Chereads / Isekai Medic and Magic / Chapter 126 - Chapter 38

Chapter 126 - Chapter 38

Sampai kapan Covid-19 mau seperti ini terus? Sampai kapan mau #dirumahaja ? Sampai kapan semua perekonomian mau hancur? Sampai kapan kita harus membatasi hubungan sosial dan menjaga jarak dengan sesama? Ratusan, ribuan, bahkan jutaan cinta harus membendung hasratnya. Entah berapa insan yang tersiksa karena sulitnya mencari recehan untuk ditukar dengan beras buruk. Mau sampai kapan? Kalau belum semua orang yang disiplin, sia-sia saja pengorbanan sebagian besar orang-orang ini. Lantas, sampai kapan kamu mau egois?

Selamat membaca.

_____________________________________________

*Zziiiiiiinnnggg... Zzzaaasshh!*

Revon mengambil inisiatif untuk menyerang duluan. Revon memahami bahwa ia akan lebih diuntungkan jika ia menggunakan serangan-serangan jarak menengah dan jarak jauh untuk melawan Quinta yang merupakan seorang Fighter Knuckle. Jadi Revon memutuskan untuk memulai pertempuran menggunakan skill Shining Ray Slash.

Revon mengimbuhkan energi magic elemen netral kepada greatsword miliknya. Seketika greatsword yang memiliki panjang 1.5 meter itu bersinar dan bertambah panjang menjadi 8 meter dan mengangkatnya ke atas. Tanpa melihat dimana posisi pasti dari Quinta, Revon mengayunkan pedangnya ke depan dan membelah batu besar di hadapannya.

Quinta melihat sinar yang menjulang tinggi tiba-tiba muncul dari balik batu di hadapannya. Dan sinar tersebut jatuh ke arahnya. Saat itu, Quinta menyadari bahwa itu adalah serangan dari lawannya, Revon, dan ia juga menyadari bahwa dirinya sedang dalam bahaya.

Untuk sesaat, Quinta berpikir bagaimana cara ia bertindak menghadapi serangan seperti itu. Dia dapat menangkisnya menggunakan Qi yang dimilikinya dan knuckle spesial yang digunakannya. Dengan menyalurkan Qi ke kedua knuckle-nya, ia yakin bahwa ia dapat menahan serangan seperti itu.

Tapi setelah mempertimbangkan lagi, Quinta tidak bisa langsung mengeluarkan kekuatannya dari awal. Dia ingat pesan dari Kakek Giryu yang sudah melatihnya ilmu bela diri. Jangan hadiahi musuhmu dengan menunjukkan kepadanya kekuatan yang kamu miliki, karena di saat musuhmu sudah memahami batas kekuatanmu, maka ia akan menemukan cara untuk mengalahkanmu.

"Hup!"

Karena itu, Quinta tidak jadi menggunakan Qi untuk menahan serangan Revon. Tapi dia hanya melompat ke kiri, berguling sekali, dan kembali berdiri memasang kuda-kuda.

*Srash!*

Hasilnya, batu besar yang ditebas oleh Revon menjadi terbelah dua dan sedikit terguling ke samping-sampingnya. Kini sudah ada celah yang cukup lebar untuk mengintip dimana posisi musuhnya saat ini.

Namun, di luar perkiraan Revon, musuhnya masih tidak terlihat. Malah sekarang dia lebih bingung lagi untuk menentukan posisi Quinta.

"Di balik belahan batu yang kiri, atau yang kanan?" Revon berkata di dalam hatinya.

Sementara Revon berpikir, Quinta tak hanya diam menunggu.

Quinta mengalirkan sedikit Qi ke kedua tungkainya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas kontraksi otot paha dan otot betisnya, mempercepat metabolisme untuk menghasilkan energi, dan vasodilatasi (pelebaran) pada pembuluh darah di sepanjang tungkainya.

