Memang, orang-orang tolol itu hanya bisa menghujat, menghina, dan mengejek. Mereka tidak mengerti sulitnya menjadi saya. Yang mereka pikir hanyalah "dokter kerjanya santai tapi gajinya besar". Hahaha... Dasar orang-orang tolol...
Yak, selamat menikmati!
__________________________________________
Organisasi Religi Gaean, adalah organisasi yang sudah dibentuk sejak ratusan tahun yang lalu. Mereka berfungsi untuk mengkoordinir segala kegiatan religi bagi seluruh pemuja Dewi Gaea.
Di dalam struktur organisasinya, terdapat tingkatan-tingkatan hirarki yang tegas. Semakin tinggi, maka pribadi tersebut semakin diagungkan.
Dari yang paling rendah, mereka adalah Acolyte. Acolyte merupakan rekrutan baru. Setelah beberapa tahun mendalami ilmu religi dan lulus ujian kenaikan strata, barulah Acolyte dapat dilantik menjadi Priest jika ia laki-laki atau Cleric jika ia perempuan.
Baik Cleric maupun Priest, mereka memiliki tugas yang sama, yaitu untuk membimbing sejumlah Acolyte dalam pendidikan religinya. Mereka bertanggungjawab atas segala tindakan dan perbuatan para Acolyte di bawah bimbingan mereka.
Lalu jika sudah memiliki ilmu religi yang lebih tinggi dan lulus ujian kenaikan strata berikutnya, Cleric dan Priest dapat menaiki jenjang berikutnya. Cleric akan menjadi Lector, dan Priest akan menjadi Bishop. Pada tahap ini, pendidikan resmi sudah berakhir. Untuk meniti jenjang strata berikutnya sangat dibutuhkan usaha pribadi dan pencapaian pribadi bagi seorang Bishop. Sedangkan Lector, tidak bisa lagi untuk meniti jenjang karir yang lebih tinggi. Hal ini murni disebabkan karena kuatnya faktor ketidaksetaraan gender di dalam organisasi.
Bishop dan Lector bertugas untuk memimpin Organisasi Gaean yang berada di desa-desa dan perkampungan. Sedangkan yang memimpin Organisasi Gaean di pusat kerajaan, adalah seorang Archbishop.
Archbishop dipilih berdasarkan kemampuan light magic yang dimilikinya dan juga kekuatan pengaruhnya dalam politik internal organisasi tersebut. Setiap kerajaan hanya ada satu Archbishop.
Lalu, strata tertinggi dan tersuci dalam Organisasi Gaean ini, dipegang oleh seorang Cardinal. Setiap generasi hanya ada satu Cardinal di seluruh planet ini. Di generasi ini, pemegang kekuasaan tertinggi dalam Organisasi Gaean adalah Cardinal Xerzo. Terkait posisi singgasananya, adalah di Kota Syndas, ibukota Kerajaan Elysium.
"Kau sudah menyebarkan berita seperti yang diperintahkan Archbishop?"
"Hm. Bagianku sudah selesai semua. Selain menempelkan beritanya di setiap papan pengumuman, kami juga melakukan pidato singkat secara menyebar tentang hal ini agar dapat mempengaruhi pola pikir para pengikut Gaean dengan lebih efektif."
"Ahh... Enaknya dapat bagian di pinggiran kota... Bagianku sedikit lebih sulit. Banyak kaum terpelajar di sana. Sebagian dari mereka mempertanyakan yang kusampaikan. Sebagian lagi malah tidak peduli dan terus melanjutkan kegiatannya."
"Tak apa. Karena bagianku sudah selesai, tim kami akan membantumu. Ayo, kita tidak boleh membuat Archbishop kecewa apalagi sampai marah."
"Benarkah?? Waaah! Terima kasih, Tagu!"
"Hahaha... Sebagai sesama Priest rendahan di kota ini, kita harus saling bantu. Tapi ingat, jangan karena kami bantu, kamu malah malas-malasan!"
