Chereads / Isekai Medic and Magic / Chapter 143 - Chapter 54.5

Chapter 143 - Chapter 54.5

Chapter hentai. Bukan ecchi, tapi hentai. Hardcore hentai. Bagi yang berusia di bawah 18 tahun, silahkan skip ke chapter berikutnya. Tidak akan melewatkan poin penting dari cerita secara keseluruhan apabila tidak membaca chapter ini.

Bagi yang sudah berusia 18 tahun atau lebih, selamat menikmati sambil berkhayal~

___________________________________________

"Demon... Form!!!"

Dark magic di sekitar tubuhku menderu tak terkontrol. Vibrasi di udara sekitar yang ditimbulkan akibar gejolak energi yang terkumpul menghasilkan suara berisik berfrekuensi rendah di telingaku.

Aku sudah sering menggunakan skill Demon Form ini untuk membiasakan diri. Namun kali ini, sensasi yang kurasakan sunggu berbeda. Lebih dahsyat, tapi lebih tidak terkontrol. Luapan emosi yang tak terkendali memenuhi atrium dan ventrikel di jantungku. Membuat detak jantungku terasa lebih berat, namun lebih bertenaga. Ini melebihi apa yang kuperhitungkan sebelumnya. Di hadapan kekuatan ini, kekuatan Demon Form yang sebelumnya sangatlah kerdil.

"HUURRRRAAAAAAHHHH!!!"

Tanpa kusadari, teriakan parau dari mulutku meledak memekakkan telingaku sendiri. Gema yang dihasilkan membuat kepalaku sendiri menjadi bergetar.

Kulitku yang awalnya terlihat seperti kulit manusia biasa, kini benar-benar berubah. Selain teksturnya menjadi kasar dan sangat keras, warnanya juga berubah menjadi hitam pekat. Setelah seluruh kulitku berubah sempurna menjadi seperti cangkang hitam, sesuatu mulai terlihat. Yaitu sinar merah redup berpendar yang menjadi siluet tubuhku mulai muncul menyelimuti kulit hitam dan keras di sekujur tubuhku. Defense dan magic defense-ku meningkat pesat dengan perubahan ini.

Aku merasakan otot di sekujur tubuhku mulai membengkak, lalu tak lama kemudian memadat dan kemudian menyusut. Kucoba melakukan kontraksi ototku, dan yang kudapat adalah kekuatan yang jauh lebih besar, dan sistem kerja otot yang lebih efektif. Peningkatan kekuatan dan kecepatan sudah dapat kubayangkan hanya dengan merasakannya. Dan ini rasanya luar biasa.

Level pandangankupun berubah. Kali ini menjadi lebih tinggi dari biasanya. Ini artinya, ukuran tubuhku juga berubah. Tinggiku yang hanya 160 centimeter, biasanya bertambah menjadi sekitar 2 meter. Namun kali ini rasanya masih lebih tinggi lagi. Mungkin, sekitar 3 meter? Sepertinya begitu.

Di dua tanduk melungkung dan menjulang tinggi di kepalaku terasa seperti sedikit lebih berat. Aku tidak bisa melihatnya, tapi aku merasa kalau ukurannya dan bertambah panjang, besar, dan pebih berlekuk-lekuk.

"AAAAAAAARRGH!!!"

Namun, sesuatu membuat tubuhku menjadi sulit kukendalikan. Seperti ada hal lain yang mengendalikan segara gerakanku. Bukan seperti sebelumnya, dimana dark magic menguasai hati dan pikiranku dengan berbagai perasaan negatif seperti amarah, kecewa, kesal, sedih, semua menjadi satu. Ya, kini berbeda. Ini adalah sesuatu yang lain. Bukan dark magic itu sendiri yang tidak dapat kukendalikan. Tapi...

*Darr darr darrr!* Kedua tanganku memukul lantai secara bergantian, dengan sangat kuat, melampiaskan rasa yang sangat mengganggu ini, hanya untuk menjadi sia-sia karena sama sekali tidak berkurang rasanya. Pukilan-pukulanku membuat lantainya retak dan cekung. Padahal, setahuku ruang singgasana Vioraze ini terlindungi oleh magic proteksi yang memperkuat strukturnya.

Rasa ini, perasaan ini, aku tidak asing lagi! Ini adalah...

Nafsu.

Birahi.

Libido.

Intensitasnya gila! Aku tak pernah memiliki nafsu sebesar ini sebelumnya!

"RRRRAAAAAAAAAAAAWWWRRRR!!!"

... Dan aku tak dapat mengendalikannya.

*Boom!*

*Baamm!*

*Trak trak trak trak trak!*

Dengan terkejutnya aku, sebuah kekuatan besar mendorong seluruh tubuhku hingga terlempar dan menabrak dinding ruang singgasana Vioraze ini. Tak memberiku kesempatan, lima tembakan dark magic yang sangat cepat terbang ke arahku, menuju lima titik pada tubuhku. Kedua tangan, kedua kaki, dan leherku.

"GURRGH! GRRRRH!!!"

Berbentuk seperti tapal kuda, dark magic itu membuat tubuhku terpasung di dinding batu hitam yang sangat keras. Dengan kedua tangan terentang dan kedua tungkai terbuka, aku hanya bisa mengejan dan menggeram sambil mengeluarkan seluruh tenagaku. Dan hasilnya, kelima tapal kuda yang terbuat dari dark magic tadi, sama sekali tidak bergeming.

"Arka... Arka... Arka..." Vioraze menyebut namaku dengan irama yang mencekam sambil perlahan melangkah ke arahku. Entah ini hanya perasaanku saja, tapi Vioraze seperti tersenyum memperlihatkan isi pikiran iblisnya dari raut wajahnya. "Lihat lantaiku... Asal kau tahu saja, lantai itu terbuat dari Stygian Marmer. Bahkan seekor Superior Dragon saja tidak akan mampu menggoresnya."

