Ternyata yang membuka pintu adalah Daffin.
Dia berjalan mendekati Sinta dan tersenyum kepadanya dan saat melihat kearah Aksan, Daffin terlihat sangat serius sekali.
Sinta meraih tangan Daffin dan bertanya, "Apa kata dokter?" Tanya Sinta dengan tatapan seriusnya.
Daffin menghela nafas pendek dan menyerahkan surat-surat hasil pemeriksaan Aksan kepadanya.
"Kamu bisa membacanya sendiri sayang, ini mungkin kabar yang kurang baik untuknya," ucap Daffin. Dia tidak mau bicara lebih banyak lagi.
Sinta mengambilnya dan langsung mengeluarkan surat-surat itu dari dalam amplop coklat.
Sinta membaca semua kertas-kertas itu dan dia merasa sangat terkejut, karena Aksan memiliki penyakit yang lumayan serius.
Aksan mengerenyitkan dahinya. Karena dia juga merasa sangat penasaran dengan isi kertas itu.
Dia benar-benar tidak tahu jika dirinya sedang mengisap penyakit yang lumayan mengerikan.
"Sinta, bolehkah aku melihatnya?" Ucap Aksan, dia mengulurkan tangannya dan meminta berkas-berkas itu.