Halo para Pembaca yang amazing! FranticDoctor di sini. Ada yang ingin saya sampaikan...
Kok ceritanya nggak nyambung sih?
Jawabannya: itu karena di arc awal ini, saya hanya menulis tentang perkenalan beberapa karakter baru yang nantinya akan ikut serta di dalam kisahnya Arka dkk. Sepotong demi sepotong kisah para tokoh baru ini memang terkesan nggak nyambung. Tapi nanti semuanya akan menjadi sebuah cerita yang utuh.
Kenapa ceritanya jadi nggak jelas?
Jawabannya: Sabar, dibaca terus dan dipahami dulu satu per satu. Ini harus saya buat begini karena saya tidak ingin tiba-tiba memasukkan banyak karakter baru sekaligus sehingga banyak Pembaca yang kebingungan ini siapa dan itu siapa nantinya. Arka, tetap Main Character. Syla, Ren, Ruby, Cyane, dan Aesa, tetap harem-nya MC.
Ah, nggak seru karakter barunya lemah!
Tanggapan saya: Karena di cerita ini ada unsur "Pembangunan Karakter" dari lemah menjadi lebih kuat, jadi dimohon bersabar untuk awal-awal cerita di volume ini sampai saya memulai cerita utamanya. Pembaca bisa membantu memberi saya semangat dengan cara vote semua chapter.
Arka dan teman-temannya mana?
Jawaban: Ok, sedikit spoiler, Arka akan kembali muncul setelah beberapa chapter lagi. Sabar dulu, yaa!
Author, kenapa kamu berubah? Kamu nggak kayak yang dulu lagi!
Tanggapan saya: Di akhir volume 2, saya sudah mengatakan kalau saya sempat merasa bosan menceritakan Arka terus. Jadi saya mulai volume 3 dengan cerita lain yang belum ada Arka-nya.
Ah, Author banyak alasan! Kenapa sih nggak ngetik cerita yang biasa saja seperti di volume 1 dan 2?
Jawaban: Sebelumnya, saya membuat cerita ini karena ingin memuaskan hobi saya terhadap cerita isekai. Saya mencari kepuasan diri dengan mengetik cerita yang saya suka, seperti apapun alur cerita yang saya inginkan. Jika Pembaca menyukainya, apalagi selalu memberikan vote, saya akan sangat senang. Tapi, jika kepuasan pribadi saya ini belum bisa dinikmati oleh Pembaca, ya saya tidak bisa berbuat apa-apa...
Kesimpulannya, volume 3 ini tetaplah kelanjutan cerita dari Isekai Medic and Magic. Untuk memahami cerita secara keseluruhan, silahkan dibaca terus kelanjutannya.
Sekian, silahkan menikmati kelanjutan ceritanya dan jangan lupa vote semua chapter, yaaa!
______________________________________
"Ibuuu! Ibu dimana!?" Aku berteriak memanggi Ibu dari belakang rumah.
"Ada apa, Nak!?" Ibu langsung berlari keluar rumah dan menjawab panggilanku.
"Ayo, Bu! Kita pergi dari sini!"
"Kenapa!? Kakek Guryu mana!?"
"Nanti aja Quinta ceritain! Ayo, Bu! Cepat! Tinggalin aja semua barang-barang!"
Wajah Kakek Guryu ketika menyuruhku menjaga ibu dan pergi dari sini, bukanlah ekspresi wajahnya sehari-hari. Selama 15 tahun aku hidup, belum pernah sekalipun aku melihat wajah Kakek yang tegang dan marah seperti itu.
Aku mengerti. Sesuatu yang benar-benar buruk sedang terjadi. Ekspresi Kakek Guryu-lah yang mengatakan demikian.
Aku membawa ibuku berlari ke sisi lain dari puncak bukit dimana rumah kami berada. Tidak ada satupun barang yang kami bawa. Karena saat ini, keselamatan kami lebih penting dari segalanya. Selain itu, jika kami membawa barang apapun, itu hanya akan memperlambat pergerakan kami.