Aku ingin meminta maaf. Tapi tidak bisa. Pikiranku berkabut, dikeruhkan oleh libido yang tak tertahankan. Aku hanya mampu menggeram.

"Grrrh..."

Perlahan, akhirnya Vioraze sampai di hadapanku. Ia mendekatkan wajah cantik jelitanya hingga 1 centimeter di depan wajahku. Kedua matanya menatap tajam ke kedua mataku. Aku merasa jiwa ragaku telah ditelanjangi oleh tatapan kedua mata itu. Aku merasa dia bisa melihat ke dalam tubuhku dan juga jiwaku.

Mata Vioraze menyipit, pipinya berkerut terangkat sedikit. "Fufufu... Lihatlah tubuh immortal-mu... Sangat kuat, sangat efektif untuk bertarung, dan sangat keras... Tapi..." Vioraze menempelkan jari telunjuknya tepat pada tulang selangka di dadaku. Sedikit demi sedikit, jari itu digesernya turun ke bawah.

Aku merasakan sensasi geli yang sedikit menyetrum dari sentuhan jari Vioraze. Dan ketika jari itu sampai di bagian puting susuku, kurasakan adanya aliran listrik yang mengalir dari titik itu ke arah akar penisku.

*Dutt...*

Penisku berdenyut akibat sentuhan itu.

Menyadari hal itu, Vioraze semakin tersenyum. Dua gigi taringnya yang tajam terlihat dari sudut mataku. Kemudian Vioraze menjilat bibirnya, membasahinya hingga berkilau memantulkan cahaya dari kristal-kristal yang menerangi ruangan ini.

"Hm. Ya. Tapi kau masih belum mampu mengendalikannya. Kekuatan ini akan membuat salah satu hasrat terbesar dalam dirimu bergejolak dan memberontak. Dan sepertinya, hasrat terbesar di dalam dirimu adalah hasrat seksual." Vioraze berbicara sambil terus menggerakkan jarinya menuju bagian bawah tubuhku.

Aku tidak begitu mendengarkan ucapannya. Konsentrasiku tertuju pada kenikmatan sentuhan yang diberikan oleh Vioraze pada badanku di bagian depan. Sebenarnya, ini aneh. Kenapa sentuhan di bagian yang seharusnya terasa biasa saja, kini menjadi sangat nikmat? Apakah ini efek dari nafsuku yang sedang meledak?

"Hrrgh!"

Ketika jarinya sampai di bagian pinggulku, aku sedikit tersentak. Karena kenikmatannya terasa meningkat pesat.

"Namun..." Terjadi gerakan perpindahan tiba-tiba pada jari telunjuk Vioraze.

"HRRRRRRGGHH!!!" Kali ini aku benar-benar tersentak kaget.

Bagaimana tidak? Dari gerakan telunjuk yang mengelus badanku, tiba-tiba tangan Vioraze sudah mencengkram penisku!

"Karena aku sudah berjanji, maka aku akan membantumu... Untuk mengendalikannya." Vioraze mulai mengelus penisku dengan sangat perlahan dan dengan sentuhan selembut mungkin. Rasanya, seluruh saraf yang ada di kulit penisku berteriak. Meronta-ronta menginginkan rangsangan yang lebih.

"UNNGGHH..."

"Tapi sebelumnya... Aku akan jujur kepadamu.... Aku... Sudah lama sekali sejak terakhir kalinya aku berhubungan seks dengan Si Naga Es yang tolol itu... Setelah dia musnah, tidak ada lagi makhluk yang pantas untukku. Jadi, kuharap engkau mempersiapkan dirimu untuk kujadikan pelampiasan nafsu yang sudah seribu tahun kupendam. Dan kau... Jangan mengecewakanku! Hamm..." Vioraze menggigit bibirku dengan lembut dan seksi, tanpa berhenti mengocok penisku dengan lembut.

Vioraze melumat bibirku. Lalu lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku melalui celah antara gigiku yang atas dan bawah. Setelah lidahnya menyentuh permukaan lidahku, kurasakan sensasi hangat disertai sebercak rasa manis dari liur yang menempel di lidahnya. Lidahnya bagaikan parasit yang sedang menginvasi targetnya, bergerak cepat menguasai seluruh ruang dan celah di dalam mulutku. Bahkan lidahku hanya mampu pasrah dililit dan dijilati oleh Vioraze.

"Emhh..."

Desahan mesra yang keluar akibat hembusan nafas panas Vioraze yang menggetarkan pita suaranya. Sebagian nafas panas yang dihembuskan oleh Vioraze menerpa wajahku, membuat aliran darah di kedua pipiku meningkat dan menjadi hangat pula. Aku tak menyangka, bahkan hembusan nafasnya saja dapat membuat perubahan pada tubuhku.

Vioraze memejamkan matanya. Bulu mata lentik miliknya sesekali bergetar halus. Vioraze benar-benar menikmati ini. Dia benar-benar berniat untuk melampiaskannya kepadaku, aku bisa merasakannya.

Sambil bercipokan, aku dapat merasakan panasnya dua buah payudara bulat dan besar yang menekan ke dadaku. Bagaikan balon yang diisi air panas, aku dapat merasakan hangat tubuh Vioraze yang melebihi suhu tubuh manusia. Tubuh naga ini lebih panas daripada tubuh manusia. Namun, panasnya masih dalam batas yang dapat dinikmati. Nyaris seperti ketika mandi dengan air panas.

