya masih melirik ke arena.
"Aku... Kok perasaanku nggak enak, ya?"
"Hm?" Barulah tatapannya mengarah kepadaku. Lalu Arka bertanya, "nggak enak gimana maksudmu, Ren?"
"Nggak tau... Kayak... Sesuatu yang buruk akan terjadi, atau sedang terjadi di tempat lain..."
"Lah? Sejak kapan kamu jadi dukun? Kamu bisa nerawang? Coba, siswi di sana itu pake kolor warna apa?" Kata Arka, bercanda, sambil menunjuk seorang siswi yang lumayan cantik dan memiliki payudara yang terlalu ranum untuk usianya.
"Ih seriuusss..." Aku mencubit lengan Arka yang digunakannya untuk menunjuk siswi tadi. "Beneran ini perasaanku nggak enak..."
"Apa kamu nggak enak badan?"
"Aku sehat-sehat aja koook..."
"Mungkin, kamu laper? Aku beliin makanan, ya?"
"Kan aku tadi baru makan roti..."
Lalu, tiba-tiba wajah Arka berubah serius. "Jangan-jangan..." Ia berkata.
"Jangan-jangan, apa?" Tanyaku serius.
"Eh, kalian berdua! Ada apa bisik-bisik?" Syla mendengar kami berbisik, langsung menyerobot.
"Kamu mual? Lemes? Atau ada yang gerak-gerak nendang-nendang di perutmu?" Arka lanjut menanyaiku.
"Nggak mual... Lemes juga enggak... Gerak-gerak di perutku.... Eh? Kamu pikir aku hamil!? Lah emangnya perut sekecil ini udah bisa ada yang gerak-gerak, gitu!? Arkaaa..."
"Haa!? Ren hamil!? Waaa selamat ya Reeennn!" Syla dengan cerdasnya langsung mengambil kesimpulan sepihak.
"Ehehehe... Yaa aku kan nggak tau gimana kalo manusia rubah lagi hamil... Kalo manusia biasa, baru aku tau..." Arka beralasan. Alasannya logis, tapi tidak rasional.
"Loh, jadi mana yang bener? Ren yang hamil, apa Arka yang hamil?" Pertanyaan tolol tanpa mikir dari Syla mulai muncul.
Setelah menghela nafas panjang, barulah aku berusaha menjelaskan ke Syla. "Syyylll... Aku cuman ngerasa ada sesuatu yang ganjil... Ini nggak ada arah ke kehamilan sama sekali... Perasaanku nggak enak, kayak sesuatu yang buruk akan terjadi..."
"Ooohh... Kirain... Emangnya apa itu, Ren?"
"Ya aku nggak tau, makanya nanya Arka. Lah si Arka malah bilang aku hamil..."
"Mungkin..." Ucapan Syla berhenti.
"Mungkin apa, Syl?"
"Mungkin... Kamu beneran hamil?"
*Gubrak*
Sepertinya tidak ada gunanya berdiskusi dengan mereka berdua. Ya sudahlah. Semoga hanya perasaanku saja yang sedang error. Semoga tidak terjadi apa-apa, semoga turnamen berjalan dengan lancar.
"Aahh kalian ini sama aja. Memang cocok kalian jadi suami istri."
"Loh, kamu kan istrinya Arka juga?" Balas Syla dengan wajah agak bingung.
"Hahaha... Iyaa iyaaa... Udah sana lanjut nonton turnamen lagi."
***
"Valdash! Breath Attack!" Halea menginstruksikan naganya.
*Syuuussshhh*
Tanpa ragu, Valdash, Minor Wind Dragon milik Halea, menembakkan breath attack ke arah Quinta yang sedang berlari untuk menyerang.
Quinta tidak panik ataupun berusaha menghindar. Tapi ia tetap berlari menyerang tanpa gentar. Karena dia tahu bahwa...
"Magic Barrier!" Fazar memberikan pelindung kepada Quinta.