Hal-hal tersebut menghasilkan peningkatan kecepatan lari yang signifikan. Ledakan akselerasi Quinta cukup mengejutkan semua siswa yang menonton. Mereka tidak menyangka, Gadis Setengah Demon semanis itu ternyata memiliki kemampuan fisik yang tidak dapat diremehkan.

Quinta pun berlari mengitari salah satu belahan batu untuk memperpendek jarak dengan Revon. Saat ini, Quinta masih berada di bintik buta Revon.

Revon masih belum mengetahui dimana posisi Quinta saat ini. Tapi dia akan celaka jika terlalu banyak berpikir ataupun menebak-nebak. Akhirnya ia putuskan untuk melompat ke atas salah satu belahan batu untuk mendapat visi yang lebih luas.

"Hiyah!" Teriak Quinta.

Melihat Revon melompat ke atas batu, Quinta langsung merubah momentum larinya, dan melompat ke arah Revon dengan daya dorong yang tinggi. Hasilnya, ketika Revon masih di udara, Quinta sudah berada di sampingnya dan siap menghantam tubuh Revon dengan tinjunya.

*Deng!*

Tapi Revon tidak membiarkan tubuhnya terkena serangan begitu saja. Karena tidak bisa menghindar, Revon memposisikan bilah Sarcova untuk menahan tinjuan Quinta.

"Gerakan anak ini cepet juga! Kekuatannya juga nggak main-main!" Revon terkejut di dalam hati.

Karena efek dari benturan tersebut, Revon yang masih di udara jadi terdorong ke arah lain. Setelah menstabilkan tubuhnya di udara, akhirnya Revon mendarat di tanah dengan sedikit membungkuk.

Tak memberikan Revon kesempatan menyerang, Quinta sudah melompat ke atas Revon.

Hawk Step!

Sambil melakukan salto di udara, kaki Quinta berayun kencang dari atas ke bawah.

*Darr!*

Tapi Revon tidak lengah. Secara instan ketika ia melihat  serangan Quinta, Revon langsung mundur satu langkah. Satu langkah sudah cukup untuk menghindari serangan Quinta. Akibatnya, Quinta hanya berhasil menginjak pasir dan membuat kawah kecil di bawah kakinya.

Apakah Quinta berhenti sampai di situ? Tentu saja tidak. Tanpa jeda, Quinta melanjutkan serangan berikutnya.

Double Punch!

Dua pukulan cepat yang nyaris bersamaan dengan hanya menggunakan satu tangan dilancarkan Quinta dari jarak yang sangat dekat karena Revon sudah berada di dalam area jangkauan tangannya.

*Treng!*

Revon tidak memiliki agility yang tinggi untuk dapat menghindar dari serangan sedekat itu. Sehingga ia kembali menggunakan greatsword sebagai tameng. Kuda-kuda Revon tak goyah, namun kakinya terseret mundur setengah meter.

Belum sempat Revon melancarkan serangan balik, Quinta sudah melanjutkan combo dengan serangan berikutnya.

Round Kick!

Quinta melompat ke depan, seluruh tubuhnya berputar di udara dan salah satu kakinya menyapu udara di sekeliling tubuhnya. Tendangan berputar diarahkan ke wajah Revon.

*Dang!*

Lagi-lagi Revon hanya bisa menahan dengan sisi lebar dari bilah greatsword-nya. Termasuk untuk serangan Quinta yang berikutnya.

Sharp Kick!

Setelah Round Kick ditangkis, Quinta melompat ke sisi kanan Revon untuk mencari celah yang tak tertutupi oleh greatsword. Kemudian dengan gesit Quinta menendang Revon menggunakan bagian sisi samping kakinya. Bagian samping kaki yang lebih lancip diarahkan ke badan Revon.

"Terlalu cepat! Terlalu lincah! Kecepatan cewek ini hampir sama kayak seorang Rogue!" Revon berteriak di dalam hatinya.