Tubuh Ruby memang sedikit lebih panas daripada Ren dan Syla. Namun tubuh Vioraze masih jauh lebih panas.

*Dang! Dang!*

Kedua lenganku hanya bisa berkontraksi tanpa mampu melepaskan diri dari jeratan yang dipasang oleh Vioraze. Aku sungguh ingin menggunakan tanganku! Untuk memeluk tubuh indah Vioraze! Meraba sekujur tubuhnya yang lembut dan seputih salju! Mencengkram sisi kanan dan kirinya saat bercipokan! Bahkan aku ingin meremas kedua buah melon panas di dadanya! Tapi... Tapi aku tak berdaya!

*Cupp!*

Vioraze melepaskan cipokannya dengan perlahan. Aku sudah berusaha agar cipokannya tidak terlepas dari mulutku, tapi apalah dayaku. Aku bahkan tidak dapat menggerakkan leherku karena terjerat.

Tapi yang berikutnya terjadi adalah, dia mulai mengecup wajahku. Di saat dua tangan lentiknya masih mengocok penisku yang sudah dari tadi berdenyut kencang, bibirnya yang basah oleh liur itu ditempelkan ke pipiku, ke daguku, dahiku, hidungku, dan juga daun telingaku.

Setelah puas menciumi wajahku, bibir merah dan basah Vioraze mulai berpindah ke leherku. Vioraze adalah ahlinya. Aku tidak heran kenapa dia bisa dengan begitu hebatnya mempermainkan seluruh titik erotis pada tubuhku seperti dia sedang bermain-main di halaman belakang rumahnya. Sesekali, ia menjulurkan lidahnya di sela-sela ciuman, untuk menjilati kulit leherku.

"Ooohh!" Suara tak terkontrol terlepas dari mulutku. Kepalaku rasanya sudah seperti mau pecah. Rangsangan demi rangsangan yang ditimbulkan oleh setiap milimeter sentuhan fisik Vioraze telah membuatku semakin dan semakin tenggelam dalam nafsu birahi.

"Cupp... Slurrp... Ngh..."

Ketika bibirnya sampai pada puting susuku, dia langsung mengecupnya dengan sangaaat lembut dan erotis! Kecupan itu memiliki sedikit daya hisap yang membuat seolah-olah energiku sedang dihisap olehnya melalui puting susuku. Setelah aku menikmati sensasi hisapan singkat itu, berikutnya adalah jilatan dari bawah ke atas secara pelan-pelan, membuat rasa geli bercampur nikmat bertahan sedikit lebih lama. Dan yang terakhir, ia mengakhirinya dengan menggigit lembut puting susuku. Ada sedikit rasa nyeri, namun nyeri itu tertutupi oleh rasa geli. Semua darah terkumpul di ubun-ubunku, bagai gunung berapi yang siap untuk erupsi kapanpun.

"Fufufu... Arka... Wujudmu yang ini ternyata sangat sensitif terhadap rangsangan erotis. Padahal, ini belum seberapa... Apa jadinya dirimu nanti? Ufufu..." Menahan tawa puasnya, Vioraze hanya tertawa melalui hidungnya saja.

Melanjutkan operasi yang sedang dilaksanakannya, Vioraze mulai menciumi seluruh bagian perutku. Tangannya masih mengelus penisku secara terus-menerus dan stabil. Berikutnya, aku mulai merasakan bekas kecupan basah Vioraze semakin mendekati pusarku.

Benar saja! Vioraze menjilati pusarku sampai bagian terdalamnya! Ngilu! Rasanya ngilu! Tapi... Entah kenapa, ada aliran listrik yang langsung merangsang penisku pada setiap jilatan Vioraze!

"Urrgghh..."

Kini aku hanya berupa seonggok daging hitam yang menjadi mainan Vioraze. Aku tidak bisa melawan, bahkan aku tidak bisa bergerak. Aku hanya bisa pasrah menerima semua yang akan dilakukan oleh Vioraze kepada tubuhku ini.

"Arkanava Kardia..." Vioraze menghentikan tarian lidahnya. Ia mengangkat wajahnya untuk menatap wajahku. "Kau tahu, aku melakukan ini untuk membantumu agar semua gejolak energi di dalam tubuhmu menjadi tenang. Engkau harus membuang semua deformitas energi yang dapat merusak ketenangan aliran dark magic di dalam tubuhmu. Untuk kasus yang kau sedang alami, adalah hasrat seks yang meledak-ledak seperti ini. Kuasai hasrat itu. Dan selama proses menguasainya, aku akan menemanimu. Fufufu..." Menahan tawanya, tangan kiri Vioraze menutup mulutnya.

Meskipun ia berbicara, gerakan tangannya untuk mengocok penisku sama sekali tidak berhenti. Jangankan berhenti, irama gesekannya saja sama sekali tidak berubah. Membuat penisku tetap menerima rangsangan yang nikmat secara konstan dan terus-menerus. Vioraze, memiliki pengalaman dan keahlian yang tak tertandingi dalam hal seksual.

Cairan bening dan kental dari lubang penisku mulai keluar sedikit demi sedikit. Semakin lama semakin banyak yang keluar. Dipicu dengan gesekan tangan Vioraze pada penisku, cairan bening dari lubang penisku mulai membasahi sekitar kepala penisku, kemudian perlahan membasahi seluruh penisku. Penisku dalam wujud demon sedikit mengalami perubahan fungsi, salah satunya menjadi dapat mengeluarkan banyak cairan pelumas untuk melakukan hubungan seks. Bahkan bisa melumuri seluruh permukaan kulit penisku.

Tentunya, hal itu membuat gesekan jemari lentik dan lembut Vioraze jadi menghasilkan efek geli dan nikmat yang mendekati seperti ketika terjadi gesekan antara penis dengan dinding vagina yang sudah becek.

