Halo para Pembaca! Jangan lupa vote dan share cerita ini!
Judul setiap chapter saya ganti Bahasa Indonesia/Inggris saja. Saya sudah malas untuk memikirkan bahasa medis yang dicampur asal-asalan hehehe...
Kita gas! Selamat membaca!
______________________________________
Alexander Zardona, terkenal dengan nama Alex. Merupakan Mage Prodigy yang lahir di tanah Kerajaan Goliath. Sekitar 2 tahun yang lalu, kedua orangtuanya dan seorang adik perempuannya telah dibunuh oleh kawanan naga ketika mereka sedang berkunjung ke Kota Dranz di Kerajaan Balvara.
Saat ini dia memilih untuk menuntut ilmu di Knight Academy Arvena yang dibuat khusus untuk mempersiapkan prajurit tangguh bagi Kerajaan Balvara. Akademi itu sudah berdiri selama setahun.
Alex sendiri merupakan reincarnator yang kini telah berumur 17 tahun. Dalam beberapa bulan lagi, umurnya akan bertambah. Dia memutuskan untuk menimba ilmu karena dari semua metode yang telah dilakukannya untuk meningkatkan kemampuan magic-nya, sudah tidak ada lagi yang dapat meningkatkan kekuatannya secara signifikan.
Harapannya hanya satu, yaitu untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang lebih banyak tentang magic agar dapat digunakannya untuk membunuh semua naga yang ada di dunia. Ya, Alex memiliki dendam kesumat terhadap ras Naga.
A/N : Ingat yang terjadi kepada keluarga Alex di Volume 1 dan bagaimana Alex berikrar karena itu?
Saat ini, pendidikan di Knight Academy Arvena (KAA) sudah mulai memasuki tahun ajaran baru. Reputasinya sudah terkenal dengan cepat ke seluruh Benua Erith, bahkan Benua Zegga. Para siswa senior sering membantu dalam menaklukkan monster-monster yang mengamuk.
Alex sedang dalam perjalanannya menuju Akademi. Ketika itu, dia melihat sosok yang sangat dibencinya dari kejauhan. Sosok itu sangat kecil jika dilihat dari kejauhan. Tapi Alex dapat melihatnya dengan jelas.
"Itu... Itu... Tidak salah lagi! Itu adalah... Naga!" Gumam Alex dari dalam kereta kuda yang dinaikinya sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela.
"T-Tuan! Anda mau kemana!?"
"Pak Kusir, lanjutkan saja perjalanan ke Kota Arvena! Kita bertemu di Gerbang Barat!" Teriak Alex sambil terbang menggunakan magic, Wind Dash, menuju sosok Naga di kejauhan.
"A-ah... Baiklah..."
*Wuuuusssssshh*
Semakin lama, sosok naga yang terbang di langit tak jauh dari Kota Syndas itu semakin terlihat jelas di mata Alex. Seiring dengan semakin jelasnya wujud Naga tersebut, semakin panas pula dada dan kepala Alex. Emosinya memuncak ketika dia berhasil melihat jelas sosok Naga itu dari dekat.
Minor Wind Dragon.
Naga elemen angin itu menembakkan magic elemen angin dari mulutnya. Bola udara bertekanan tinggi yang terbuat dari energi magic berukuran besar menyambar-nyambar ke daratan yang ditembakinya.
Tanpa pikir panjang, insting membunuh dari Alex langsung mengambil alih segala rasionalitas di kepalanya.
"Stone Bullet!"
*Wuuungg*
Alex mengeluarkan earth magic tingkat bawah yang sudah dimodifikasi sehingga menjadi lebih kuat dan lebih cepat, dengan kemampuan destruksi yang lebih besar juga. Stone Bullet meluncur tepat menuju Minor Wind Dragon tersebut.
Alex tahu, bahwa Minor Dragon tersebut memiliki elemen angin. Dari warna sisiknya, dari Breath Attack-nya. Dia juga tahu pasti bahwa itu adalah Minor Wind Dragon, dari ukurannya. Oleh sebab itu, Alex melawannya dengan menggunakan Earth Magic. Sayangnya, tidak ada Earth Magic lain yang efektif untuk menghadapi musuh yang sedang terbang. Hanya Stone Bullet pilihannya.