Meskipun Fazar adalah Summoner, tapi dia juga mampu mengeluarkan Magic Barrier yang merupakan skill magic tingkat bawah. Namun, dengan INT yang sangat tinggi, Magic Barrier dari Fazar bukanlah kaleng sarden. Bahkan breath attack dari Minor Dragon tak mampu menembusnya.
*Duaarr!*
Energi wind magic dari breath attack Valdash meledak ketika menubruk Magic Barrier. Arena bergetar untuk sesaat karenanya. Para penonton pun terkesima.
Melihat barrier pada arena yang mulai goyah bergetar, Arka secara diam-diam mengeluarkan skill Darkness Creation untuk menciptakan Darkness Cube tipis dan tembus pandang yang melapisi bagian dalam dari barrier arena. Membuat penonton tetap aman meski di dalam arena berubah menjadi neraka.
"Explosive Vial!" Androa beraksi dari belakang, memberi back-up kepada Halea yang sedang berlari untuk menghadang Quinta.
*Shpang!*
"Earth Dragon, keluarkan Earth Pillar!" Perintah Fazar kepada Minor Earth Dragon yang telah ia summon sebelumnya.
*Gruugg*
Sepetak kecil tanah tiba-tiba timbul menjadi pilar batu dan menghalangi trayek Explosive Vial.
*Boom!*
Quinta langsung melompat ke atas pilar yang tidak hancur oleh serangan Androa barusan. Dari atas, ia dapat melihat posisi Halea dengan jelas. Quinta langsung mengeluarkan skil berikutnya sambil melompat ke arah Halea.
"Hawk Step!"
Dengan sekali salto di udara, Quinta mengeluarkan skill tingkat menengah dari Fighter. Kakinya berayun dari atas ke bawah bagai kapak maut yang siap membelah targetnya.
Halea belum begitu siap menerima serangan Quinta karena kecepatan pergerakan Quinta sangat tinggi akibat didukung oleh aliran Qi yang memperkuat otot-otot kakinya. Halea bersiap mengangkat halberd-nya untuk menangkis tendangan Quinta.
Tapi, di saat yang sama, Anvily yang sudah mempersiapkan skill Blinding Light, langsung melepaskannya ke arah wajah Quinta.
"Ah!" Pandangan Quinta menjadi silau.
*Darr!*
Dan serangannya meleset, hanya menghancurkan tanah di depan Halea. Di sisi lain, Halea langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang. Menggunakan skill tercepat untuk menjangkau jarak beberapa meter di depannya.
"Dashing Lance!"
Dengan sekali hentakan kaki, Halea melakukan dash ke arah Quinta sambil menjulurkan ujung tajam dari halberd-nya ke arah Quinta. Meskipun ujungnya sudah dibuat tumpul karena peraturan turnamen, damage yang ditimbulkan apabila Quinta terkena serangan dengan telak, sangatlah besar.
Namun, setengah meter sebelum ujung halberd itu mengenai Quinta...
*Debum!*
Sesuatu meledak dari bawah tanah! Halea terdorong dan terlempar ke atas! Damage yang diterima Halea tidak besar. Refleksnya yang cepat membuatnya mampu menghindari sumber ledakan dengan tepat waktu. Hanya saja, dorongan dari gelombang ledakan itu tetap mengenainya.
Dari mana asalnya ledakan itu? Hanya satu orang di Tim Quinta yang dapat melakukannya. Ya, Felsy telah memasang Trap: Blaster Kernel di sana. Entah kapan dan bagaimana ia bisa memasang trap tersebut tanpa sepengetahuan Tim Halea, yang jelas trap tersebut telah diletakkan di posisi yang sangat akurat. Felsy telah memprediksi pergerakan lawannya.
"Valdash!" Halea memanggil naganya ketika ia masih berada di udara.
"Grraaaarr!" Dengan cepat, Valdash menyambut Halea dan memposisikan Halea di atas pelana.
Ugh... Sejak kapan si kucing gembel itu memasang trap di sana? Jangan-jangan seluruh arena ini sudah dipenuhi dengan trap olehnya dalam waktu singkat? Halea berbicara di dalam hati.
"Androa! Anvily! Hati-hati dengan trap Felsy!"