Selama beberapa menit, sinyal-sinyal rangsangan yang dikirim oleh Vioraze melalui penisku sudah banyak terbendung. Semakin lama, pertahananku menjadi semakin rapuh. Kini akupun sudah mendekati ejakulasi. Mirisnya aku melihat diriku yang dengan mudahnya mencapai orgasme hanya dengan sentuhan tangan Vioraze selama beberapa menit saja.

Yang tak terkira olehku sebelumnya, tiba-tiba Vioraze mempercepan kocokan terhadap penisku. Vioraze benar-benar memahami teknik seks dan memiliki insting yang sudah sangat terlatih untuk ini. Dia tahu persis kapan harus menambah kecepatan tangannya tanpa perlu kuberi tahu. Dengan kemampuan dan teknik berhubungan seks sehebat ini, aku tidak yakin ada seekor Succubus paling kuat sekalipun yang dapat mengalahkan Vioraze.

"Gggrrrhh! Ggrrraaaaarrhhh!!!"

Aku tidak kuat lagi! Aku ingin ejakulasi! Dan...

"AAAAAAARRRRGGGHH!!!"

*Crooott crooott crooott croottt crooot!*

Ejakulasi pertamaku terjadi begitu saja. Aku merasa malu. Selemah itukah aku? Hanya dengan diberikan onani selama tidak sampai 5 menit saja sudah ejakulasi? Tidak, tidak. Bukan aku yang editansil. Tapi Vioraze yang begitu hebat.

"Aaahh~ sudah lama sekali aku tidak merasakan semburan cairan putih kental yang hangat seperti ini~ ufufufu..."

Semburan spermaku muncrat tanpa hambatan. Menyirami dua buah bukit kembar Vioraze beserta lembah di antaranya. Kemudian spermaku yang menempel di payudara Vioraze, mengalir sedikit demi sedikit ke belahan susunya, terkumpul di sana.

Vioraze tersenyum, lalu ia mulai menjilati spermaku yang menodai tangan lentiknya yang masih mengocok penisku sampai semua denyutan ejakulasiku berakhir dan Hercules Junior mulai loyo lagi.

"Umhh... Glekk" Vioraze menelan spermaku. Senyum di wajahnya kini bertambah cantik karena pipinya mulai merona. "Lezat... Aku hampir lupa rasanya... Eh? Cepat sekali lemasnya? Aku belum mengizinkanmu untuk selesai!"

Vioraze kemudian mengusap seluruh spermaku yang mengotori payudara putih mulus miliknya. Kupikir, dia akan memasukkan ke mulutnya dan menelannya juga. Tapi aku salah.

Vioraze melumuri seluruh bagian dari kedua payudaranya dengan spermaku. Dia mengumpulkan lebih banyak sperma di bagian belahan dadanya. Setelah selesai, tangannya yang sudah berlumuran spermaku, kembali diletakkannya pada penisku. Dia mulai menggosok penisku kembali!

Setelah selesai ejakulasi, penis mengalami fase detumescence. Yaitu dimana penis mengempes dan melunak, serta tidak mampu menangkap rangsangan seksual untuk beberapa saat ke depan. Penisku, sedang dalam fase itu.

Tapi Vioraze memaksanya! Dengan kedua tangan yang berlumuran spermaku, ia kembali mengocok penisku dengan teknik yang berbeda! Rangsangan yang dihasilkannya juga meningkat beberapa level! Aku merasakan ngilu yang luar biasa setiap kali tangan Vioraze bergerak. Ngilu bercampur geli yang menjadi nikmat!

Tak lama, fase detumescence pun dipaksa berakhir sesegera mungkin. Penisku kembali membengkak dan mengeras! Apa ini!? Bagaimana bisa seperti ini!?

"Urrgggh!" Aku kembali menggeram, tak dapat mengucapkan satu patah katapun.

"Aah... Sudah kembali mengeras... Arka, apa kamu mau merasakan jepitan payudaraku? Tidak perlu dijawab. Aku tahu jawabanmu, fufufu..."

Dalam sekejap, helaian kain hitam yang dikenakan Vioraze lenyap. Aku tidak heran, karena sebelumnya aku sudah menduga bahwa semua pakaian yang dikenakan Vioraze terbuat dari dark magic yang dapat dimanipulasi sesukanya.

Setelah tak ada lagi sehelai kainpun yang menutupi payudara Vioraze, aku dimanjakan dengan pemandangan yang sangat indah. Payudara yang sangat besar, dengan kulit yang putih mulus. Bahkan, areola dan putingnya berwarna ping cerah. Sekilas, payudara Vioraze terlihat padat. Namun setelah ia meletakkan penisku di belahan payudaranya, aku tahu persis bahwa kedua payudara besar dan bulat milik Vioraze ini luar biasa lembut. Kalau aku boleh jujur, baik itu Ren, Syla, maupun Cyane, tak ada satupun dari mereka yang memiliki payudara sesempurna ini. Ini adalah mahakarya dewata!

"Arka, aku akan memulai ronde kedua..." Vioraze tersenyum penuh misteri kepadaku.

Kedua tangannya menopang masing-masing payudaranya. Lalu ia menjepitkan payudara lembut yang sudah berlumuran sperma itu ke penisku yang sudah berada di dalam celahnya. Saking besarnya payudara Vioraze, bahkan aku tidak dapat lagi melihat ujung penisku yang sudah tenggelam di dalam palung misteri.

Vioraze menggerakkan kedua payudaranya naik turun.

"Uhh... Penismu begitu hangat di payudaraku..."