Aku dan ibu, dengan hanya membawa pakaian yang melekat pada tubuh kami, berlari menuruni bukit sembari menembus semak belukar dan ilalang tinggi yang menghalangi kami.
"Aduh!" Tiba-tiba ibu berteriak kesakitan.
"Ibu kenap-- Ibu, tahan dulu sakitnya! Nanti Quinta yang rawat luka Ibu kalo kita udah aman!"
Darah mengalir dari depan tulang tibia kanan ibu (tulang kering tungkai). Robekan sekitar beberapa centimeter dan cukup dalam terlihat olehku. Sepertinya duri atau ranting tajam telah melukainya ketika kami menembus belukar.
Pergerakan Ibu menjadi sangat lambat. Aku harus membantu menopangnya untuk berjalan cepat. Itupun Ibu masih terpincang-pincang.
Setelah beberapa lama, akhirnya kami sampai di kaki bukit. Setelah ini, aku akan membawa Ibu menuju gua di balik air terjun di dekat sini. Kakek Guryu pernah menunjukkanku tempat itu sekaligus memberiku pesan untuk bersembunyi di sana saat terjadi situasi gawat darurat seperti saat ini.
Tidak jauh lagi. Aku harus bergegas ke sana sebelum apapun yang menyerang desa saat ini menemukan kami.
"Ayo, Bu! Dikit lagi kita sampe!"
"I-iya... Ah..." Ibu meringis menahan sakitnya.
Kami berdua terus berjalan secepat mungkin. Gua air terjun yang pernah ditunjukkan kakek sudah dekat...
"Nah! Di sana, Bu!" Kataku sambil menunjuk air terjun yang terlihat dari balik celah antar pepohonan.
Aku mempercepat langkahku. Aku juga mempererat topanganku kepada Ibu. Kami sudah dekat. Sedikit lagi akan sampai di tempat aman.
"Hey bocah! Hahaha... Tidak kusangka aku akan menemukan dua orang yang lari dari desa itu di sini..."
Apa!? Itu kan... Oni! Oni adalah ras Demihuman terkuat yang pernah diceritakan Kakek. Demihuman yang paling mendekati wujud Iblis! Kata Kakek, kekuatan tempur mereka sudah setara dengan monster kelas C.
Dulu, Kakek Guryu pernah bercerita bahwa ia bertarung mati-matian melawan Oni ketika masih muda dan masih aktif berpetualang. Tapi, artinya sudah lama sekali peristiwa itu terjadi.
Walaupun pada akhirnya Kakek Guryu berhasil memenangkan duel itu, Kakek juga sudah hampir mati dibuatnya. Dan setelah itu, kakek harus mendapat perawatan selama sebulan lebih untuk penyembuhannya.
Dan sekarang, entah dari mana datangnya, seekor Oni sudah berada di dekatku! Aku tidak bisa membiarkan dia melukai ibuku!
"Ibu, duduk di sini dulu." Aku menyandarkan Ibu pada salah satu batang pohon yang cukup besar.
"Q-Quinta! Apa yang mau kamu lakukan, Nak!? Larilah! Tinggalkan Ibu di sini!"
Tidak, Bu. Quinta tidak bisa melakukan itu. Quinta harus melawan Oni ini. Karena, walaupun Quinta meninggalkan Ibu dan berlari, Oni itu tetap bisa mengejar Quinta setelah membunuh Ibu. Anakmu tidak punya pilihan lain, Bu...
Aku mempersiapkan diriku. Byakko Fist masih terpasang di kedua tanganku. Lalu aku memasang kuda-kuda untuk bertarung.
"Hoo... Fufufu... Kau ingin bermain-main dulu? Baiklah... Hey kalian! Serang bocah itu!"
"""Haaaaaaarrrrgghh!"""