Revon yang kaget tak sempat lagi memindahkan posisi greatswordnya untuk menangkis serangan Quinta. Jika melihat arah serangannya, tendangan Quinta akan mendarat di rusuk kanan Revon. Apabila itu terjadi, dipastikan satu atau dua rusuk Revon akan patah.

Tapi untungnya mereka berdua sudah mengenakan Fallen Exoskeleton pemberian Arka. Serangan seperti itu tidak akan mampu menembus pertahanan dari exoskeleton.

Meskipun demikian, jika Revon membiarkan dirinya terkena serangan ini, tak diragukan lagi bahwa ia akan terdorong dan terjatuh. Mengingat kecepatan yang sangat tinggi dari Quinta, jika ia sampai jatuh maka Quinta akan menguncinya di tanah dan otomatis kondisi seperti itu akan memberikan kemenangan kepada Quinta.

***

"Hoaahhh..." Aku menguap terus.

Haduh... Aku mengantuk sekali... Tapi aku harus fokus memperhatikan pertarungan mereka berdua.

Wah, sudah mulai...

Si Otak Udang memang bertarung tanpa otak. Main hajar saja. Tapi itu memang "strategi" paling pas untuk orang yang malas berpikir. Ya, bolehlah.

Tapi sepertinya kekuatannya sudah meningkat pesat dalam beberapa hari ini. Pedangnya jauh lebih panjang dengan skill itu. Artinya, pengalaman akan pertarungan yang sesungguhnya sudah berhasil memaksa mereka untuk berkembang dengan cepat. Sepertinya level mereka juga sudah lumayan banyak meningkat.

Oh... Anak Setan itu lumayan kenceng larinya. Serangannya juga cukup akurat dan terukur. Dan combo yang digunakannya juga terlihat efektif. Dia tidak memberikan kesempatan bagi lawannya untuk menyerang. Tapi, serangan selemah itu bisa apa...

Bisa, sih... Untuk menghadapi Otak Udang. Karena pergerakan si Otak Udang terlalu lambat. Strength yang tinggi jika tidak didukung Agility yang cukup akan menjadi seperti itu, tidak berguna. Apalagi kalau lawannya memiliki Agility yang lumayan. Haha mampus dasar lemah. Sehabis ini, dia harus fokus berlatih meningkatkan Agility. Sepertinya di akademi ada program-program khusus untuk meningkatkan status poin tertentu. Ya, dia akan kusuruh mengikuti itu saja, yang program Agility.

Nah, kan... Kalah dia... Setelah serangan ini, semua akan berakhir.

"Wah, Revon kalah kayaknya tuh..."

"Aku nggak nyangka, si anak baru itu rupanya jago juga..."

"Tidak terlihat dari fisiknya yang tampak rapuh itu, ternyata dia memiliki teknik yang cukup tinggi dan terlatih."

"Anak baru itu hebat."

"Hah! Sehebat apapun dia, kalau kuledakkan, pasti hancur juga!"

"Hee... Aku tidak yakin dia bisa kalah hanya dengan kembang api kecilmu itu, Androa."

"Lihat saja nanti!"

"Waduh, Revon telat! Bisa kena dia!"

***

Di area pertarungan, Revon mengeluarkan skill yang paling cepat yang dimilikinya. Dia tidak boleh kalah. Kalaupun dia harus kalah, dia akan membuat Quinta menang dengan susah payah!

"

Shadowless Dance!" Revon meneriakkan skill-nya. Sebelum Sharp Kick milik Quinta berhasil mencuri damage kepada Revon, tubuh Revon sudah berpindah dengan cepat.

Shadowless Dance membuat Revon mampu melakukan dash sekaligus menebas lawan berkali-kali dengan sangat cepat. Ini adalah skill tingkat atas dari seorang Swordsman. Namun kecepatan dash Revon tidaklah secepat pengguna pedang kecil. Tentu saja karena Sarcova, greatsword milik Revon, memiliki bobot yang berat dan ukuran yang besar.