Aku tak lagi bisa memahami apapun yang diucapkan Vioraze. Akalku sudah gelap karena tertutupi oleh rasa nikmat dari gesekan payudara Vioraze terhadap penisku. Aku melihat, ketika Vioraze menggesekkan payudaranya ke arah bawah, sedikit ujung penisku menyembul dengan malu-malu di belahan dada Vioraze. Lalu kembali hilang dalam sekejap. Muncul lagi, hilang lagi.

Ohhh! Nikmatnya! Ini nikmat sekali!

Setelah beberapa menit, Vioraze menambahkan rangsangannya. Wajahnya yang dari tadi tersenyum puas melihat ekspresi wajahku yang keenakan, kini beralih menunduk. Dan yang berikutnya terjadi adalah, setiap kali ujung penisku menyembul keluar dari belahan dada Vioraze, penisku langsung masuk ke mulut Vioraze dan disambutnya dengan jilatan lidah yang menyapu bagian luar lubang penisku dari bawah ke atas!

"Aarrgg! Aaarrrggh!"

Gila! Gila! Ini gila! Bagaimana aku bisa bertahan lama jika kenikmatan rangsangan yang kuterima sedahsyat ini? Vioraze, adalah makhluk yang setara dengan Dewa! Aku bisa mendeklarasikan bahwa Vioraze sudah setara dengan Dewa Eros! Meskipun aku belum pernah bertemu dengan Dewa Eros.

Tak lama. Ambang batas 5 menit kembali tak tergapai olehku. Tak sampai 5 menit setelah Vioraze memulai ronde keduanya, aku kembali ejakulasi... Harga diriku hancur... Tapi, kepuasan yang kurasakan telah menghapus rasa hancurnya harga diriku sebagai lelaki jantan.

Di saat aku mendekati orgasme keduaku, tanpa perlu aba-aba, Vioraze meningkatkan frekuensi gesekan payudaranya. Dan aku...

"Uugggghhaaaaaaaahh!!!"

*Crooott crooottt croooottt crooott crooott!*

Aku kembali ejakulasi. Dalam 10 menit saja, ia sudah membuatku orgasme dua kali!

Tapi ada yang ganjil...

Setiap kali penisku berdenyut untuk meledakkan isi tanki sperma yang sudah bertekanan tinggi, aku merasakan semburannya menjadi tiga atau empat kali lebih kuat! Tunggu... Bukan semburannya yang menjadi semakin kuat...

Tapi Vioraze! Vioraze menghisap lubang penisku serentak dengan setiap denyutan ejakulasiku! Setiap kali penisku berdenyut untuk menyemburkan mani kental, setiap itu pula Vioraze memberikan hisapan hingga ejakulasiku menjadi terasa lebih kuat! Teknik apa itu!? Kenapa timing dari hisapannya bisa sangat akurat!?

Setelah denyutan ejakulasi yang terakhir berlalu, Vioraze melepas mulutnya dari ujung penisku dengan bunyi *cupp*. Lalu aku mendengar suara dari mulutnya yang seperti orang sedang berkumur.

Vioraze berkumur dengan spermaku di dalam mulutnya untuk beberapa saat! Dan dia melakukan itu sambil tersenyum menatap wajahku.

Lalu... "Glek." Vioraze kembali menelan spermaku! Wanita ini... Tidak. Naga ini... Benar-benar haus sperma!

"Ummhhh... Gurih sekali rasanya... Sperma manusia, entah kapan terakhir kali aku merasakan sperma seorang manusia..."

"Hahh... Hahh... Hahhh..." Entah mengapa, aku merasa kelelahan. Aku terengah-engah. Padahal, tidak biasanya hubungan seks sebentar saja dapat membuatku kelelahan seperti ini. Apa mungkin ada trik di balik semua yang dilakukan oleh Vioraze? Apakah, Vioraze juga menyedot energiku sejak awal tadi?

"Ufufufu..." Melihat ekspresiku, Vioraze menyembunyikan tawanya dengan jemari lentik tangan kanannya. Kukunya yang berwarna hitam mengkilat persis seperti sisiknya ketika berwujud naga, memberikan aura gothic yang seksi. "Sepertinya engkau sudah mulai memahami yang sedang terjadi. Tapi, apakah staminamu hanya segini? Kalau tidak dilampiaskan seluruhnya, engkau tidak akan bisa menguasai kekuatanmu sendiri."

"Grhh... Grhh... Grh..." Aku ingin menjawabnya, tapi paru-paruku terasa sekarat dan haus akan oksigen.

Akan tetapi, sosok wanita cantik jelita telanjang di hadapanku seperti tidak mempedulikan kondisiku sama sekali. Yang tercermin dari matanya hanyalah dark magic yang tidak stabil dan menderu di dalam tubuhku. Sesuatu yang harus dibuang. Sampah di dalam tubuhku.

Perlahan, ia mendekatkan wajahnya ke depan wajahku. Aku dapat mencium aroma kulit dari wajahnya. Tapi, aku tidak merasakan adanya hembusan nafas. Apakah naga sekelas Vioraze tidak perlu bernafas? Ah, bukan itu yang harus kupikirkan saat ini. Tapi, aku harus memikirkan bagaimana caranya agar aku dapat menenangkan dark magic di tubuhku dan menguasainya segera. Siswa-siswaku saat ini sedang bertempur melawan Undead. Memang, Vioraze tidak akan membunuh mereka. Tapi, itu bukan berarti bahwa mereka tidak akan lepas dari luka parah. Buktinya, Revon bisa terluka parah.

"Guh!?" Aku terkejut! Tiba-tiba Vioraze menggigit bibir bawahku!

Dia tidak menggigitnya dengan kuat, tapi dengan sangat lembut hingga rasanya hampir geli!

"Cupp..."

