Chereads / Isekai Medic and Magic / Chapter 65 - Chapter 31

Chapter 65 - Chapter 31

Silahkan vote jika menyukai cerita saya dan komentar jika ingin menyampaikan sesuatu.

Konten ecchi, tapi bukan hentai.

Selamat membaca!

_______________________________________

Sekitar tiga bulan sebelum diadakannya Support Magic Training Course di Kota Syndas, Kerajaan Elysium...

Kerajaan Krauzer, kerajaan tirani yang merupakan musuh abadi dari Kerajaan Elysium, sudah sampai pada penghujung eksperimen mereka yang akhirnya berhasil memanggil seorang Hero dari dunia lain, menggunakan sihir summon terlarang yang mengorbankan 99 jiwa tak berdosa untuk mewujudkannya.

Total korban manusia dan Demihuman yang telah dibunuh untuk berhasilnya proses summoning ini sampai saat ini sudah sangat banyak. Mereka sudah berkali-kali melakukan eksperimen ini. Dan selalu gagal. Namun kini akhirnya keinginan mereka terwujud.

"Uhhh... Uggh... Hah? Dimana ini?"

Di sebuah ruangan gelap, terbaring seorang anak laki-laki remaja berusia 16 tahun. Di atas lantai batu yang telah diberikan ukiran Magic Circle (lingkaran sihir) raksasa dan sangat rumit, juga telah dialiri darah manusia.

"Berhasil! Yang Mulia, kita berhasil!"

Seorang penyihir tua, bungkuk dan keriput, berteriak dengan ekspresi bahagia melihat anak laki-laki yang berhasil dipanggilnya ke dunia ini. Sang Raja, tersenyum puas melihat hasil summon yang sempurna ini. Rencananya untuk menghancurkan Kerajaan Elysium akan berjalan lancar, ia berkata demikian di dalam hati.

"Kalian! Aku dimana ini?" Tanya anak laki-laki itu.

"Anda berada di ruang bawah tanah Istana Kerajaan Krauzer, Tuan Hero..."

"H-Hero??" Tanya anak itu dengan ekspresi kaget.

"Ya! Anda adalah Hero yang kami summon ke dunia ini untuk menghancurkan Kerajaan Elysium! Kerajaan itu sudah membuat rakyat kami menjadi tersiksa dan kelaparan selama puluhan tahun, Tuan Hero! Kami sudah tidak kuat lagi menahan beban penderitaan ini! Tolong bantu kami, Tuan Hero!" Sang Raja berakting dengan sangat meyakinkan, memfitnah Kerajaan Elysium agar Sang Hero berpihak kepada mereka.

"Namaku Fazar Ananta. Panggil Fazar saja."

"Baiklah Tuan Fazar. Untuk sekarang, mari kuantarkan ke kamar Tuan Fazar. Tuan Fazar ingin dilayani sepenuhnya oleh Maid atau Butler?"

"M-Maid! Tentu saja Maid!" Ucap anak laki-laki remaja itu dengan antusias.

"Baiklah. Akan ada Maid yang akan melayani Tuan Fazar setiap waktu. Sampaikan saja apa yang Tuan butuhkan kepada Maid kami. Kita akan berbicara panjang lebar nanti ketika makan malam. Untuk saat ini, silahkan Tuan Fazar beristirahat terlebih dahulu." Jelas Sang Raja.

"Te-terima kasih..."

***

Perasaan, dari tadi aku hanya tiduran di kamar saja setelah selesai menonton anime hentai yang baru saja ku-download. Rencananya, setelah tidur sebentar karena kelelahan, aku akan melanjutkan game MMORPG yang sedang kutinggal auto-hunt.

Tapi, saat bangun, tiba-tiba saja aku sudah berada di ruangan gelap dengan lantai batu yang sangat kasar. Terlebih lagi, aku telanjang. Kampret.

Dan orang-orang itu mengatakan bahwa aku adalah Hero? Jangan bercanda. JANGAN BERCANDA!!! KARENA AKU SUDAH MERASA TERLALU SENANG SEKARANG!!! JANGAN KATAKAN INI BOHONG!!!