Namun dengan skill ini, dash dan tebasan pertama diarahkannya menjauhi Quinta untuk menghindar dari serangan gadis Half-Demon tersebut.

Setelah dash pertama sukses menyelamatkannya dari kekalahan, barulah semua dash berikutnya diarahkan untuk menyerang ke arah Quinta.

"Ha!?" Quinta terkejut, tak menyangka serangannya yang terakhir akan dapat terhindarkan.

Malah, sekarang musuhnya mulai melancarkan serangan balik. Sebelumnya, kecepatan Revon bisa dikatangan sangat lambat. Tapi dengan skill ini, serangannya berubah menjadi jauh lebih cepat.

Quinta meningkatkan aliran Qi ke tungkainya. Kedua kakinya dapat bergerak menjadi lebih cepat untuk menghindari tebasan demi tebasan Revon. Quinta tetap tenang, ia masih terus menghindar sambil mencari celah untuk menyerang balik.

"Ayo, Quinta! Tunjukin semua yang kamu punya!"

Revon pun mulai serius. Tadi, ia hanya mencoba mengukur kekuatan Quinta. Tapi, sekarang dia sudah tidak bisa lagi menyimpan kekuatannya. Darahnya mendidih karena menemukan lawan yang setangguh ini sampai bisa memojokkannya, memaksa dia untuk terus mundur dan bertahan.

Setelah skill Shadowless Dance Revon selesai, Quinta menemukan celah dan mulai menyerang dari arah belakang Revon. Tebasan terakhir Revon membuatnya berada 3 meter dari Quinta dan membelakanginya.

Dengan sekali hentakan kaki ke pasir yang dipijaknya, Quinta melompat ke arah Revon. Dalam sekejap, Revon sudah berada di jangkauan pukulannya. Quinta akan memanfaatkan celah yang diberikan oleh Revon dengan sebaik-baiknya. Tepat sebelum Revon menoleh ke belakang, skill Quinta sudah dilepaskan.

"Qi Fist!" Jika dari tadi Quinta tidak mengucapkan skillnya, kali ini ia meneriakkannya untuk menambah semangat yang dapat meningkatkan ledakan aliran kekuatan Qi ke tinjunya.

Tinjuan yang sudah diperkuat dan diperberat oleh Qi dilepaskan ke Arah Revon.

Di sisi lain, Revon sudah tahu kalau Quinta akan memanfaatkan situasi seperti ini untuk menyerangnya. Karena itu, tanpa menoleh untuk melihat pergerakan lawannya, Revon langsung mengeluarkan skill untuk mengadunya dengan serangan Quinta.

"Whirl Dance!"

Seluruh tubuh Revon berotasi kencang. Pedangnya ikut berputar 360°. Skill untuk menyerang yang juga sekaligus dapat digunakan untuk bertahan dalam situasi seperti itu.

*Wuung wuung wuuung*

Quinta yang sudah terlanjur melompat untuk menyerang Revon, sudah tak dapat menghindar lagi.

*CRAANG!*

Putaran greatsword Revon beradu dengan plat logam yang terdapat pada knuckle Quinta. Akibat pergesekan keras antara dua logam tersebut, muncul percikan api yang besar bagaikan kembang api di langit tahun baru.

Quinta terlempar mundur 5 meter. Di udara, Quinta berhasil menstabilkan posisi tubuhnya dan mendarat dengan berjongkok. Sedangkan Revon masih berputar di tempat dengan greatswordnya.

"Kalau begini, aku tidak bisa menyimpan kekuatanku lagi. Qi Empower!" Quinta berkata dalam hati, menguatkan hatinya.

Dengan meningkatkan aliran Qi ke seluruh anggota gerak dan otot-otot ini, skill tingkat menengah dari seorang Fighter ini dapat meningkatkan kekuatan serang dan kecepatan penggunanya.

***BERSAMBUNG***