Dengan satu perintah dari Oni tersebut, lima Demihuman lain yang ikut dengannya langsung menyerangku. Kelimanya memiliki ras yang berbeda-beda. Ogre, Orc, Kobold, Cyclops, dan Lizardman.
Semua Demihuman selain Oni tersebut, memiliki tubuh yang lebih besar daripada yang pernah diceritakan Kakek Guryu. Dan tubuh mereka dipenuhi bekas luka pertempuran yang sudah sembuh, namun masih terlihat jelas. Otot di tubuh mereka juga tampak sangat terlatih dalam pertarungan. Apakah lima Demihuman ini merupakan anak buah kepercayaan sang Oni tersebut?
Lima Demihuman berlari ke arahku. Apakah mereka akan mengeroyok secara bersamaan? Kalau begitu, aku akan mengeluarkan skill area.
"Aurora-- ha?"
Aku menghentikan pelepasan skill-ku karena mereka berhenti berlari sebelum terlalu dekat denganku. Mereka tidak langsung mengeroyokku! Apa yang mereka rencanakan!?
"Biar aku duluan!" Kata Orc sambil melangkah maju ke hadapanku.
"Hoi, bagi-bagi dagingnya nanti! Aku mau daging lembut dan tipis di dadanya!" Teriak Lizardman kepada Orc.
"Hahaha! Tenang, aku hanya akan memakan perut dan isinya! Gyahahaa!" Jawab Orc itu.
Tunggu. Daging lembut dan tipis di dadaku? Tidak sopan! Aku akan membuat kalian jadi hanya memakan tanah!
"Haaah!" Teriakku sambil melepaskan pukulan dan tendangan ke Orc tersebut.
*Dubb! Dakk! Pakk! Pakk! Dubb!*
"Ohh... Sakitnyaaa! Gyahahaha! Hah!!!" Orc itu mengejek pukulanku, lalu mengayunkan pedangnya ke arahku.
*Jasss!*
Aku menghindar dengan melompat mundur. Pedang Orc itu hanya membelah tanah dimana aku berdiri sebelumnya. Hampir saja pedang Orc itu mengenaiku. Di balik tubuhnya yang agak gendut itu, rupanya tersimpan kekuatan dan kecepatan yang lumayan tinggi!
Sialan. Aku tidak bisa melukainya hanya dengan serangan biasa. Berarti, mulai dari sini aku harus menggunakan kekuatan penuhku!
"Chi Empower!"
"Ayo, bocah... Serang aku lagi! Gyahahaha!"
"Chi Fist."
*Debum!*
"Gyohoookk!"
*Wuuusss*
*Bruugg*
Berhasil! Dengan menggunakan chi yang telah diperkuat oleh energi magic yang telah dikonversikan untuk menambah chi pada serangan Chi Fist milikku, ternyata peningkatan kekuatannya menjadi jauh melebihi perkiraanku! Baru kali ini aku memahami perbedaan kekuatan serangan dengan dan tanpa chi.
Orc yang sengaja menurunkan kewaspadaannya terhadapku itu terpental dan kesakitan setelah menerima tinjuku. Ternyata knuckle Byakko Fist memang sangat membantu dalam hal mengalirkan chi dan meningkatkan kekuatan benturan dari pukulanku jika aku menggunakan chi. Tidak seperti saat aku berlatih dengan tangan kosong.
"Ngahahahahaha! Kau ceroboh, Gron! Sini, biar Kakak Rurub yang mengajarimu cara bertarung melawan perempuan!" Kobold mengejek Orc, dan maju untuk bertarung denganku.
Aku bersiap untuk mengambil langkah berikutnya, tergantung dari apa yang akan dilakukan Demihuman yang menyerupai anjing ini. Aku akan mencari celah agar seranganku dapat mengenainya dengan telak. Aku tidak boleh terlalu lama, aku harus mengalahkan mereka semua dengan cepat sebelum teman-temannya yang lain datang dan situasi menjadi lebih buruk lagi!
