Such a nice weekend... Tidak ada panggilan emergency ataupun false emergency, tidak ada masalah yang merepotkan, dan cuaca hari ini sangat menyenangkan. Hujan gerimis dan mendung. Eh, minggu depan libur 3 hari. Aahhh indahnyaa!
Selamat membaca!
_________________________________________
*Daasss!*
Akhirnya Bola Es yang tak berdaya itu pecah. Tim Halea hanya memiliki satu Bola Es tersisa. Dengan situasi Halea sedang sibuk mencoba lepas dari hadangan Tank musuh, Androa masih proses healing, dan Anvily di samping Androa memberikan Heal dan Recovery. Sementara dua dari tiga musuh mereka sudah bersiap untuk menyerang Bola Es mereka yang kedua.
"Androa! Bangun! Lindungi Bola Es kedua!" Teriak Halea yang masih terkena efek Taunt dari Tank musuh.
"Guh! Mudah saja bicara! Ugh..." Androa masih belum 100% sembuh dari serangan telak sebelumnya. Apalagi, dia sudah tidak dapat menggunakan Androazer karena sudah patah. Jadi dia harus melemparkan vial alchemy secara manual dengan tangan jika ingin menyerang. Dan hal itu sulit dengan adanya rasa nyeri di dalam tubuhnya.
"Argh! Tank sialan!" Halea menatap tajam dengan ekspresi kebencian kepada Tank musuh yang seperti sedang mengikatnya dengan rantai dan sulit dilepaskan. "Heat Wave!" Akhirnya Halea menggunakan kartu as yang disimpannya untuk pertandingan yang lebih sulit nanti, yaitu fire magic.
Dragoon terkenal sebagai penunggang naga yang memiliki kemampuan bertarung dengan senjata jenis tombak/halberd dengan dibekali wind magic dasar. Namun Halea spesial. Selain elemen angin, Halea juga memiliki afinitas terhadap elemen api, sehingga dia mampu mengeluarkan skill magic elemen api.
Heat Wave adalah fire magic AoE (Area of Effect) yang menembakkan hawa panas tinggi ke area yang ditentukan penggunanya. Terdiri dari dua dasar serangan, yaitu kejutan gelombang panas yang dapat menghancurkan targetnya, dan efek DoT (Damage over Time) dari hawa panas yang ditimbulkan.
Meskipun armor yang digunakan oleh Tank musuh sangat spesial karena memiliki magical defense yang tinggi, radiasi panas yang diterimanya tetap tak dapat dihindari. Seketika, suhu permukaan plate armor yang terbuat dari logam itu meningkat dan membuat bagian dalamnya juga menjadi panas.
"Aaargh! Brengsek!" Tank musuh mengumpat. Ia dipaksa menghindar dari AoE Heat Wave. Otomatis, efek Taunt yang diberikan kepada Halea juga terputus.
Halea tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. "Valdash!" Sambil berteriak mengucapkan nama naganya, ia menarik tali kekang naganya untuk melakukan manuver putar balik. Halea berencana untuk mundur dan membantu pertahanan.
Namun, baru setengah putaran sebelum naganya terbang ke arah Bola Es mereka...
"Shielding Leap!" Tank musuh mengeluarkan skill shield. Ia melompat sambil memposisikan tower shield miliknya di depan tubuhnya, mengarahkan lompatan ke targetnya, yaitu naga milik Halea. Skill ini sebenarnya merupakan skill yang berfungsi untuk melindungi rekan setim. Tapi ia menggunakannya untuk mendekati Halea dan naganya.
"Shield Bash!"
Tentu saja, ia sama sekali tak berniat untuk melindungi Halea. Niatnya jelas, untuk menyerang Halea. Oleh karena itu, setelah menggunakan Shielding Leap, ketika masih berada di udara, ia mengeluarkan skill berikutnya. Skill yang menggunalan shield untuk menghantam musuhnya. Energi magic elemen netral diimbuhkan kepada shieldnya untuk memperkuat tenaga hantaman shield.
*Dangg!*
"Grroooaaaaarrh!"
Tower shield yang sangat berat itu, ditambah momentum dari lompatan dan dorongan shield, memberikan damage yang tidak bisa dianggap remeh. Kepala Valdash, naga milik Halea dihantam oleh tower shield musuhnya. Bunyi yang mendengungkan telinga dari benturan itu terdengar. Selain memberikan damage, skill Shield Bash memberikan efek pusing yang setara dengan stun. Untuk beberapa saat, naga milik Halea tidak mampu bergerak dan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat di tempatnya berdiri. Dan untuk beberapa saat, ekspresi Halea berubah kecut. Ia gagal kembali ke barisan belakang untuk membantu pertahanan.