*Tok tok tok*

"He? Silahkan masuk."

"Selamat sore, Tuan Hero..."

Tu-tu-tunggu sebentar! Maid? Yang sedang membungkuk kepadaku di depan pintu itu Maid? Dan... Telinganya! Waaa! Manusia Kucing yang jadi Maid!

Kulitnya putih mulus. Tubuhnya ramping. Tidak terlalu tinggi, tidak terlalu pendek. Rambut coklatnya pendek dan lurus, tidak menutupi lehernya yang bersih dan jenjang. Payudaranya bulat dan kencang, tidak terlalu besar dan juga tidak kecil, pas jika digenggam dengan tanganku.

"Ehem... S-selamat sore... Panggil Fazar saja."

Lalu Maid itu tegak kembali.

"Tuan Faza, saya bawakan pakaian untuk Tuan. Apakah Tuan ingin mandi? Atau Tuan ingin makan dulu? Atau..."

Oiiii!!! Ini!!! Iniiiiii!!! Ini ini ini ini iniiii!!!

"... Ingin diriku?" Tanya Maid itu dengan senyuman yang cantik dan imut.

"Ghooaaaakk!"

Darah segar muncrat dari hidungku. Karena aku langsung membayangkan yang anu-anu, yang itu-itu, dan yang begitu-begitu dengan seorang gadis dari ras Manusia Kucing.

"T-Tuan tidak apa-apa!?"

Maid itu langsung berlari ke arahku, mengkhawatirkan kondisiku. Dia langsung merangkul tubuhku. Agak gemetar tangannya melihat begitu banyak darah yang muncrat dari hidungku.

"T-tidak apa-apa..."

"Tapi, darah yang keluar dari hidung Tuan banyak sekali!" Maid itu terlihat sangat cemas.

Waaaa! Wajahnya dekat sekali! Wawawawaaaa! Aku belum siap untuk iniii!

*Tiiinngggg~*

Nyawa terlepas dari ubun-ubunku. Kesadaranku hilang.

***

"Ummhhh... Hoaahhhhh..."

Aku bangun tidur. Sudah kuduga, semua itu hanya mimpi. Tentu saja mimpi. Mana mungkin ada Manusia Kucing cantik yang sesungguhnya. Itu kan hanya ada di anime dan manga. Sepertinya aku terlalu banyak mengkonsumsi anime, manga, dan netoge.

Tapi, mimpi tadi terasa sangat nyata. Aku di-summon ke isekai entah apa, dan menjadi Hero. Hahaha... Lucu sekali. Kucoba menyeka hidungku. Tidak ada darah sedikitpun, bahkan tidak ada darah kering. Ya kan... Mana mungkin hal seperti itu terjadi. Mustahi--

"Tuan sudah bangun?"

Suara itu? Suara Manusia Kucing yang tadi, bukan? He? Ini... Paha siapa??

Posisi tidurku saat ini adalah miring. Lalu kucoba menolehkan wajahku menuju arah suara tadi. Perlahan. Dengan sangat hati-hati...

Di depan wajahku, hampir menyentuh wajahku, adalah sepasang gundukan bulat. Dan di balik seoasang gundukan itu, ada sebuah wajah yang sudah tidak asing lagi.

"Heee!?!? I-ini bukan mimpi!?"

"Hihi... Tuan Fazar, ini bukan mimpi... Tadi Tuan mimisan lalu tiba-tiba pingsan. Kemudian saya bersihkan darahnya dan Tuan Fazar saya pangku..."

Imutnyaaaaa!!! Heh, sebentar. Aku tidur dimana ini? Tadi aku melihat paha. Dan di atasku ada dua buah payudara. Berarti... Ini... Lap Pillow yang legendaris itu!? Yang hanya ada di imajinasi tertinggi umat manusia! Yang tidak akan pernah dirasakan oleh kaum manusia kuper sampah sepertiku!

"Maafkan aku. Kamu jadi harus melihat sisi diriku yang lemah ini. Dan aku minta maaf lagi karena merepotkanmu seperti ini."