"Kau siap? Aku datang! Haaaaarrrhh!"
Kobold itu mengambil inisiatif dan menyerangku dengan dua buah kapak yang masing-masing dipegangnya dengan satu tangan.
*Whiiff whiifff whiiff*
Dia menyerangku bertubi-tubi dengan cepat. Aku belum bisa menemukan celahnya. Dan juga, pergerakannya lebih cepat daripada Orc yang sebelumnya.
Aku merunduk, melangkah ke samping, melompat ke belakang, dan berguling. Aku hanya bisa fokus untuk menghindari serangannya sambil terus memperhatikan pergerakannya. Namun tetap saja, aku belum bisa menemukan celahnya.
Tidak bisa seperti ini terus. Aku tidak bisa hanya menunggu dan menunggu. Kesempatan tidak akan datang dengan sendirinya. Aku sendiri yang harus membuat kesempatan itu!
Tapi, akan sangat berbahaya jika aku mendekatinya. Kapaknya bisa melukaiku sebelum aku bisa menyerangnya. Dan lagi, skill jarak jauh dan menengah membutuhkan waktu lama untuk dapat teraktivasi. Tidak akan sempat. Kalau begitu...
"Hiyaaah!"
*Sreeesssss*
Dengan cepat aku meraih pasir di dekat kakiku. Kugenggam pasir tersebut. Kemudian sambil melompat mundur, aku melemparkan pasir di genggamanku ke wajahnya.
"Nnggrrraaaahhh! Kurang ajar!"
Kena! Ini kesempatanku! Aku melompat mundur sekali lagi. Dan aku mengaktifkan skill buff yang lain.
"Diamond Skin!"
Ketika aku sedang memfokuskan chi di tubuhku agar dapat membuat kulitku menjadi lebih keras dari baja, Kobold itu menyerang ke arahku dengan membabi buta. Dia masih menutup matanya yang terkena pasir tadi.
Cepat! Ayo cepat chi-ku! Menyebarlah ke seluruh permukaan kulitku! Sebelum kapaknya mengenaiku! Ayo cepaaattt!
"Ngaaaarrrrhh! Haaaarrrh! Huaaaaarrrhh!"
Cepaaaat! Kobold itu sudah dekat!
*Whiifff whiiiff whiiiiffff*
Kobold semakin mendekatiku. Satu langkah lagi, maka kapaknya akan menebas tubuhku. Cepatlah! Chi! Diamond Skin! Cepaaaat!
*Whiiifffff!*
Tebasan terakhir darinya. Pasti akan mengenaiku. Cepaaat aktiflah Diamond Skin sekarang!
*Diiiiinnnggg!*
Akhirnya! Tepat di saat aku akan terluka oleh tebasan kapak Kobold itu, Diamond Skin selesai teraktivasi.
Berikutnya...
"Chi Fist!"
*Debumm*
"Ngaaaaarrrkk!"
Berhasil! Aku berhasil memukulnya telak, tepat di ulu hatinya!
Tapi... Diamond Skin tidak memiliki durasi yang panjang. Hanya 10 detik saja. Selama 10 detik ini, aku akan memanfaatkannya sebaik mungkin! Aku... Aku pasti bisa melakukan ini! Tinggal 4 Demihuman lagi! Aku pasti mampu mengalahkan mereka dan menyelamatkan Ibuku!
"Hawk Step!"
Aku melompat ke arah Demihuman bertubuh paling besar di antara mereka. Ogre. Lalu dengan skill Hawk Step, aku menyerangnya menggunakan ayunan tendangan dari atas ke bawah, menuju kepalanya.
*Daakk!*
"Hrraaaaaarrrhh!!"
Sial! Aku kurang cepat! Ogre tersebut sempat menahan seranganku dengan satu tangan! Dan tangan satunya lagi sudah diayunkan untuk memukulku.
