Halo! Silahkan vote, komentar, dan share! Tapi tolong jangan plagiat.
FYI, mengetik cerita 1 chapter yang berisi 1.500 kata itu membutuhkan waktu berjam-jam. Tapi membacanya tidak sampai 10 menit. Ironis, ya? Anyway, selamat membaca!
______________________________________
*DEBUUUUMMM!*
Apa itu!? Trap? Apakah itu trap lainnya yang sudah dipasang oleh si Gadis Kucing? Pelatih Arka terkena ledakan itu mentah-mentah! Pada jarak point-blank!
Apakah Pelatih itu baik-baik saja? Karena, kalau manusia biasa yang terkena ledakan seperti itu, pasti sudah terluka parah, kalau tidak sekarat.
*Fyuussssssshhhhaaaaaaa!*
Setelah ledakan usai, saat itu pula asap dan debu ledakannya berputar seperti angin puyuh. Dan sesaat kemudian, angin puyuh tersebut terpecah, menyebar menjauhi pusat pusarannya, lalu udara di sekitar Pelatih menjadi bersih.
Tubuh Pelatih itu terlihat baik-baik saja. Tidak ada luka bakar atau luka apapun di tubuhnya. Hanya saja, Seragam Pelatih yang dikenakannya menjadi robek dan compang-camping, sebagian hangus terbakar.
Pelatih baru ini... Bukan Pelatih kelas teri. Tidak. Dia bukan orang sembarangan. Apakah semua Petualang Plat Diamond di benua ini memang sekuat ini? Karena, dari semua Petualang tingkat tertinggi di kerajaanku yang berada di Benua Zegga, tidak ada yang sekuat ini!
Dan satu hal lagi yang ganjil. Meski Jas Pelatih miliknya rusak parah akibat ledakan barusan, tapi pakaian hitam-hitam yang dikenakannya sama sekali tidak rusak.
Sebentar. Masih ada satu hal lagi.
Bukankah itu tadi... Wind magic? Ketika ia membersihkan semua asap dan debu akibat ledakan itu dengan angin? Tapi, bukankah Pelatih ini adalah seorang Swordsman? Karena dia membawa pedang tipis dan sedikit melengkung di pinggang kirinya. Swordsman, tapi bisa mengeluarkan wind magic? Apakah dia Magic Swordsman?
Lalu, aku melirik ke arah Gadis Kucing yang memasang trap ledakan itu. Dia... Tersenyum lebar dengan wajah bahagia setelah melihat sang Pelatih tidak terluka sama sekali walaupun skill terkuatnya telah mengenai Pelatih itu dengan telak? Hey... Kamu akan dihukum, loh!
"Aduh... Aku kena. Eeeng... Seragam Pelatihku jadi rusak. Okee... Hayo jujur... Siapa yang masang trap barusan dan semua trap sebelumnya?" Tanya Pelatih Arka dengan santainya.
"Sayaa! Saya, Pelatih! Saya yang memasang semua trap itu!" Gadis Kucing itu malah langsung mengaku dengan semangat.
"Oh, kamu... Sini sini... Maju ke depan."
"Baik, Pelatih!" Jawab si Gadis Kucing dengan sangat antusias, lalu dia melompat akrobatik ke depan kelas.
*Pok...*
*Kusruk kusruk kusruk...*
Pelatih Arka memegang dan mengusap-usap kepala si Gadis Kucing sambil tersenyum.
"Bagus, bagus... Hebat... Kamu berbakat. Ini, ambil jasku, terus kamu ganti entah gimana caranya, ya..." Ujar Pelatih Arka saat memberikan Jas Seragam Pelatihnya sambil tersenyum dan masih mengelus-elus kepala si gadis kucing, sesekali mengusap telinga kucingnya.
"Baiiik, Pelatih Arkaaa!" Gadis Kucing tersebut menerima jas yang sudah rusak parah milik Pelatih Arka.
"Sana, kembali ke tempatmu. Abis ini, aku pengen kalian semua keluarkan selembar kertas kosong dan sebuah alat tulis. Dan di kertas itu, kalian tuliskan nama lengkap kalian, job class kalian, senjata yang kalian pake, sama semua skill yang kalian punya. Terus, kasih keterangan sejelas mungkin buat setiap skill kalian. Oh, ya. Buat yang punya Blessing, tulis juga. Aku butuh semua informasi tentang kekuatan tempur kalian karena aku akan melatih kalian untuk jadi petarung terbaik di benua ini. Sekarang, aku mau cuci muka dulu. Setengah jam lagi aku balik kesini. Ok?"
"""Siap, Pelatih!""" Kami semua menjawab dengan serempak.
Hmm... Baiklah. Menulis data diri, ya... Nama, Halea Starva Sandoria. Kelas, Dragoon. Senjata utamaku Vortex Gale, sebuah halberd kualitas Epic. Aku menguasai semua skill Spearman hingga tingkat atas, semua wind magic hingga beberapa tingkat menengah. Oh, aku juga punya Valdash, Minor Wind Dragon kesayanganku.