Bagaimana? Aku sudah terdengar seperti Hero sungguhan, belum?

"Tidak apa-apa, Tuan Fazar... Oh, maafkan kelancangan saya! Perkenalkan, saya adalah Relvi. Mulai hari ini, Raja Vemarn memerintahkan saya untuk menjadi Maid Pribadi bagi Tuan Fazar. Saya siap melayani semua kebutuhan Tuan. Tuan hanya perlu mengatakannya saja kepada saya."

"S-semua?" Tanyaku, memastikan lagi.

"Benar, Tuan Fazer. Semuanya, selama masih dalam batas kemampuan saya. Termasuk kebutuhan seks Tuan."

HEEEEEEE????????

Dia mengatakan itu dengan santainya! Walaupun wajahnya sedikit memerah, tapi tidak tampak seperti dia terpaksa ataupun diancam untuk mengatakannya. Relvi, yaa...

"Ti-tidak perlu sampai melakukan itu!"

"Jika Tuan tidak menginginkannya, saya tidak akan melakukannya. Tapi kapanpun dan dimanapun Tuan menginginkan apapun, silahkan beri tahu saya."

"B-baiklah. Untuk sekarang, sepertinya aku ingin mandi dulu. Sebentar lagi makan malam, tadi aku diundang untuk makan malam bersama."

"Benar, Tuan. Tadi Yang Mulia Raja Vemarn yang mengundang Tuan Fazar untuk makan malam bersama. Sekaligus untuk membahas tentang semua yang terjadi dan semua yang akan dilakukan Yang Mulia Raja Vemarn ke depannya." Jelas Relvi.

"Hm. Baiklah kalau begitu. Kita tidak boleh sampai membuat Raja Vemarn menunggu. Aku mandi dulu."

Kemudian aku masuk ke kamar mandi, melepas pakaian tidur yang kupakai saat ini. Lalu aku membuka kran air untuk mengisi bak mandi. Kalau dilihat, zaman ini masih jauh dari kata modern, seperti di duniaku sebelum di-summon kesini.

Tapi anehnya, ketika kran air kubuka, yang keluar adalah air panas. Apakah ini menggunakan pembakaran kayu di tempat penampungan airnya, atau malah menggunakan magic? Hmm... Menarik sekali dunia ini.

Aku masuk ke bak mandi yang sudah terisi setengah oleh air panas. Ah... Nikmatnya mandi air panas...

*Tok tok*

*Jeglek*

"Permisi, Tuan Fazar... Maaf sudah menunggu..."

"E-!"

Relvi masuk ke kamar mandi hanya mengenakan 2 lembar handuk kecil. Masing-masing digunakan untuk membalut bagian dadanya dan bagian pinggulnya.

"Relvi-!"

"Saya akan membantu menggosok badan Tuan. Tidak perlu sungkan, Tuan. Ini sudah kewajiban saya."

Ini... Adegan legendaris lainnya yang hanya ada di dongeng! Seorang gadis cantik dan seksi menggosok punggungku di kamar mandi!

"O-oh... Si-silahkan..."

Lalu aku duduk di pinggiran bak mandi membelakangi Relvi. Aku sudah menutupi kemaluanku dengan handuk kecil. Sepertinya Relvi sudah menyiapkan sabun, sampo, dan lap untuk membersihkan badanku.

"Permisi, Tuan..."

"Um..."

Pertama, dia memulainya dengan menyampo rambutku dulu. Relvi menuangkan sampo secukupnya, lalu mulai mengusap rambutku yang sudah basah ini. Jemarinya menyisir setiap sela dari rambutku. Sentuhan jemarinya yang sedikit menekan kulit kepalaku, membuatku rileks sekaligus agak merinding. Nikmat sekali!

Gerakan menggosok, memutar, dan sedikit menjambak rambutku dengan lembut, membuat aku menjadi mulai mengantuk. Dia ahli dalam melakukan ini! Setelah cukup lama memijat-mijat kepalaku...

"Saya siram kepala Tuan Fazar, ya..."