"Sansss... Kami juga tetap berusaha keras!"
***
Setelah mendapatkan penjelasan dari Geodam, Arka dan yang lainnya kembali ke Desa Kardia, desanya para demihuman di Hutan Goturg. Mereka juga mengundang Geodam versi mini untuk berdiskusi dengan para Demihuman.
Karena, seperti dugaan Arka sebelumnya, yang membuat Geodam mengamuk ternyata hampir sama dengan penyebab para Demihuman menjadi agresif baru-baru ini.
Jika para Demihuman kehilangan kristal Ameth-Or, yang meningkatkan suplai mana dari Dragon Vein ke seluruh area Hutan Goturg, hal yang serupa juga terjadi kepada Geodam. Seseorang telah mencuri kristal mana milik Geodam yang mempunyai kemampuan sama seperti Ameth-Or, yaitu kristal Emer-Or.
Emer-Or merupakan kristal berbentuk seperti kipas selebar telapak tangan. Memiliki warna dasar hijau daun dengan serat-serat berwarna keemasan yang memancarkan cahaya terang keemasan juga.
"Tuan Arka! Bagaimana ini bisa terjadi? Sudah dua buah kristal dengan fungsi yang sama dicuri!" Lak, berbicara dalam Bahasa Demon, wajahnya terlihat panik.
"Yaa... Nggak tau." Jawab Arka, santai.
"A-Arka..." Ucap Mini Geodam ragu-ragu, lalu menyambung perkataannya kembali. "Hamba khawatir, siapapun yang mencuri kristal-kristal kami, kemungkinan adalah orang yang sama. Dan apabila ini benar, hamba mengkhawatirkan satu hal..."
"Tu-Tuan Geodam..." Gun, wajahnya sangat cemas.
"Jangan bilang, yang Tuan Geodam maksud adalah..." Dal menyampaikan kecurigaannya. Seperti Gun dan Lak, wajahnya juga menjadi pucat.
"Hah... Ya, itu maksudku... Sepertinya kalian juga sudah paham." Ucap Geodam.
"""God Avatar Summoning!?!?""" Lak, Gun, maupun Dal memiliki pemikiran yang sama. Dan mereka meneriakkan pikiran mereka di waktu yang sama pula.
"Lah... Apaan lagi, tuh?" Tanya Arka, tidak terpengaruh oleh hawa orang-orang di sekitarnya.
"Izinkan hamba menjelaskan, Arka..." Geodam mengangkat wajahnya yang dari tadi tertunduk, kini menghadap Arka. Setelah melihat Arka mengangguk, Geodam kembali berbicara. "Di dunia ini, terdapat tiga buah kristal yang memiliki Mana yang sangat kuat dan tak terbatas jumlahnya. Dari tiga kristal itu, dua di antaranya terdapat di Benua Erith. Dan satu yang paling kuat, tersimpan di suatu tempat yang terletak di Benua Zegga. Kristal itu bernama Citri-Or. Citri-Or sendiri memiliki kedua unsur Mana dari Ameth-Or dan Emer-Or. Jika ketiga kristal tersebut disatukan, maka Mana tak terbatas yang berada di dalam Ameth-Or maupun Emer-Or akan mengalir ke dalam Citri-Or. Dari Citri-Or kemudian akan keluar Mana yang tak tertandingi kualitas dan kuantitasnya. Mana yang keluar dari Citri-Or tersebut akan dapat memberikan suplai Mana yang dibutuhkan dalam mengoperasikan magic skala besar."
"Ok. Aku paham sampe sini. Terus, God Avatar Summoning itu?" Ucap Arka.