"Wind Blade!"
Seakan menyambut serangan dari Alex, seseorang yang menunggangi Wind Dragon tersebut menembakkan Wind Blade ke arah Stone Bullet milik Alex.
*Daaaarrrr*
Stone Bullet dan Wind Blade beradu di udara dan meledak. Melihat yang terjadi barusan, Alex terkejut. Bukan karena Stone Bullet dihalau oleh Wind Blade. Tapi lebih kepada Sang Penunggang Naga. Seseorang sedang menunggangi naga itu!
"Heeey kau!!! Kenapa kau menyerangku, setan!?!?"
Alex lebih terkejut lagi setelah mendengar teriakan Sang Penunggang Naga. Mau didengar bagaimanapun, itu... Tidak salah lagi. Itu adalah teriakan seorang wanita. Alex tidak bisa menyakiti seorang wanita begitu saja. Jiwa Hero yang dimilikinya terlalu kuat untuk membiarkan dirinya menyakiti wanita.
Akhirnya, Alex memutuskan.... Serangannya tidak akan mengenai wanita itu. Dia hanya akan membunuh Naganya!
"Ice Spear!"
*Shuuuuuussssssssh*
Tombak tajam besar yang terbuat dari es, water magic tingkat menengah, melesat cepat ke tubuh Wind Dragon. Ujung tajam dari Ice Spear akan mampu menembus tubuh dari Naga sekelas Minor Dragon. Apalagi yang ini telah mendapatkan peningkatan kekuatan yang signifikan dari Alex.
"Hah!"
"Grraarrr!"
Sang Penunggang Naga menyadarinya. Dia juga mengerti bahwa skill magic yang ditembakkan orang asing itu tidak dapat dimentahkan oleh Wind Blade karena bentuknya yang aerodinamis akan membelah Wind Blade jika ia menggunakannya.
Kali ini dia tidak menghentikan magic yang ditembakkan ke arahnya. Namun ia menarik tali yang sudah diikatkan ke kepala Naga yang ditungganginya agar Naganya menghindar sehingga mereka tidak terkena serangan tersebut.
"Ice Spear! Ice Spear! Ice Spear!"
Alex sudah menebaknya. Oleh karena itu, dia langsung mengeluarkan beberapa Ice Spear lagi secara bertubi-tubi dan ke arah yang sedikit tersebar. Mempersempit manuver mengelak dari Naga tersebut.
*Wuuuussss wuuussss wuuuussss*
"Kau! Setan! Siapa kau!? Kenapa menggangguku!? Heyah! Hahh! Haaah!"
*Taarrr taarrrr taaarrr*
Di sisi lain, mendapati bahwa tidak ada lagi spasi untuk menghindari serangan Mage itu, Sang Dragoon langsung berdiri di atas punggung Naganya dan menyiapkan halberd miliknya. Dia menusuk dan menebas Ice Spear yang menargetkan Naganya dengan halberd tersebut.
"Flight!"
Sang Dragoon sudah sampai pada batas kesabarannya. Sudah cukup dia berada dalam posisi bertahan. Kali ini, dia menyerang Mage tersebut dengan menggunakan skill Flight untuk terbang.
Flight dan Wind Dash adalah magic elemen angin yang dapat membuat penggunanya mampu bergerak bebas di udara. Bedanya, Flight adalah magic tingkat bawah sedangkan Wind Dash adalah tingkat menengah. Perbedaan tingkatan magic ini disebabkan karena adanya perbedaan teknik.
Wind Dash memberikan dorongan angin yang kuat pada tubuh penggunanya sehingga dapat bergerak lebih cepat. Namun dengan adanya dorongan angin yang kuat, otomatis tingkat kesulitan dalam pengendaliannya menjadi lebih sulit. Jika ada kesalahan dalam eksekusi, tubuh penggunanyalah yang akan menjadi korban.