"Ok!"
"Iya!"
Setelah memposisikan tubuhnya dengan mantap di atas pelana naga, Halea melanjutkan serangan. Kali ini ia berencana menyerang Fazar dari jauh.
"Valdash!"
"Grroaarr!" Minor Wind Dragon itu seperti dapat memahami Halea, langsung mengumpulkan energi di mulutnya untuk menyerang Fazar.
"Wind Blade!" Halea juga menembakkan wind magic berupa sabit dengan energi elemen angin yang terkondensasi ke arah Fazar.
Apabila Fazar terkena serangan kombinasi dari Dragoon dan naganya, dia pasti langsung KO. Tidak mungkin seorang Summoner rapuh memiliki ketahanan tubuh yang tinggi.
Akan tetapi, apakah Fazar takut? Tidak. Dia hanya tersenyum di tempatnya dan mengangkat magic staff-nya ke udara dan mengucapkan sebuah skill.
"Recall!"
Dalam sekejap, Minor Earth Dragon yang posisinya jauh di depan, sudah kembali berada di depan Fazar.
*Dhuaarrr! Dhuaaarrr!*
Minor Earth Dragon tersebut menerima semua serangan dari Halea dan Valdash. Earth Dragon tersebut termundur beberapa meter akibat serangan kombinasi yang diterimanya. Meski terlihat menakjubkan bagi para penonton di luar arena, serangan elemen wind tidak akan memberikan damage yang fatal kepada Earth Dragon karena bawaan alami dari Earth Dragon yang sangat kokoh. Apalagi elemen wind kalah oleh elemen earth.
Apalagi, Fazar tidak terlalu mempedulikan kondisi makhluk kelas menengah kebawah yang ia summon. Yaa, kalaupun mati, dia dapat memanggil yang lain yang sama persis dengan sebelumnya tanpa perlu meneteskan keringat. Lain halnya dengan Leyra, sang Common Water Dragon. karena Leyra termasuk makhluk summon tingkat atas yang hanya ada satu untuk setiap Blood Contract yang dibuat.
Selesai menerima serangan dari Halea dan naganya, Fazar memerintahkan Earth Dragon tersebut untuk melakukan counterattack.
*Buuuurrrrrr!*
Minor Earth Dragon menembakkan Breath Attack ke arah Halea. Bebatuan keras serta debu tajam ditembakkannya ke udara, tepat menuju Halea dan Valdash. Tapi Valdash masih memiliki keuntungan karena memiliki kecepatan yang paling tinggi. Akibatnya, tidak sedikitpun dari breath attack Minor Earth Dragon mengenainya.
Sementara, Quinta sedang bersusah payah berjibaku untuk mendekati Bola Es milik Tim Halea yang dijaga oleh Androa dan Anvily. Androa menghujani Quinta dengan berbagai vial alchemy, sedangkan Anvi mengeluarkan Blinding Light agar Quinta tak dapat melihat dengan leluasa.
Pertandingan seimbang. Masing-masing kubu masih berjuang untuk memperoleh kemenangan. Dan di tengah-tengah serunya pertandingan, tiba-tiba terjadi fenomena yang ganjil.
"Oi, kenapa mendadak mendung?"
"Ada yang aneh! Awan mendung itu berkumpul di satu titik!"
"Eh? Apakah akan badai?"
"Bukan! Badai tidak seperti ini! Ini tidak wajar!"
Kepanikan mulai tercipta di barisan penonton. Semua mulai berteriak. Mereka menyaksikan fenomena ganjil yang sedang terjadi.
Langit berubah gelap dengan sangat drastis. Awan mendung gelap menutupi cahaya mentari. Kemudian gumpalan awan hitam itu bergerak mengumpul di satu titik. Tak lama, muncul pusaran di titik tersebut, menciptakan lubang kosong di tengahnya. Dan beberapa detik kemudian, sebuah sinar terang berwarna putih turun keluar dari lubang itu. Sinar itu jatuh di tanah yang dekat dengan lokasi turnamen. Apa itu?
***BERSAMBUNG***