"Terdapat beberapa magic skala besar yang hamba ketahui sejauh ini. Namun, dari semuanya, yang paling membahayakan adalah God Avatar Summoning. Karena dengan skill summon tersebut, pemilik ketiga kristal akan dapat memanggil dan menguasai makhluk yang di-summon. Dalam hal ini, makhluk yang dipanggil adalah jelmaan dewa. Meskipun hanya replika dari dewa, kekuatannya tidak terlalu jauh berbeda dengan dewa yang sesungguhnya. Dan jika pemilik tiga kristal tersebut berniat buruk, maka tidak ada catatan tentang bagaimana menghentikan God Avatar tersebut."
"Oh... Ok. Tapi kalo ngeliat situasinya, kayaknya kristal yang ketiga belum dimiliki oleh orang yang nyuri kristal kalian deh." Kata Arka setelah selesai mencerna informasi dari Geodam.
"Kemungkinan tersebut sangat besar, Tuan Arka." Lak menanggapi, kemudian meneruskan perkataannya. "Karena, sangat sedikit yang mengetahui keberadaan Citri-Or. Dan apabila mereka mengetahui keberadaannya, hampir mustahil bagi mereka untuk mendapatkannya. Karena menurut legenda, Citri-Or dikuasai dan dijaga ketat oleh Pasukan Demon. Hero dengan level maksimum sekalipun akan sangat kesulitan untuk menembus penjagaan para Demon yang menjaganya. Hampir mustahil untuk dapat merebutnya dari kaum Demon."
"Dia benar, Arka. Bahkan aku sendiri tidak akan sanggup untuk mengambilnya. Karena sangat banyak Demon yang menjaganya. Banyak di antaranya yang memiliki kekuatan melebihiku, apalagi yang setara denganku. Itu belum menghitung pasukan kelas menengah dan kelas bawah mereka."
"Kalo gitu, kita anggap aja masih aman jadi nggak perlu panik. Kita usahain semaksimal mungkin untuk nyari pelakunya. Dan kita juga harus ngembangin desa ini supaya bisa mandiri. Produksi bahan makanan sendiri, menuhin kebutuhan sehari-hari sendiri. Kalo perlu, mulai bisnis dan perdagangan dengan desa-desa dan kota terdekat. Dan untuk itu, Ren, mohon bantuannya, yak..." Ujar Arka, melirik ke arah Ren.
Ren memang memiliki kemampuan yang sangat tinggi sebagai Merchant. Jadi, keputusan Arka menunjuk Ren sebagai pengelola bisnis dan perdagangan agar Desa Kardia menjadi aktif terlibat dalam perdagangan dengan wilayah-wilayah sekitar, tidaklah salah. Bahkan, itu termasuk keputusan yang bagus.
"Ok. Tapi kita harus bicara dulu dengan Raja Arthos dan Ratu Marca kalo mau memulai kerjasama perdagangan."
"Aman mah kalo itu. Kalo mereka nggak mau, biar kubakar istana mereka wkwkwk..."
"Arka..." Ren berbicara dengan emote (swt).
"Ehehe... Becanda cyiiin!"
***
Keesokan harinya, setelah semua urusan sebelumnya selesai, kelas kembali dibuka. Knight Academy Arvena kembali beroperasi.
"Halo semuanya... Akhirnya kita ketemu lagi... Hoaahhh... Selama beberapa hari aku nggak ngajar, kalian udah latihan apa cuman males-malesan?" Arka bertanya sambil menguap. Sepertinya tadi malam dia begadang.
Oh, ya... Adegan begadangnya Arka tadi malam itu kita uraikan di chapter berikutnya yes... Hoaahhhmm... Author malah ikutan mengantuk.
"Aku nggak masuk kelas selain kelasnya Pelatih Arkaaa!" Felsy merasa bangga karena sudah bermalas-malasan dan tidak berlatih selama Arka tidak mengajar.
"Bagus... Bagus... Eh? Tunggu. Jadi artinya kamu nggak latihan sama sekali dong??" Arka melangkah mendekati meja Felsy.
Niatnya adalah untuk menceramahi Felsy. Namun, di tengah jalan, Arka malah disambut oleh skill-skill trap milik Felsy.