Vioraze mengecup bibirku setelah menggigitnya. Seakan ada aliran listrik statis, bibirku terasa melekat dengan bibirnya yang merah merona dan basah. Lembut sentuhan bibirnya pada bibirku membuat penisku bergetar. Rangsangan di bibir bisa sampai pada penis dengan sehebat ini!?

Kemudian, secara otomatis bibir dan lidahku mengikuti tuntunan tersirat dari milik Vioraze. Kedua tangan Vioraze ia sandarkan pada dadaku. Memberikan sensasi bercinta dengan wanita yang kucintai. Padahal, aku tidak pernah memiliki perasaan seperti itu sedikitpun terhadap Vioraze! Aku menganggap dia sebagai sosok agung dimana aku harus berlutut di hadapannya!

Tapi... Bibir dan lidah Vioraze terasa nikmat sekali... Seolah setiap sel pada bibir dan lidahnya dapat bergerak secara otonom untuk memuaskan hasratku. Lidah Vioraze melilit lidahku, mengelusnya, dan sewaktu-waktu menyapu setiap sela-sela gigiku dan juga langit-langitku. Sentuhan licin dan berliur ini seketika memaksa penisku untuk bangkit kembali dari kekalahan beruntunnya. Mengeras dan berdenyut tak terkontrol. Cipokan dahsyat macam apa ini!? Aku hanya bisa terbelalak saat memahami hebatnya Vioraze dalam bercinta.

"Ara ara... Sudah bangun lagi... Ternyata aku sedikit salah menilai staminamu..." Vioraze memegang penisku dengan satu tangannya yang telah ia turunkan setelah melepaskan cipokannya kepadaku.

Dan tak terduga olehku, Vioraze mundur selangkah, kemudian mengangkat kaki kanannya lurus ke atas. Ia melakukan split sambil berdiri. Dengan posisi seperti ini, aku dapat melihat jelas vulva Vioraze yang berwarna pink cerah. Mengkilat berlendir tapi tidak terlalu becek. Sama sekali tidak ternodai oleh sehelai rambut pubispun. Labia minora yang mengawal di sisi kanan dan kiri lubang vaginanya, terlihat kencang namun lentur. Labia mayora yang memiliki ketebalan sangat proporsional itu memiliki kulit yang putih mulus. Terlihat glans clitoris berwarna magenta yang ujungnya mengintip malu dari balik preputium clitoridis. Semuanya... Sangat sempurna dan simetris. Tidak ada cacatnya.

*Bam*

Dan ankle dari kaki yang diangkatnya itu, ia hempaskan ke arah bahu kiriku. Aku merasakan nyeri pada bahuku, tapi bukan nyeri yang tidak dapat kutahan.

"Grrh!?" Aku dikejutkan dari lamunanku setelah melihat sekilas keindahan surga di selangkangan Vioraze. Ia menempelkan vulvanya pada bagian ventral dari penisku yang sudah ereksi maksimal mengacung ke atas.

Aku merasakan kehangatan yang terinduksi dari vulva Vioraze kepada penisku. Rasanya lebih mendekati panas daripada hangat. Padahal aku sudah berada dalam wujud demon. Aku yakin, kulit manusia biasa akan langsung melepuh jika menyentuh tubuh panas Vioraze ini.

"Hmm? Kenapa tubuhmu seperti terkejut?" Vioraze bertanya kepadaku dengan wajah yang sok polos dan tidak mengerti. Padahal aku tahu, kalau dia tahu.

"Gahhh... Aarh... Arrhh..."

Suara eranganku otomatis keluar ketika Vioraze menggesekkan seluruh vulvanya kepada batang penisku. Rangsangan dari gesekan ini sudah membuatku nyaris hilang akal. Apa jadinya kalau tiba-tiba ia memasukkan penisku ke dalam vaginanya!? Membayangkannya saja sudah membuatku hampir pingsan!

Vioraze terus menggesek-gesekkan vulvanya kepada penisku yang semakin liar berdenyut. Ini absurd! Kenapa petting saja rasanya sudah jauh lebih nikmat daripada berhubungan seks dengan semua wanita yang pernah kutiduri seumur hidupku di isekai ini!? Well, aku tidak menghitung hidupku sebelum ditransfer ke sini, karena memang juga aku tidak pernah melakukan hubungan seks selain dengan tanganku sendiri di dunia itu.

Sambil melakukan gerakan akrobatis itu, Vioraze melingkarkan kedua tangannya pada leherku. Kedua matanya yang berwarna hitam seluruhnya, menatap tajam pada kedua mataku. Meskipun tatapan matanya tajam, namun aku dapat melihat kelembutan dan hasrat ingin memilikiku dari sinar matanya. Seakan memeluk jiwaku dan menyatukan dengan jiwanya. Cerminan wajahku pada matanya seolah seperti aku telah tersesat di dalam kegelapan di hatinya. Tatapannya, tak membiarkan pandanganku lepas darinya. Mengunci titik fokus pandanganku pada bagian tengah bola matanya. Seperti ini, persis seperti saat melakukan hubungan seks dengan orang yang kucintai, padahal Vioraze bukan!

"Oh? Fufufu... Cepat sekali... Tapi tidak bisa. Tidak semudah itu, Arkanava Kardia..."

Seketika setelah mengucapkan itu, Vioraze langsung melepaskan kemaluannya dari penisku. Menghentikan aliran rangsangan dari gesekan vulva-nya. Membuat perasaan diriku yang tenggelam dalam kegelapan nafsu seksual ini seketika seperti ditarik dan dipaksa keluar.

Fuck! Ini rasanya seperti saat ketika ingin bersin tapi tidak jadi. Rasanya sungguh membuatku frustrasi! Shit!

