Chereads / Isekai Medic and Magic / Chapter 120 - Chapter 33

Chapter 120 - Chapter 33

Weekend memang cepat berlalu... Haaahh...

____________________________________________

"Leyra!!!"

*Bhaaak!*

*Jedaaarrr!*

Seorang pemuda meneriakkan nama dari seekor Common Water Dragon ketika Obsydian Geodam menghantam Naga itu. Rasa cemas dan rasa takut telah memeras kelenjar keringat yang kemudian membasahi wajahnya yang terlihat agak pucat itu.

Melihat Water Dragon yang di-summon olehnya menerima serangan telak dari Geodam membuatnya sangat cemas akan kondisi Water Dragon miliknya.

Leyra sang Common Water Dragon, pada awalnya adalah Water Dragon liar yang membentuk koloni di sebuah pulau yang tak dihuni oleh manusia di bagian utara Benua Erith. Dia memimpin puluhan ekor Minor Water Dragon yang menguasai wilayah perairan di sana.

Water Dragon memiliki kekuatan serang yang paling lemah di antara Naga-Naga elemen lainnya yang setingkat. Namun, selain bisa terbang, Water Dragon juga memiliki kemampuan untuk berenang dan menyelam yang sangat hebat. Bahkan penunggangnya dapat ikut menyelam tanpa perlu khawatir tidak bisa bernafas, karena Water Dragon bisa membuat bola udara di sekitar penunggangnya yang mampu memberikan asupan oksigen selama menyelam beberapa jam di bawah permukaan air.

Selain itu, Water Dragon juga memiliki kemampuan menyembuhkan diri dan makhluk lain dengan menggunakan water magic. Meskipun tak sekuat skill healing dari golongan light magic, kemampuan healing Water Dragon juga tetaplah sangat bermanfaat.

Normalnya, di dunia ini, seorang Summoner tidak dapat melakukan summon terhadap monster tingkat atas seperti Common Water Dragon secara sembarangan, sekuat apapun dia. Karena, untuk memanggil monster tingkat atas, dibutuhkan kesediaan dari monster tersebut. Kesediaan monster tersebut kemudian dituliskan dalam Blood Contract. Untuk mendapatkan Blood Contract ini, perjuangan besar dengan susah payah telah dilakukan olehnya.

Sejauh ini, Leyra adalah satu-satunya monster tingkat atas yang sudah melakukan Blood Contract dengan pemuda itu.

Dan pemuda itu...

Dia adalah Fazar.

Summoned hero yang memiliki job class sebagai Summoner.

"GRRAAAAOOORRH!!!"

Leyra, yang sudah terhempas akibat serangan telak dari Geodam, meraung keras karena kesakitan.

Tapi Geodam tidak berhenti sampai di situ. Setelah Water Dragon tumbang, Geodam melanjutkan dengan serangan jarak jauh berikutnya. Dengan memunculkan batu obsidian besar di tangannya, ia mengayunkannya lalu melempar batu obsidian besar tersebut ke arah Leyra dengan kecepatan.

*Whuuuuufff*

Fazar tidak membiarkan Leyra terkena serangan itu. Dia langsung mengeluarkan skill magic barrier unik miliknya untuk melindungi Naganya.

"Safe Haven!!!"

Sesaat sebelum bongkahan batu obsidian besar itu mengenai sang Water Dragon, muncul ratusan lapisan magic yang menyelimuti Leyra.

*Dhuaaaaarrr*

Saat batu itu menghantam lapisan magic pelindung pada Leyra, batu itu langsung hancur berkeping-keping. Leyra terselamatkan dari serangan fatal. Tapi...

Fazar tak sempat melindungi dirinya sendiri. Pecahan dan serpihan batu obsidian terpental ke arahnya. Dan pecahan yang sebesar bola tenis melayang ke arah wajahnya.

"A!" Fazar berteriak singkat.

Tak ada waktu maupun Mana lagi untuk mengeluarkan skill barrier seperti barusan. Mana di tubuhnya sudah habis untuk melakukan summon terhadap Leyra dan juga skill Safe Haven.

Alhasil, kedua tangannya yang dijadikan perisai dengan disilangkan di depan wajahnya.

*Krrraaakk!*

"Ghuuaaaaaaahhhh!!!" Fazar berteriak kesakitan. Kedua lengannya bengkok. Lengan kanan yang posisinya lebih depan juga mengalami robek.

Lalu, apakah Geodam selesai dengan serangannya?

Tidak. Geodam kembali melancarkan serangan kepada Leyra dan Fazar. Tapi kali ini serangannya berbeda.

Obsydian Geodam menekuk kedua lututnya. Lalu dengan kekuatan penuh, kedua kakinya mendorong tubuh raksasa berwarna hitam mengkilat itu dan melompat tinggi ke langit.