Sepertinya itu saja. Blessing? Ah, aku tidak punya itu. Kekuatanku lahir dari usaha kerasku selama ini.
Hanya 15 menit yang kubutuhkan untuk menulis semuanya. Ya, aku menulis semuanya. Karena di lubuk hati aku merasa bahwa aku bisa mempercayainya. Aku ingin dilatih olehnya.
Dan... Pelatih Arka juga merupakan seorang penunggang naga, tidak berbeda dariku. Hanya saja, naga miliknya -kalau tidak salah namanya Ruby- jauh lebih kuat dan lebih besar daripada Valdash. Tapi setelah melihat sedikit kekuatan Pelatih Arka, aku menjadi tidak heran kenapa naga sekuat itu bisa patuh kepadanya.
"Hokeeeeh! Dah selesai semua?" Belum setengah jam, Pelatih Arka sudah kembali ke kelas.
"""Sudah, Pelatih!""" Hampir semua siswa sudah selesai menuliskan yang diminta Pelatih.
"Be-belum, Pelatih!" Kecuali seorang gadis Half-Elf.
Half-Elf ini... Sepertinya dia kebingungan harus menulis apa? Dia terlihat ragu-ragu ketika mau menulis. Kenapa dengan dia? Apa susahnya menulis keterangan tentang diri sendiri?
"Yang udah selesai, kumpulin ke depan." Perintah Pelatih Arka.
"Baiiik, Pelatiiih! Huuupp!" Gadis Kucingyang tadi melompat ke arah Pelatih sambil membawa kertasnya.
"Oi, oi! Bahaya!" Kata Pelatih Arka sambil menghindar dari lompatan Gadis Kucing itu.
"Wawawaaa!"
*Braakk!*
Gadis Kucing itu menabrak papan tulis, lalu jatuh terduduk di lantai.
"Hati-hati makanya..." Ujar Pelatih Arka.
"Pelatih Arka kenapa menghindar?? Harusnya aku ditangkaaap! Huuh."
"Lah bodo amat."
"Pelatih jahat!" Gadis Kucing itu cemberut.
"Mana kertasmu?"
"Nih!"
"Hmm... Felsy, ya... Bagus, bagus." Ucap Pelatih Arka sambil membaca tulisan di kertas yang diserahkan oleh si Gadis Kucing.
"Ehehee..." Cemberutnya seketika berubah menjadi senyum nyengir hanya dengan sedikit pujian formalitas dari Pelatih.
Aku tidak mengerti apa isi pikiran Gadis Kucing itu.
Semua orang mengumpulkan kertas mereka. Tapi Half-Elf tadi masih belum selesai menulis.
"Woi! Kau! Kau... Bocah gila yang dulu itu, bukan!? Yang ditonjok Syla sampe ambruk! Hahahahaha!" Pelatih tiba-tiba berteriak ketika seorang Mage laki-laki memberikan kertasnya.
"Ugh! Kenapa kau yang harus menjadi Pelatih di sini!?" Mage itu balik bertanya kepada Pelatih.
"Ahahaha! Udah jelas, kan? Karena aku kuat, dan kau lemah, Bocah Gila! Hahaha..."
"Berhenti memanggilku Bocah Gila! Namaku Alex!"
"Hei, gadis yang rada Elf! Kamu belum selesai?" Pelatih mengalihkan perhatiannya kepada gadis Half-Elf, mengabaikan Alex.
"Jangan abaikan aku! Urrrgh!" Mage tadi protes karena diacuhkan oleh Pelatih, sedangkan Pelatih malah berjalan mendekati gadis Half-Elf.
"Hmm... Anvily Seleza..." Ujar Pelatih.
"E-eh, m-maaf, Pelatih! Sa-saya bingung harus menulis apa..." Gadis Half-Elf tadi terkejut ketika Pelatih memanggil namanya dari samping meja yang ditempatinya.
Pelatih Arka sedikit membungkukkan badannya dan mendekatkan wajahnya kepada wajah gadis itu. Sepertinya, Pelatih Arka mengatakan sesuatu kepada gadis itu. Karena tiba-tiba ekspresi gadis itu langsung berubah dari malu dan canggung menjadi terkejut, tegang, dan panik.
Tapi, setelah beberapa detik, ekspresi gadis itu kembali melonggar dan jadi agak santai. Kemudian dia tersenyum kepada Pelatih Arka, dan segera menulis di kertasnya dengan santai dan lancar. Aku jadi penasaran, apa sebenarnya yang dikatakan Pelatih Arka kepadanya sehingga ekspresinya langsung berubah dalam waktu yang singkat?
"Baiklah, kelas homeroom kali ini sampe di sini dulu. Silahkan kalo kalian mau masuk ke kelas apapun yang kalian suka. Atau kalian mau tetep di sini dan ngikutin kelasnya Syla dan Ren? Terserah kalian. Karena kalian semua yang masuk dalam kelas Z dikasih kebebasan khusus. Tapi saranku sebaiknya kalian latian dan persiapin diri buat besok. Karena kelas homeroom besok bukan kayak kelas biasa." Jelas Pelatih Arka.