Vioraze menggantungku selama beberapa detik dalam kondisi seperti ini. Aku kesal. Aku ingin berontak. Aku ingin meremas payudara yang membuat liur menetes itu! Aku ingin memeluk tubuh yang terlihat rapuh namun menggiurkan itu! Aku ingin menjilati vagina Vioraze sampai ke dalam-dalamnya! Aku... Aku ingin menyetubuhinya sampai ia berantakan dan sampai vaginanya tak mampu lagi menahan semburan spermaku!

Tapi seluruh tubuhku terkunci di tembok. Dan semakin kuat aku berusaha melepaskan diri, semakin kuat pula efek supresi dari dark magic Vioraze untuk menahan pergerakanku. Curse magic seperti ini memang tidak bisa dipandang sebelah mata.

"Grrrrraaaaaaaahhhhh!!!" Aku berteriak dengan sangat nyaring untuk meluapkan frustrasiku. Suara parau dari Demon Form ini menggaung di seluruh aula singgasana Vioraze. Tapi aku sunggu tak peduli lagi. Aku marah! Libidoku digantung seperti ini, kepalaku serasa remuk bagai dihantam oleh bucket dari excavator dan digepengkan oleh compactor.

"Aahh... Ternyata kau bisa terlihat manis juga, kalau seperti itu... Baiklah, demi Demon kecilku yang manis, aku akan memberikan blessing terakhir dariku." Vioraze berkata demikian sambil meraih penisku dengan satu tangannya, lalu mengarahkannya ke suatu titik.

*Cesss...*

Selayaknya batang es yang dicelupkan ke dalam lahar panas, penisku terasa seperti meleleh ketika Vioraze memasukkannya ke dalam vaginanya. Dia memasukkannya secara perlahan. Satu milimeter demi satu milimeter. Dari ujung penisku, kurasakan sensasi panas yang anehnya juga terasa begitu nikmat! Aku tidak pernah merasakan nikmatnya memasukkan penis ke dalam vagina seperti yang kurasakan sekarang! Meskipun aku sudah melakukannya dengan empat wanita yang berbeda sebelumnya...

*Sret... Sret...*

Vioraze memberikan dorongan pada penisku secara perlahan dan berirama. Memberikan kesempatan bagiku untuk menikmati setiap milimeter gesekan penisku dengan vaginanya, dan membiarkanku untuk menyimpannya di dalam memoriku, untuk selamanya. Karena, aku tahu, 'blessing' yang berkedok hubungan seksual seperti ini, tidak akan pernah terulang kembali. Hampir pasti, bahwa ini adalah yang pertama dan terakhir kalinya.

Tekstur vagina Vioraze sangat licin, lentur, namun di beberapa titik terasa seperti ada sesuatu yang menyengat lemah ke kulit penisku. Rasa tusukan lembut itu memberikan rangsangan tambahan yang tidak pernah kudapatkan dari wanita-wanita lain. Semakin dalam penisku masuk, semakin berbeda pula lipatan dan lekukan dinding vaginanya. Membuat otak mesumku berkhayal bahwa sang penis sedang berpetualang di dalam sebuah dungeon yang belum pernah ia jelajah sebelumnya. Tanpa mengetahui apa yang berikutnya akan dihadapi.

Dan akhirnya, penisku masuk ke dalam vagina Vioraze seluruhnya. Vagina dari seekor True Dragon sudah menelan bulat-bulat semua bagian penisku. Dan aku merasakan seperti penisku sedang dilumat dan dikunyah oleh dinding vagina Vioraze.

Eh? Padahal Vioraze sama sekali belum menggerakkan pinggulnya? Bagaimana bisa ia sudah mulai merangsang penisku tanpa menggerakkan pinggulnya? Apakah... Vioraze mampu menggerakkan seluruh dinding vaginanya seperti yang diinginkannya dengan leluasa? Aku merasakan seperti ada pijatan pada seluruh bagian tubuhku seperti saat sedang dikocok dengan tangan, tapi aku juga merasakan sesuatu yang memijat itu adalah sesuatu yang licin, lunak, lembut, dan berlendir. Tidak salah lagi, itu adalah tekstur dinding vagina.

Tapi kekuatan remasan dan pijatan dinding vaginanya sudah seperti tangan seorang ahli terapi.

"Ha? Engkau sudah mau keluar lagi? Aku bahkan belum memulainya..." Mengucapkan itu, wajah Vioraze terlihat sedikit murung. Aku merasakan kekecewaan padanya. Sekaligus, aku merasa hina dan tak berdaya. Seolah-olah aku seperti pengidap ejakulasi dini. Padahal selama ini aku tidak pernah begini. Bahkan aku bisa melakukannya semalam suntuk tanpa istirahat! Namun kenapa saat melakukannya dengan Vioraze aku menjadi makhluk lemah seperti ini!?

"Grr! GRRRAAAA! KE... KELUAARRRRR!!!" Kembali, suara parauku menggema. Disambut dengan ejakulasiku yang ketiga.

*Crooottt... Crooott... Crooott...*

Ahhh... Aku mengeluarkan sperma yang sudah semakin encer ke dalam vagina Vioraze. Tapi... Aku malu. Aku selemah ini dihadapan sosok True Dragon. Bahkan, aku sama sekali tidak melihat pertanda bahwa Vioraze sudah mendapatkan orgasmenya.

Apa!? Tunggu... Tunggu dulu! Kenapa vagina Vioraze bisa menyedot penisku? Seperti vacuum cleaner, vagina itu mampu menyedot kuat saluran kencingku hingga sperma yang keluar menjadi semakin deras kurasakan!

"ARGH!!!"