*Bhuuumm!*

Kekuatan lompatannya membuat tanah yang sebelumnya ia injak menjadi retak, pecah, dan membentuk kawah. Di langit, Geodam menggulung tubuhnya hingga menjadi hampir bulat. Setelah mencapai ketinggian maksimal dari lompatannya, Tubuh Geodam yang membulat itu mulai menurun dengan percepatan yang melebihi gravitasi. Menukik tajam dan cepat.

Jika dilihat dari arah jatuhnya, tidak salah lagi. Geodam berniat untuk menghabisi Fazar dan Leyra. Di situ dan saat itu juga. Satu serangan untuk mengakhiri hidup mereka.

*Whuuuuuummm!*

Geodam meluncur tanpa hambatan menuju lokasi dimana Fazar dan Leyra terkapar.

Leyra dan Fazar tidak terpisah jauh. Dengan tubuh raksasa Geodam, dipastikan keduanya akan terkena hantaman langsung ketika Geodam mendarat.

Fatal!

***

"Aesa! Geodam akan membunuh anak itu! Dan juga naganya!"

"Ugggghhh... Se-sebentar, Kak Ren! Aku sedang berusaha membuat Golem-ku bangun, tapi beberapa sendinya rusak akibat semua benturan tadi! Dan... Ugghh... Kadar Adamantium di sekitar sini sudah menipis! Aku butuh waktu lebih, Kak!" Jawab Aesa sambil berusaha keras mengalirkan energi magic-nya untuk memulihkan kondisi Adamantium Golem dengan mengekstrak adamantium yang ada di sekitar untuk memperbaiki semua kerusakan vital di tubuh Golem-nya.

"Aesa, Ren, aku keluar dulu. Aku coba nahan Golem itu!" Kata Syla, keluar dari kabin dada Golem.

"Hati-hati, Syl..." Ujar Ren cemas.

"Iya. Aku bakal jaga jarak. Si Arka ini... Mana sih nggak dateng-dateng..."

Syla melompat ke lokasi dimana Geodam sedang menyerang Water Dragon dan Summoner-nya. Tapi tiba-tiba ia melihat perubahan dari pola serangan Geodam. Geodam melompat tinggi! Dan... Kemudian Geodam meluncur ke arah Summoner dan Fire Dragon miliknya.

"Multiple Magic Barrier!" Syla meletakkan berlapis-lapis Magic Barrier di atas Summoner tersebut, juga Fire Dragon-nya. Tapi karena masih belum yakin, ia menambahkan, "Castle of Refuge!". Skill Castle of Refuge diberikan kepada keduanya.

Sesaat setelah dua jenis skill magic pelindung itu selesai dikeluarkan Syla, benturan pun terjadi.

*Trangg traang tranng traangg traaang!*

Lapis demi lapis Magic Barrier ditabrak oleh Geodam dan pecah. Seakan-akan Magic Barrier itu hanyalah tempered glass pada HP yang sangat rapuh, mudah pecah, dan tipis, sangat tidak merepresentasikan dari apa yang diiklankan. Geodam menghancurkan setiap Magic Barrier yang dibuat Syla tanpa ada tanda-tanda berkurangnya kecepatan meluncur Geodam tersebut.

Tidak heran. Skill Magic Barrier hanyalah skill tingkat bawah dari jajaran skill magic pelindung. Di hadapan Geodam, Magic Barrier hanyalah setara dengan kulit gelembung sabun yang tak berarti.

Gawat! Aku nggak bisa nahan serangannya! Aku nggak yakin Castle of Reguge juga bisa nahan serangan itu! Ujar Syla di dalam hatinya saat melihat serangan Geodam kali ini.

Geodam memang bukan monster kelas B hanya di daftar peringkat monster saja. Tapi Geodam menunjukkan bahwa dia memang pantas untuk berada di jajaran atas monster Kelas B. Bahkan kekuatannya hampir merival Superior Dragon.

Selain kekuatan yang luar biasa besar, Geodam juga memiliki tubuh raksasa yang mengerikan. Sangat sulit untuk menjangkaunya dengan tubuh yang sebesar ini. Belum sempat menyerang, Geodam sudah lebih dulu dapat menghancurkan musuhnya.

Dua hal tersebut sudah membuat asa pupus. Ditambah lagi, Geodam memiliki kemampuan regenerasi yang mengerikan. Bagaimana harus membunuhnya?

Apa aku harus menggunakan itu? Sepertinya aku bisa mengalahkannya dan menyelamatkan anak itu. Tapi, Arka entah dimana sekarang. Kalau aku menggunakan itu, siapa yang bisa menahanku nanti kalau aku lepas kendali dan malah menghancurkan seluruh isi Kota Arvena? Syla berpikir untuk memilih yang mana. Antara menyelamatkan anak itu tapi berpotensi membahayakan seisi Kota Arvena, atau sebaliknya.

