Di akhir permainan, baik Mu Qianxun dan Ou Zun, keduanya mendapat ranking akhir yang mengalahkan ranking tim lawan yang berjumlah belasan orang. Mereka juga membuat tim lawan kalah total sampai seperti anak kecil yang menangis dan berteriak memanggil ayah dan ibunya. Kemampuan bertarungnya itu benar-benar melibas semua pasukan musuh.
Mu Qianxun memiringkan kepalanya dan melihat tangan Ou Zun yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Bahkan meskipun sedang memainkan game dengan serius, penampakannya masih terlihat malas-malasan, alis dan matanya terkulai ke bawah, sedikit santai dan sudut mulutnya yang sedikit naik membuktikan kalau pria itu diberkahi dengan rasa percaya diri.
Sebenarnya, Ou Zun benar-benar orang yang lumayan baik dan asyik. Di luar faktor-faktor eksternal itu, dia bahkan orang yang masih sangat lumayan. Menjadi pacar atau suami, semuanya merupakan pilihan yang lumayan. Tidak heran kalau banyak wanita yang tergila-gila padanya.
Tiba-tiba, Ou Zun melempar tablet yang ada di tangannya. Tablet itu terlontar dan terbang di udara membentuk lintasan parabola yang sempurna, lalu mendarat dengan mantap di atas sofa. Bersamaan setelah itu, sosok manusia yang bertubuh tinggi dan besar menyelimuti Mu Qianxun dalam sekejap mata dan menekannya di atas kasur.
Mu Qianxun pun menutup kedua matanya tanpa sedikit pun merasa gugup. Akan tetapi, Ou Zun menaikkan sudut mulutnya dan berkata dengan begitu arogan, "Tadi waktu melihatku, kamu seperti tersihir, apa kamu merasa penampilanku yang menjagamu tadi terlihat sangat tampan?"
Mendengar hal itu, Mu Qianxun lantas memutar matanya dan menatap balik Ou Zun. "Soal kamu yang sangat tampan ini, seharusnya sudah ada banyak wanita yang mengatakan itu, kan? Ini adalah sebuah fakta, jadi tidak perlu untuk diungkapkan."
Ou Zun jelas-jelas sangat menikmati pujian dari Mu Qianxun hingga senyuman di sudut mulutnya pun semakin ditarik melebar. "Kalau orang lain yang bilang, aku tidak peduli. Tapi kalau kamu yang bilang, aku bisa menjadi sangat senang. Setelah ini, kamu tidak perlu sungkan mengatakan padaku kalau aku sangat tampan dan kamu tergila-gila padaku, kapanpun dan dimanapun. Aku akan benar-benar merasa nyaman."
Rasanya, Mu Qianxun benar-benar ingin merobek-robek wajah Ou Zun yang begitu bangga dengan dirinya sendiri. Pria itu memang suka membuatnya jengkel dan melihat penampilannya saat kalah yang sangat imut.
"Apa barusan itu Xin Liao menelponmu?" tanya Ou Zun.
"Hmm," jawab Mu Qianxun dengan berdeham.
"Apa dia tengah menjilat dan memohon agar kamu kembali menjadi anak perempuannya?"
Mu Qianxun hanya terdiam. Semua ini awalnya memang ide Ou Zun yang ingin membantu dirinya melampiaskan amarah. Mereka ingin membuat anggota keluarga Xin tahu kalau dia adalah tunangan Ou Zun yang begitu dikenal. Membuat keluarga yang telah menelantarkannya muntah saking terkejutnya dan wajah mereka akan benar-benar retak saking tidak menyangkanya.
Akan tetapi, ini bukanlah hal yang termasuk dalam rencananya. Dan lagi, Mu Qianxun tidak memiliki perasaan apa pun terhadap keluarga Xin, tidak dendam dan juga tidak iri. Akan lebih baik kalau di hidup ini tidak ada urusan sama sekali dengan keluarga tersebut.
Mu Qianxun adalah orang yang cukup baik dalam hal seperti ini. Dia tidak mengambil hati dan berpikiran bijaksana.
Sewaktu kecil, Mu Qianxun mendapatkan tatapan mencemooh, penyiksaan dan juga segala intensi jahat dari seluruh permukaan bumi ini. Hal itu membuatnya memahami kalau kehidupan adalah sebuah persoalan yang sulit. Jadi, dia menanggalkan perasaan-perasaan yang tidak membahagiakan itu dan berjalan maju dengan hati bahagia.
"Oh? Jadi besok kamu pergi? Dan ingatlah untuk lebih percaya diri. Buat mereka marah," kata Ou Zun.
Mu Qianxun menatap Ou Zun dengan ekspresi antara ingin tertawa dan menangis. Dia lalu berkata, "Ya, aku tahu. Aku harus membuat pembawaan diriku menjadi tinggi, setinggi langit. Dan membuat mereka menyesalinya."
"Tepat sekali!"
Ou Zun tiba-tiba merendahkan kepalanya dan mencium bibir merah Mu Qianxun. Sudah lama dia ingin melakukan yang seperti ini. Bibir merah itu begitu lembut dan indah, tampak berisi dan menggoda. Terlihat lezat dan seperti berair, melihatnya saja membuatnya ingin menciumnya.
Suasana di antara kedua orang itu pun berangsur-angsur naik. Suasana di dalam sana juga terlumuri oleh perasaan yang begitu luar biasa.
Mu Qianxun terengah-engah, pandangan matanya terasa kabur karena terbakar oleh ciuman pria itu. "Ou Zun... Jangan dilanjutkan…"
Ou Zun bersandar di sana dan terengah-engah. Setelah beberapa saat, tubuhnya baru bisa sedikit rileks, dan tidak bisa menahan dirinya untuk mengumpat, "Sial, kenapa kamu begitu kecil!"