*Syuuu syuuu syuuu*
*Tap tap tap!*
*Jegrek!*
*Duaaaarrr!*
*Braaakkk!*
*Whuuuunngg*
*Jedaaarrr*
Seluruh trap yang dipasang Felsy teraktivasi. Segala panah, dinding, lantai, meja, semua trap yang bertujuan menyerang Arka teraktivasi satu demi satu nyaris tanpa jeda.
Tapi Arka tidak terlalu peduli untuk menghindar. Karena dia malas. Juga karena dia sedang mengantuk. Dan sebelum semua trap itu sempat menyentuh kulitnya...
"Darkness Creation : Lucifer Mode..." Arka mengucapkan skill tersebut dengan nada rendah dan suara yang malas. Dalam sepersekian saat, exoskeleton sudah menutupi seluruh tubuhnya. Dua pasang sayap bermekaran dari punggungnya.
Alhasil, semua trap yang menyerangnya, hancur tanpa memberikan damage seupilpun. Hingga akhirnya Arka berhenti di hadapan Felsy.
"Uwaaaaaaaaawww!! Pelatih keren bangeeeeettt! Pelatih kuat gila! Nikahi aku, Pela--"
*Bletakk!*
"AAAWWW!!! Adudududuh..."
Sebelum Felsy selesai mengungkapkan isi hatinya, Arka menjitak kepalanya. Menimbulkan benjol tiga tingkat yang berwarna merah meradang.
"Berisik. Sana kamu lari keliling akademi 20 kali!"
"Uuuuww... Iya, iya..." Jawab Felsy sambil mengusap-usap benjolan di kepalanya, berjalan menuju pintu keluar kelas.
"Kalo dalam 1 jam belum selesai, ditambah 10 kali lagi."
"Aaaaakkk! Pelatih Arka jahaaaat!"
"Mulai dari sekarang."
"Waaaaa! Jangaaan! Aku belum mulai, Pelatih! Nanti duluuuu!"
Akhirnya, Felsy berlari sekuat tenaga. Normalnya, berlari mengelilingi akademi sebanyak 20 kali membutuhkan waktu sekitar 2 jam, mungkin lebih. Tapi jika Arka memberikan waktu 2 jam, bukan hukuman namanya. Apalagi dia paham bahwa Felsy tetaplah seorang Rogue. Kecepatan seorang Rogue adalah yang paling tinggi di antara yang lainnya.
Kemudian Arka mengalihkan perhatian kepada yang lainnya.
"Jadi, siapa lagi yang bangga udah males-malesan?" Arka bertanya kepada semua siswa yang tersisa.
"......."
Tidak ada jawaban. Hening bagai kuburan. Mereka diam seribu bahasa.
"Ok. Bagus kalo gitu. Sekarang, kita akan latihan Mana Sheath." Ucap Arka, lalu kembali menguap.
Terdengar suara saling berbisik di antara para siswa yang ada di kelas Z. Mereka saling bertanya, apa itu Mana Sheath.
Sebenarnya, Arka juga baru saja memberikan nama bagi teknik ini. Dia menemukan teknik ini karena iseng. Tapi, ternyata jika dapat dikuasai, skill Mana Sheath akan sangat berguna dalam pertempuran maupun bertahan di cuaca ekstrim.
Arka sudah sedikit mencari tahu apakah skill seperti ini sudah ada sebelumnya atau tidak. Dan ia tidak menemukan satupun literatur tentang skill seperti ini. Padahal prinsipnya simpel. Arka sempat heran kenapa skill seperti ini tidak ada di ajarkan di pendidikan formal magic.
____________________________________________
Chapter berikutnya adalah hentai. Anak di bawah usia 18 tahun silahkan skip ke chapter sesudahnya. Melawatkan chapter hentai tidak akan melewatkan poin penting dalam cerita secara keseluruhan.
Iya, begitu. Tapi kalian pasti tetap baca walaupun di bawah 18 tahun. Semakin dilarang, semakin penasaran. Ya, kan? Ngaku!