Tapi aku harus melanjutkan dengan serangan lain sekaligus menghindari serangannya. Dengan memanfaatkan benturan antara tendanganku tadi dengan tangan sang Ogre, aku melompat vertikal ke atas Ogre tersebut. Pukulan Ogre tidak cukup cepat, dan aku berhasil lolos dengan jarak setipis helaian rambut.
"Dragon Tarsal!"
Dari atas sang Ogre, aku melanjutkan serangan sambil menukik dengan bantuan gravitasi. Serangan dengan tumit yang telah diimbuhkan dengan chi yang sangat kuat. Aku jatuh menuju Ogre itu seperti meteor yang terbakar di atmosfer.
Kali ini, sang Ogre kembali mencoba menangkisnya. Namun ia menggunakan kedua lengan yang disilangkannya di atas kepalanya.
*Dhaaaarrrr*
Tendangan yang telah mendapat fokus chi sangat besar tersebut, menghancurkan bagian kepala hingga dada Ogre, termasuk lengan yang menangkis. Energi chi meledak bagai dinamit yang telah dipasangkan di tumitku. Aku berhasil membunuh Ogre ini!
Tapi, tentu saja aku belum bisa senang dulu. Meskipun aku sudah berhasil mengalahkan 3 dari mereka, tapi saat ini durasi Diamond Skin hanya tersisa kurang dari 5 detik. Sedangkan masih ada 3 musuh.
Aku harus mengeluarkan skill yang dapat menyerang mereka sekaligus!
*Drap* aku mendarat di samping mayat Ogre.
"Aurora Blast!"
*Bhuuusssss!*
Kuledakkan chi dari dalam tubuhku dalam jumlah besar. Lizardman terpental dan menabrak sebuah batu besar yang berada sekitar 4 meter di belakangnya. Sedangkan Cyclops yang memiliki tubuh besar, jatuh terduduk.
Namun sang Oni tetap berdiri tegak di posisinya. Bagaikan mercusuar yang diterjang ombak, tak bergeming sama sekali.
Ah, nanti saja kupikirkan! Durasi Diamond Skin hanya tersisa 2 detik! Karena Lizardman sudah terpental jauh dan Cyclops hanya jatuh terduduk, aku akan menyelesaikan Cyclops terlebih dahulu sebelum dia bangun lagi dan menyerangku!
"Energy... Burst!"
Kuatur pernafasanku, berkonsentrasi memusatkan energi kehidupanku pada kepalan tangan kanan. Lalu kulayangkan tinjuan sekuat tenaga yang kuarahkan pada satu-satunya mata yang dimiliki Cyclops tersebut. Dengan ini, meskipun dia tidak mati, setidaknya dia akan menjadi tidak dapat melihat lagi. Setelah ini, urusanku hanya tinggal dengan sang Oni.
Aku pasti bisa mengalahkan mereka!
"Heaaahhh!!!" Aku berteriak saat melontarkan energi chi ke arah Cyclops.
*DEBLAAAARRRR!*
"Thaaaaakkk!"
EH!? Kenapa tubuhku yang terlempar!? Bukankah aku yang menyerang Cyclops itu!? Tanganku... Nyeri hebat kurasakan pada tangan kananku!
Lalu ketika kulihat ke tempat aku berdiri sebelumnya, di depan situ berdiri sang Oni, masih mengepalkan tinjunya ke depan. Dia mengadu tinjuku dengan tinjunya dan aku yang dibuat melayang!?
"Hey, bocah... Kau dan aku, kita hampir sama... Dan bocah seusiamu bisa mengalahkan bawahan terbaikku, lumayan juga kau... Aku, Lak, satu dari tiga Oni penguasa Hutan Goturg, akan menemanimu di permainan ini..." Ujar Oni yang tadi, sambil mengencangkan knuckle di kedua tangannya.
***BERSAMBUNG***
_______________________________________
Vote, komentar, dan share jika menyukai cerita ini! Terima kasih!