Apa maksudnya bukan kayak kelas biasa? Pelatih baru ini... Selalu membuatku jadi penasaran. Tapi untuk sekarang, sepertinya aku akan mengikuti kelas yang diajarkan oleh para Pelatih baru lainnya. Aku menantikan hal menarik lainnya. Aku akan mengikuti kelasnya walaupun tak sesuai dengan job class-ku.
***
*BLAAAAARRRRRR!*
"Hahahaha! Rasakan fire magic-ku!" Teriak Fiana kepada musuhnya, para Demihuman yang mengamuk dan memangsa manusia di wilayah Kerajaan Elysium yang berbatasan dengan Hutan Goturg.
Demihuman dari berbagai varian ras yang menempati Hutan Goturg dan Hutan Zurg akhir-akhir ini menjadi semakin agresif. Pihak Kerajaan Balvara dan Kerajaan Elysium bekerjasama dengan Guild Petualang untuk menanggulangi permasalahan ini. Baik dari Tentara Kerajaan maupun Petualang dikirim ke lokasi yang diserang oleh Demihuman.
Mereka bergerak dalam jumlah besar yang terbagi menjadi beberapa kelompok yang dipimpin oleh Demihuman yang sangat kuat. Yaitu Oni. Para Oni memimpin serangan-serangan sporadis di sekitar Hutan Goturg dan Hutan Zurg.
Di bawah kepemimpinan mereka, terdapat pasukan Demihuman dari ras Orc, Goblin, Troll, Lizardman, Kobold, Cyclops, Giant, Hobgoblin, Ogre, dan Harpy. Mereka semua menyerang, membunuh, sampai memakan manusia yang berada di sekitar hutan habitat mereka.
Tidak ada yang mengetahui penyebab pastinya para Demihuman ini tiba-tiba menjadi sangat agresif terhadap manusia. Sebenarnya, tidak hanya manusia. Tapi mereka juga memakan hewan ternak.
Mereka semua... Terlihat kelaparan. Sangat kelaparan.
Apakah makanan mereka yang ada di dalam hutan sudah habis? Bagaimana bisa? Bukankah monster-monster kecil akan respawn setelah beberapa waktu? Bukankah hutan-hutan di Benua Erith ini memiliki sumber magic alam yang tak terbatas sehingga tidak akan kehabisan monster untuk dimakan okeh mereka?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut masih belum terjawab sampai saat ini.
"Fiana, Lukas, ikut aku! Grista, obati pasukan yang terluka sebelum menyusul kami!" Perintah Garen sebagai Komandan Pasukan.
"Oke!"
"Hm!"
"Baik, Garen!"
Garen, Lukas, Fiana, beserta pasukan yang masih fit yang terdiri dari Tentara Kerajaan dan Petualang Plat Silver hingga Gold, berlari memasuki pinggiran Hutan Goturg yang berbatasan dengan wilayah selatan dari Kerajaan Elysium. Grista bersama Quinta, gadis remaja Half-Demon yang mereka temui di sebuah perkampungan yang diserang oleh Demihuman sebelumnya, mereka membantu merawat pasukan yang terluka akibat bentrokan dengan Demihuman barusan.
Quinta bersedia diajak oleh Party Lunar Eclipse setelah tragedi yang menimpa kampungnya beberapa hari yang lalu. Lunar Eclipse mengatakan bahwa Quinta boleh tinggal di kota bersama mereka dan bersekolah di Knight Academy Arvena. Lunar Eclipse menawarkan itu karena mereka melihat potensi yang besar dimiliki oleh gadis Half-Demon ini.
Apabila bakat dan potensi itu terus dikembangkan, maka Quinta bisa menjadi petarung yang sangat hebat di kemudian hari. Mereka ingat bahwa Arka membutuhkan petarung yang kuat sebanyak mungkin untuk menghadapi ramalan di masa yang akan datang.
Saat ini, misi para Tentara Kerajaan dan para Petualang yang mengambil misi ini adalah untuk menyerang ke pusat peradaban para Demihuman yang menyerang manusia beberapa bulan belakangan ini. Untuk itu, sebanyak 10.000 pasukan dikirimkan ke jantung Hutan Goturg yang diduga merupakan pusat peradaban para Demihuman.
Party Lunar Eclipse berperan sebagai pemimpin pasukan yang terdiri dari 8.000 Tentara Kerajaan Elysium ditambah 2.000 Petualang Plat Silver dan Plat Gold dari seluruh Guild di Kerajaan Balvara dan Kerajaan Elysium. Kenapa mereka? Karena mereka adalah Party Petualang Plat Diamond yang paling bisa diandalkan setelah Party Dark Edge menyatakan gantung senjata dan memutuskan untuk menjadi Pelatih di Knight Academy Arvena.
Mereka sama sekali tidak ada ide tentang apa yang akan mereka hadapi di dalam Hutan Goturg.
***BERSAMBUNG***
______________________________________
Silahkan vote untuk menghargai usaha Author dalam menyediakan cerita untuk dinikmati oleh para Pembaca. Terima kasih.