Sedangkan Flight bisa dibilang kebalikannya. Magic angin satu ini sangat cocok digunakan oleh Dragoon yang keahliannya lebih terfokus kepada pengendalian Naga dan pertarungan menggunakan tombak atau halberd. Praktisnya, Dragoon adalah Spearman yang mampu menggunakan sedikit magic dan dapat bertarung bersama Naga mereka.
"Rasakan ini, Mage bodoh entah siapa!!! Flying Thrust! Haaaaahhhh!!!"
Sambil terbang menuju Mage yang menghujaninya dengan serangan tadi, Sang Dragoon mengeluarkan skill spear untuk menyerang.
"Triple Magic Barrier!"
Alex tidak berusaha menghindarinya. Dia tahu, walaupun dia menghindari serangan ini, musuhnya akan melanjutkannya dengan serangan demi serangan lainnya. Oleh karena itu, dia hanya mengeluarkan tiga lapis Magic Barrier di depannya.
*Traangg traanngg diiiinnggg!*
Tiga lapis Magic Barrier, dua pecah. Lapisan terakhir masih dapat menahan Flying Thrust dari Wanita Dragoon itu.
"Kurang ajar! Circle Swing!"
Sang Dragoon tidak diam begitu saja setelah serangannya tertahan. Skill Cirlce Swing mengikuti skill yang tadi. Skill yang akan memecahkan Magic Barrier terakhir sekaligus menyerang musuhnya dengan ayunan tombak melingkar 360° di sekitar pengguna, karena jarak mereka sudah sejangkauan halberd.
"Root Entangle!"
Alex tidak kehabisan akal. Ketika Sang Dragoon baru menarik halberdnya untuk kemudian diayunkan, dari kristal yang ada di ujung magic wand Alex langsung keluar akar tanaman yang memanjang ke arah Dragoon dengan cepat.
Akar itu melilit tangan, kaki, dan badan Dragoon sehingga ia tak dapat melanjutkan serangannya.
"Ugh! Lepaskan aku, setaaan!" Teriak Sang Dragoon.
"Ice Prison!" Alex tidak menggubrisnya, tapi langsung mengeluarkan skill selanjutnya.
Seketika, akar yang melilit Dragoon itu membeku. Kemudian es tebal melapisi tubuh Sang Dragoon, menyisakan hanya kepalanya. Alex memang tak pernah berniat melukai wanita, apalagi membunuhnya. Dia hanya ingin menghentikan pergerakan sang Dragoon.
"Enflame : Body!"
Dragoon pada umumnya hanya menguasai magic elemen angin. Namun, pengecualian pada Wanita Dragoon ini. Karena, selain wind magic, dia juga menguasai fire magic.
Dengan fire magic, dia menyelimuti seluruh permukaan tubuhnya menggunakan api. Membuat es yang membungkusnya segera mencair. Namun, Alex memiliki waktu yang cukup untuk membunuh Naganya selagi Sang Dragoon berusaha mencairkan es dan membakar akar yang mengekangnya.
Akan tetapi, satu hal yang dilewatkan oleh Alex karena dia belum pernah melawan Dragoon sebelumnya.
*Petaaaarrrr!*
"Uhaaaakk!"
*Whuuuff*
Alex menerima serangan pada punggungnya. Hantaman keras mengenainya tepat di tengah punggungnya.
Alex melupakan fakta bahwa Dragoon dan Naganya selalu bertarung bersama, bukan hanya Dragoon-nya saja. Akibatnya, tembakan wind magic dari sang Naga telah membuat Alex terlempar jauh. Untung saja Alex memiliki Mdef yang lumayan tinggi dan mengenakan jubah dengan tambahan Mdef yang lumayan.
Karena jika tidak, maka badannya sudah hancur saat ini.
"Naga bangsat!!! Pyro Explosion!!!"