Namun Syla terlalu lama untuk menentukan pilihannya...

*Traaaannnggg!!!* Seperti dugaan, Castle of Refuge pun tak mampu menahan Geodam walau hanya sepersekian detik saja.

*BLEGAAAAAAARRRRRR!!!*

Instan setelah itu, Serangan Geodam mencapai Summoner dan Water Dragon. Ledakan besar menghiasi area dengan diameter 200 meter. Baik sang Summoner maupun Water Dragon, mereka berada di dalam area ledakan itu.

"Aah... Aku gagal..." Gumam Syla setelah melihat ledakan itu dari lokasi yang tidak berbahaya. Ia menutup wajahnya dari hembusan angin berdebu akibat dari ledakan tadi.

***

"Aaaaaaahhh!!! Tidaaaaaakkk!!!" Fazar berteriak secara spontan ketika ia menyadari bahwa sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukannya menghadapi serangan mematikan dari Obsydian Geodam.

Hampir kehabisan Mana, kedua lengannya patah disertai rasa sakit yang luar biasa, dan monster terkuat yang dapat ia summon juga sudah tak berdaya lagi. Hatinya sudah terbungkus rapat oleh ketakutan bercampur keputusasaan. Pikirannya sudah beku, tak lagi ada aliran listrik maupun aktivitas neurotransmitter (zat yang mengirimkan sinyal dari sel saraf satu ke sel saraf lainnya) di dalam otaknya.

Sebelumnya, ia cukup yakin dengan kekuatannya. Setelah di-summon ke dunia ini, dia diberkati dengan level maksimum, yaitu level 200. Selain itu, status Int dan Dex yang dimilikinya saat di-summon juga sudah berada di angka sekitar 500. Hal ini adalah sesuatu yang tak tertandingi bahkan di kalangan Hero sekalipun.

Namun, keyakinannya yang di awal itu sudah hancur berantakan setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri tentang bagaimana besarnya kekuatan dan ketahanan Geodam. Sekarang dia hanya bisa menunggu saat-saat kematiannya tiba.

*BLEGAAAAAAAAARRRRRRR!!!*

Ya. Geodam menghancurkannya bersama dengan Water Dragon-nya, Leyra. Fazar memejamkan mata sesaat sebelum benturan terjadi. Tak sanggup melihatnya sampai akhir.

Akan tetapi, sekian detik berselang setelah ia merasakan benturan hebat dan mendengar suara ledakan yang keras. Waktu berlalu diiringi gemertak bebatuan yang terhambur akibat ledakan barusan. Fazar masih bisa mendengar semuanya.

"Eh?"

Fazar bingung dengan apa yang terjadi. Perlahan, dia buka matanya yang dari tadi dipejamkan...

Dia berada di dalam sebuah kubah. Kubah yang terbentuk dari lapisan energi dark magic. Lapisannya tidak terlalu tebal. Malah, bisa dibilang tipis. Karena meskipun berwarna hitam, Fazar masih bisa melihat jelas keluar.

Awalnya, yang ia lihat hanyalah debu beterbangan di luar. Namun lambat laun, debu itu mengendap dan sebagian tertiup angin. Saat itulah dia dapat mulai melihat samar-samar sosok yang tidak asing baginya. Sosok yang mengalahkannya dengan mudah bersama ribuan Tentara Kerajaan Krauzer sekitar setahun yang lalu.

"I... Iblis itu!" Itulah kata-kata yang pertama kali keluar dari mulut Fazar setelah melihat sosok Demon yang seluruh tubuhnya berwarna hitam dengan sepasang sayap seperti kelelawar, ekor yang menggelantung dari sakrumnya, dan sepasang tanduk menjulang ke atas dari dahinya. Lalu Fazar berpikir, dan mengucapkan yang terlintas di pikirannya. "Iblis itu... Menyelamatkanku?"

Fazar, terdiam dan terpana melihat Demon yang menyelamatkannya sedang melayang di tempat, di atasnya. Aura kegelapan seperti bocor dari tubuh Demon tersebut, membuat Demon itu terlihat begitu mengintimidasi. Fazar tidak tahu harus berbuat apa atau berkata apa saat ini. Dia tidak tahu apakah dia harus senang atau takut.

"OI BOCAH. JANGAN DIEM AJA. BILANG MAKASIH, KEK. UDAH DISELAMETIN JUGA. DASAR BOCAH JAMAN NOW, NGGAK TAU TERIMA KASIH."

Demon itu berbicara dalam bahasa manusia dan dengan suara parau lagi kepada Fazar! Fazar masih ingat ini, teror yang dirasakannya satu tahun yang lalu! Dan masih sama seperti waktu itu!

***BERSAMBUNG***