Sementara di belakang...
*Ting ting ting teng*
*Darr daarr*
Beberapa serangan sudah mendarat ke Bola Es kedua milik Tim Halea. Heal dan Recovery untuk Androa sudah selesai, ia sudah bisa kembali beraksi, tapi Androa tanpa Androazer hanya bagaikan macan tanpa taring dan cakar. Macan ompong rumahan yang jinak. Jangkauan lemparan tangannya terbatas. Sedangkan saat ini sudah tidak ada waktu lagi karena Bola Es kedua mereka sewaktu-waktu sudah akan hancur. Apabila itu terjadi, maka mereka tidak akan bisa terus maju untuk mewakili Knight Academy Arvena dalam turnamen antar akademi yang akan datang.
***
Bagaimana ini!? Apa yang harus kulakukan sekarang!? Aku sudah memberikan Major Heal dan Recovery kepada Androa, tapi senjata Androa sudah rusak! Dan Halea masih terjebak oleh Tank musuh di depan sana! Sedangkan Bola Es kedua kami sudah di ambang kehancuran!
Aku tidak ingin kalah di sini! Aku ingin menang, atau setidaknya masuk semifinal untuk bisa mewakili KAA di turnamen antar akademi nanti! Aku ingin membuat orangtuaku bangga! Aku ingin... Aku ingin membuat Pelatih Arka bangga!
Tapi apa yang bisa kulakukan?? Aku kesal oleh fakta bahwa aku hanyalah Light Mage! Di saat seperti ini, light magic tidak berguna!
Aku butuh kekuatan untuk menyerang!
Heal, Recovery, atau apapun itu, tidak berguna saat ini!
Tuhan, berikan aku secercah cahaya agar aku dapat menemukan jalan keluar dari masalah iniii!!!
Eh?
Secercah cahaya? Aku butuh secercah cahaya untuk menemukan solusi?
Bagaimana kalau... Cahaya yang menyilaukan sehingga semua orang tidak dapat melihat apapun?
Lalu, setelah itu... Apa?
Apa yang bisa kulakukan setelah membuat semua orang tidak dapat melihat apapun?
Aku tidak memiliki kekuatan untuk menyerang musuh...
Pelatih Arka... Tolong bantu akuuu...
Pelatih Arka...
Pelatih... Arka?
Eh! Benar! Pelatih Arka sudah mengajariku skill untuk meningkatkan kemampuan fisik dengan menggunakan Mana yang ada di dalam tubuhku! Ya! Itu! Dengan membuat orang tidak dapat melihat apapun, aku dapat menggunakan skill Mana Sheath tanpa diketahui oleh siapapun!
"Blinding... Heaven!"
*Ngiiiiiiiiiiiiiiinnggg!*
Dalam sekejap, semua berubah menjadi putih dan menyilaukan.
"Aah!"
"Aduh! Mataku! Matakuuu!"
"Silauuu!"
"Apa ini!? Silau sekali!"
Blinding Heaven, skill yang memiliki prinsip dasar seperti skill Blinding Flash yang memunculkan cahaya menyilaukan untuk mengganggu penglihatan musuhnya. Namun, sebagai skill pada tingkat yang lebih tinggi, Blinding Heaven mempengaruhi area yang lebih luas. Intensitas dari seluruh cahaya yang ada di area itu meningkat secara signifikan, membuat semua peserta, termasuk penonton, praktis menjadi "buta".
Ini saatnya! Mana Sheath!
Aku seharusnya tidak menggunakan skill ini hanya untuk hal sepele seperti ini. Skill ini adalah kartu as yang kami pegang. Jika orang lain sampai mengetahuinya, maka rencana Pelatih Arka supaya kami memenangkan turnamen ini bisa berantakan.
Tapi, tidak masalah kan kalau orang lain tak bisa melihatnya? Yang penting, aku tetap merahasiakan ini, bukan? Aku hanya perlu mempertahankan Blinding Heaven sambil aku berusaha menyelesaikan ini semua. Bukan begitu? Ya, aku yakin Pelatih Arka akan memaafkanku... Um. Aku yakin...
Sambil terus menerus mengaktifkan Blinding Light, Mana Sheath mulai terbentuk dan melapisi seluruh tubuhku. Aku merasakan tubuhku menjadi jauh lebih ringan dan setiap gerakan kecil yang kulakukan menjadi jauh lebih bertenaga. Mana Sheath memang luar biasa. Kemampuanku seperti meningkat puluhan kali, tidak, ratusan kali lebih kuat!