Sambil terlempar, Alex masih sempat untuk mengumpat dan melancarkan serangan balik kepada naga itu. Pyro Explosion, skill fire magic yang akan memunculkan ledakan api tiba-tiba kepada target serangannya, merupakan skill magic tingkat menengah yang sudah dimodifikasi oleh Alex sehingga akan menimbulkan ledakan besar yang mampu instakill seekor Minor Dragon.
"Wind Blade!"
"Phaaakk!!"
Tapi sayang, lagi-lagi sayang... Sesaat sebelum Alex selesai casting Pyro Explosion, telah berhasil digagalkan oleh Sang Dragoon yang sudah terbebas dari skill CC (Crowd Control) dari Alex sebelumnya. Wind Blade yang mengenai Alex di saat pertahanannya terbuka lebar karena sedang mengeluarkan Pyro Explosion, membuat arah lontaran tubuh Alex sebelumnya berbelok menuju daratan.
Dalam beberapa detik, Alex akan terbentur keras ke tanah dan itu akan dapat menyebabkan fatality.
Untungnya, sesaat sebelum menyentuh tanah, Alex sudah dapat melawan rasa nyeri di tubuhnya dan kembali ke kondisi mental yang tenang lagi.
"Wind Dash!"
*Bhuffff*
Momentum jatuhnya Alex dapat dinulifikasi oleh skill Wind Dash.
Setelah dia menapakkan kaki di tanah, Alex sudah kehilangan sifat belas kasihannya. Dia akan menghancurkan Naga itu dengan cara apapun. Dan jika Wanita Dragoon itu tak sengaja mati akibat serangan Alex berikutnya, maka itu hanya dianggap kerusakan kolateral yang tak dapat terhindarkan.
"Tearing Gale!"
"Grrraaaaoooohhh!!!"
Sang Dragoon beserta Naganya melanjutkan serangan kepada Alex secara bersamaan. Tanpa berkomunikasi, Dragoon dan Naga tunggangannya tetap dapat bekerjasama dengan sangat baik.
Dragoon itu menembakkan wind magic tingkat menengah ke arah Alex. Puluhan, hingga ratusan pisau yang terbuat dari angin yang dikompresi, ditembakkan semuanya ke arah Alex. Sang Naga juga mengeluarkan Breath Attack berupa wind magic yang memunculkan tornado dari mulutnya.
Kedua serangan itu ditembakkan tepat ke arah dimana Alex mendarat. Menghadapi itu, Alex dengan tenang mengeluarkan skill miliknya.
"Enhanced Castle of Refuge!"
Barrier dari magic yang sudah dimodifikasi, yang merupakan skill tingkat atas dari Mage pun dikeluarkan untuk menahan semua serangan terhadapnya.
*Daarrr petaaarrr taaarrr duaaaarrr daaarrr duaaarrr*
Semua wind magic yang ditembakkan oleh Dragoon dan Naganya membentur Castle of Refuge dan menimbulkan ledakan bertubi-tubi. Tapi Alex tak terluka sama sekali. Malah, dia memulai serangan balik terhadap Minor Wind Dragon yang menjadi targetnya dari awal.
"Salamander...... Infernooo!!!"
Alex mengacungkan magic wand di tangannya ke arah Minor Wind Dragon tersebut. Lima lapis magic circle pun muncul dalam berbagai ukuran di depan kristal dari magic wand milik Alex.
Skill fire magic tingkat atas yang terkuat. Mampu menembakkan api masif skala besar yang dapat membakar hangus apapun yang ditelannya. AoE dari skill ini sangat luas. Bisa dikatakan, tidak mungkin lagi bagi Sang Dragoon maupun Naganya untuk menghindar. Mereka berdua akan terbakar hangus.
"Cukup sampai di situ, orang-orang tolol! Kau Halea, berhenti!" Terdengar suara lantang dari seorang laki-laki.
*Jedaaarrr wiiing wiiiiu darrr darrr darrr darrr wiiiiii blaaarrrr*
*Pooofffff*
***BERSAMBUNG***
______________________________________
Bagaimana? Apakah ceritanya tetap seru walaupun tanpa Arka? Bagaimana pendapat para Pembaca? Silahkan sampaikan di komentar. Jangan lupa vote!