Tiba-tiba, sesuatu terasa seperti mencengkram pangkal penisku. Aku tak dapat melihat itu apa, tetapi sesuatu itu mencekik pangkal penisku. Tidak mengizinkan kumpulan darah yang telah membuat ereksi penisku ini mengalir kembali ke tubuhku setelah aku selesai ejakulasi. Normalnya, setelah ejakulasi maka darah yang terkumpul di dalam penis, yang membuatnya menjadi keras, akan mengalir kembali meninggalkan penis sehingga ereksi akan berkurang secara perlahan. Namun dengan adanya jeratan pada pangkal penis, otomatis darah akan menjadi sulit keluar dari penis. Menyebabkan ereksinya jadi terus bertahan. Secara paksa bertahan.

Vioraze pun tidak hanya diam menunggu. Bagian dalam dinding vaginanya kembali berkontraksi. Memijat, menggesek, dan meremas batang penisku. Rasa ngilu yang luar biasa nikmat kurasakan. Aku bisa mengatakan dengan yakin, bahwa saat ini aku sedang diperkosa oleh Vioraze. Dipaksa melakukan yang sebenarnya tidak ingin kulakukan. Tapi, ujung-ujungnya aku menikmati perkosaan dari Vioraze ini. Meskipun rasa malu sudah menodai kenikmatan yang kurasakan.

Ajaibnya, beberapa detik kemudian, aku merasakan hasrat dan libidoku kembali bangkit. Penisku sudah ereksi lagi. Merasakan perubahan ini, jeratan pada pangkal penisku tadi perlahan mengendor dan hilang.

"Sepertinya, kita sudah harus mengakhiri ritual ini..." Kata Vioraze, tersenyum manis dan mulai menggoyangkan pinggulnya.

*Cplok... Cplok... Cplok...*

Setiap kali selangkangan Vioraze dihentakkan terhadap selangkanganku, dimana penisku juga terhujam mentok ke dalam vagina Vioraze, menghasilkan suara tepukan becek yang nyaring.

"GRRRHHH.... AAARRGHH..."

Vagina Vioraze, setelah ia mulai menggerakkan pinggulnya dengan kasar, aku merasakan bahwa sepertinya vagina ini tersusun dari ribuan gergaji halus dari bahan silikon lembut yang menggerus dan menggasak seluruh permukaan kulit penisku. Tak menyisakan satupun ujung saraf Meissner untuk dirangsang, seperti juga halnya panas bagian dalam tubuh Vioraze yang merangsang ujung saraf Ruffini pada permukaan kulit penisku.

Ohh... Ini adalah hal yang berasal dari galaksi yang berbeda. Kali ini aku benar-benar kehilangan akal sehatku. Aku tidak tahu lagi apa yang berikutnya terjadi. Aku tidak ingat apapun setelah Vioraze mulai menggoyangkan pinggulnya terhadap penisku. Seluruh tubuhku hanya dikendalikan oleh nafsu birahi hewaniku.

Hal yang berikutnya aku tahu hanyalah gelap. Ya, semua gelap. Pandanganku gelap. Emosiku gelap. Pikiranku gelap. Seluruh dunia ini gelap.

Entah berapa lama aku melayang-layang dalam ruang yang gelap ini, sampai akhirnya aku bisa membuka mataku. Segaris sinar menyelinap masuk dari antara kedua kelopak mataku. Cahaya berwarna-warni yang menyilaukan. Dan setelah mataku beradaptasi, aku mulai berpikir untuk mengingat kejadian terakhir. Dan sambil melirik ke seluruh lapang pandang mataku, aku mulai mencerna situasiku saat ini.

Aku melihat ada dua buah bola berwarna putih sedikit kekuningan, tapi di salah satu sisinya terdapat tonjolan mungil berwarna pink. Di antara dua balon yang saling berdekatan itu, mengintip sebuah wajah familiar dengan senyum misteriusnya yang mampu menjerat hati semua lelaki di dunia ini. Dan akupun merasakan sesuatu mengelus rambutku dengan lembut.

Mata yang melihatku itu, berubah menjadi sedikit menyipit, menyiramkan aura keibuan yang sangat hangat kepadaku. Lalu, bibirnya yang berwarna merah itu bergerak. "Engkau sudah bangun... Bagaimana yang kau rasakan saat ini, Arkanava Kardia?" Ya, dia adalah Vioraze, True Dragon of the Darkness dalam wujud humanoid-nya. Dia sedang memangku kepalaku di pahanya dalam keadaan telanjang bulat tanpa ada sehelai kainpun yang menutupi tubuh kami. Ia bertanya kepadaku dengan suaranya yang merdu tapi penuh keagungan.

"Ugh... Yang Mulia... Izinkan hamba... Sebentar lagi..."

"Ufufufu... Engkau boleh beristirahat lebih lama lagi..."

Lalu aku menggeliat, memposisikan tubuhku yang tadinya telentang, kini miring menghadap tubuh Vioraze. Kepalaku menghadap ke perutnya yang ramping, rata, dan kencang. Aku juga bisa melihat belahan vaginanya samar-samar di dalam bayangan. Lalu aku...

"Fuuu~ hahhhhhh~"

Aku menghirup nafas dalam-dalam, menyerap semua esens dan aroma dari selangkangan Vioraze, lalu menghembuskannya perlahan. Aroma floral bercampur citrus memenuhi rongga hidungku. Wangi sekali, aroma tubuhnya... Bagai menghirup gas bius isoflurane, aku kembali terlelap di pangkuannya.

_________________________________________

Selesai juga chapter panjang ini. Melelahkan, 5.000 kata hahaha... Semoga Pembaca menyukainya dan bisa berimajinasi liar dari chapter hentai ini. Berikutnya, kita kembali ke cerita.