Namun aku tidak memiliki banyak waktu...
"Oi, Anvily..."
Aku mendengar suara Androa dari dekatku, memanggilku. Dia pasti juga tidak bisa melihatku saat ini, tapi aku tahu kalau dia mengerti apa yang sedang kulakukan. Sepertinya dia berusaha menghentikanku, tapi ia tak melanjutkan kata-katanya.
Aku tidak bisa menghabiskan waktu memikirkan hal lain. Aku harus segera mengakhiri pertandingan ini!
Dan targetku adalah Bola Es musuh kami!
*Dhuss... Dhuss... Dhusss...*
Setiap langkahku memberikan dorongan yang sangat kuat. Aku merasa seperti terbang! Lariku menjadi sangat cepat! Dalam 2 atau 3 detik, aku sudah sampai di Bola Es pertama musuh!
Dan, tanpa pikir panjang...
"Hiyaaah!"
Kukepalkan tanganku, dan kupukulkan ke Bola Es tersebut. Jangan tanya bagaimana caraku memukulnya, karena aku tidak pernah berlatih ilmu bela diri. Aku hanya melakukannya sesuai instingku saja.
*Dass!*
Bola Es pertama musuh pecah berkeping-keping setelah kupukul sekali. Aku sempat kaget menyaksikan kekuatanku sendiri setelah menggunakan Mana Sheath. Kuat!
*Dhuss...*
Aku belum selesai. Aku kembali melompat. Kali ini langsung mendarat di depan Bola Es musuh yang kedua. Hal serupa kulakukan seperti pada Bola Es pertama tadi.
*Dass!*
Hal serupa terjadi pula pada Bola Es musuh yang kedua. Hancur berkeping-keping menjadi serpihan dan debu es. Semudah menghancurkan istana pasir!
Akhirnya...
Selesai!
Aku langsung menghentikan Mana Sheath. Tubuhku kembali seperti semula. Tanpa ada lapisan Mana yang melapisinya. Sesaat kemudian, Blinding Heaven pun terdegradasi dan akhirnya lenyap. Semua orang dapat melihat dengan leluasa lagi.
Untuk selama beberapa detik, keheningan melanda. Hanya suara tiupan angin dan dedaunan yang terdengar. Halea, masih menunggangi naganya, tersenyum ke arahku. Sementara Androa yang sudah berdiri, mengacungkan jempolnya kepadaku. Semua tanpa kata-kata dan suara.
Sementara, tiga orang dari tim lawan hanya terbelalak dengan mulut menganga hingga mencapai tanah. Penonton pun hanya diam melotot ke arena. Bukan, mereka melotot kepadaku!
"Hah... Hah... Hahh..."
Aku terengah-engah. Terang saja, mengeluarkan Mana dalam jumlah yang sangat besar dan melakukan pergerakan yang melebihi ambang batas kemampuan fisik normalku memang sangat melelahkan. Meskipun semua itu berlangsung dalam waktu tak sampai sepuluh detik, aku sudah merasa sangat kelelahan. Mungkin aku masih harus lebih banyak berlatih lagi agar fisikku menjadi lebih baik.
***
Setelah keheningan melingkupi area turnamen, akhirnya MC berbicara melalui alat magic yang dapat mengeraskan suara.
"Uwwwaaaaaaaaaaaaaa!!! Luar biasa! Luaaaar biaasaaaaaa!!! Apakah kalian semua melihat yang barusan terjadi di arena 2!? Tiba-tiba cahaya menyilaukan muncul! Dan beberapa detik kemudian, Bola Es milik Tim Blan hancur! Dan di sana! Di dekat Bola Es kedua yang telah hancur! Dia adalah pelakunyaaa! Dia adalah Anvily Seleza, dari Kelas Z, dengan job class Light Mage! Tu-tunggu! Apa aku tidak salah baca!? Light Mage, bukankah itu merupakan job class sebagai healer!? Berarti... Berarti dia adalah BERSERK HEALERRR!!! MENAKJUBKAN! LUAR BIASAAA!"
MC acara berkomentar panjang dan penuh semangat ketika mengomentari apa yang barusan terjadi. Semenjak saat itu, Anvi terkenal seantero KAA sebagai Berserk Healer. Anvi sendiri sebenarnya malu karena ia menjadi bahan pembicaraan siswa-siswi KAA. Tapi, lama-lama ia akan menjadi terbiasa dan bisa mengabaikannya.
***BERSAMBUNG***