*Byuurrr...*

"Hahhh... Enaknyaa... Terima lasih, Relvi..."

"Tidak perlu berterimakasih, Tuan. Ini sudah kewajiban saya... Berikutnya, saya akan menggosok badan Tuan. Mulai dari punggung."

"Um."

Relvi membuat busa yang banyak di kain lap sebelum menggosokkannya. Lalu, sesaat kemudian, dia mulai menggosok punggungku. Kain yang lembut, dipenuhi busa sabun, dan digosokkan ke kulitku dengan kekuatan tekanan yang bervariasi. Seolah-olah punggungku seperti mendapat pijatan yang hangat. Dia juga menggosok kedua lenganku. Nikmatnya bukan main.

"Bagian depannya, ya, Tuan..."

Relvi menggeser kursi kecilnya mendekati punggungku. Lalu, dia menyelipkan kedua tangannya melalui bagian bawah ketiakku dan mulai menggosok dadaku dari belakang.

*Boink... Boink... Boink...*

Apa yang menyentuh punggungku ini? Setiap gerakan tangannya untuk menggosok dada dan perutku, terasa adanya benturan sesuatu yang lembut dan hangat di punggungku. Terasa seperti ada sepasang balon air yang dibalut handuk, menekan-nekan ke punggungku. Relvi... Payudaranya Relvi???

*Tuuiiiing*

Ugh... Tuyul di balik handukku bereaksi. Aku menahannya dengan tanganku. Akan memalukan sekali jika Relvi sampai melihat ini!

"Tuan, saya akan menggosok kaki Tuan."

"S-silahkan..."

Relvi berpindah posisi. Kali ini dia bersimpuh di depanku. Menggosok kedua kakiku secara bergantian. Dimulai dari bagian telapak kaki, ke mata kaki, lalu ke pahaku hingga sedikit menggosok ke bagian yang kututup dengan handuk.

Uuuhhhh... Nikmat sekali... Aku merinding saking nikmatnya service dari Relvi. Dia ahlinya. Serasa seperti seluruh dosa-dosa yang melapisi kulitku telah disucikan olehnya.

He? Itu... Terlihat! Be-belahan dada Relvi! Ketika dia merunduk untuk menggosok kakiku, bagian atas payudaranya yang tidak tertutup handuk jadi terpampang di hadapanku!

Belahan dada itu, terkena percikan air dari kran yang mengalir perlahan dan menyusup ke celah sempit itu, lalu menghilang di kegelapan. Kedua payudaranya yang bulat itu menyatu dengan rapat di bagian tengah. Tekanan dari handuk yang dililitkannya malah mengamplifikasi kepadatan payudaranya. Menjadi terlihat sangat padat dan hampir meletus!

Relvi! Payudaramu! Aku bisa melihat belahan payudaramu!

Tapi dia seperti tidak mempedulikan tatapan mataku yang haus darah ini ke arah belahan dadanya. Dia terus melanjutkan gosokan di setiap lekukan dan celah yang ada di kakiku. Dengan sangat teliti.

Aku, Fazar Ananta, 16 tahun, sudah tidak memiliki penyesalan duniawi lagi. Aku sudah mencapai moksa.

"Tuan, apakah bagian dalam juga mau saya bersihkan?"

"Bagian... Dalam?"

"Itu, di dalam handuknya..." Ucap Relvi sambil tersenyum.

"T-t-tidak! Bi-biar aku sendiri saja!"

Bagaimana mungkin aku membiarkannya menyentuh area terlarangku? Aku... Aku... Aku bisa pingsan lagi!!!

"Baiklah kalau begitu, saya akan menyiram seluruh tubuh Tuan Fazar." Kata Relvi dengan tersenyum manis sambil bangkit dari posisinya bersimpuh barusan.

"U-um."

*Byuuurrrrr... Byuuuurrrr... Byuuurrrr*

Ahhh... Nikmatnya... Ini bukan mimpi, kan? Ini benar-benar terjadi di dalam hidupku, kan?

Semua nista, semua noda, dan semua dosa yang telah aku kumpulkan selama 16 tahun aku hidup di duniaku sebelumnya, seakan rontok dalam sekejap oleh jemari lentik Relvi. Aku seperti terlahir kembali.

"Um... Relvi, bisa tinggalkan aku dulu? Aku ingin menikmati berendam di air hangat ini untuk beberapa lama lagi."

Sejujurnya, aku sudah tidak kuat menahan nafsuku. Aku ingin membuangnya. Dan aku tidak bisa melakukannya jika masih ada Relvi di sini, bukan? Yang benar saja...

"Tuan, tidak ingin saya saja yang melakukannya?"

Eh? Maksudnya? Dia yang melakukannya? Melakukan apa? Jangan-jangan... Dia bisa membaca apa yang sedang kupikirkan sekarang???

"E-eh? Tidak, tidak perlu. Biar aku melakukannya sendiri saja."

Eehhh!!! Apa yang kukatakan barusan!?!?

"Baiklah kalau begitu. Saya permisi dulu, Tuan Fazar..."

Relvi sedikit membungkuk kepadaku, sambil tersenyum manis. Lalu dia berjalan keluar dari kamar mandi.

"U-um..."

Haahhh... Akhirnya, libidoku yang sudah di batas puncaknya, dapat kunetralisir lagi. Tekanan yang berlebih sudah kukeluarkan. Sekarang, saatnya mengakhiri mandi.

Aku keluar dari kamar mandi setelah menghanduki seluruh tubuhku hingga kering. Relvi, sudah menungguku di depan lemari pakaian.

"Tuan, mari saya bantu mengenakan pakaian..."

Ha? Aku dipakaikan baju oleh seorang gadis muda!? Malu, aku malu! Pada semut merah yang berbaris di dinding. Menatapku curiga seakan penuh tanya. Loh malah nyanyi lagu jadul. Tidak. Biarkan aku memakai pakaian sendiri.

"Tidak perlu, Relvi. Biar aku mema--"

"Hiks... Hiks... Dari tadi Tuan Fazar sering tidak mengizinkan saya melakukan kewajiban saya. Hiks... Apakah saya melakukan kesalahan? Hiks hiks... Apakah saya tidak pantas melayani Tuan Fazar? Hiks hiks..."

Loh? Kenapa dia menangis!? Aku sudah membuat seorang gadis baik jadi menangis! Aku ini, buruk sekali! Aaahhh! Ya sudah. Biarkan saja dia.

"Rel- Relvi... Bukan begitu maksudku... Ya sudah. Tolong bantu aku memakai pakaianku."

"Hiks... Hmf... Hah... Hah... Tu-Tuan mengizinkan saya?"

Relvi berusaha untuk menghentikan tangisnya secepat mungkin dan mengelap air matanya dengan kedua tangannya. Lalu dia memastikan lagi ucapanku sebelumnya. Eh, itu tadi tangis sungguhan?

"Iya... Tolong ya, Relvi..."

"Um!!!" Relvi mengangguk sekali dengan kuat, lalu tersenyum ceria kembali kepadaku.

Aihh... Gadis ini, apa semua yang dilakukannya untukku adalah benar-benar yang diinginkannya dari hati? Bukan karena 'tugasnya'?

Mungkin memang benar adanya seperti itu? Tapi, melihat tangisnya yang tidak dibuat-buat tadi, aku yakin kalau dia memang benar-benar ingin melayaniku. Walaupun aku tak tahu apa alasan di balik semua itu. Ah, mungkin hanya aku yang merasa.

***BERSAMBUNG...***

_______________________________________

Terima kasih sudah membaca!

Bagaimana menurut Pembaca? Hero baru yang karakternya sedang saya bangun ini, apakah kalian juga menyukainya? Kalau suka, vote! Kalau tidak suka, vote juga! Hehe...

Nama penting di chapter ini :

- Fazar Ananta, Summoner (Hero)

- Raja Vemarn, Raja Kerajaan Krauzer.

- Relvi, Maid Pribadi Fazar, Manusia Kucing.