"Kenapa?" Sekali lagi Mu Qianxun tidak mengerti dengan situasi saat itu. Dia masih saja memeras otaknya dan berusaha menyusun cara, bagaimana agar bisa menghindar dari takdir 'dipotong-potong oleh Ou Zun'. Dia masih saja berjuang keras untuk mengingat-ingat beberapa plot tragis yang muncul di televisi. Dia juga memikirkan bagaimana cara menyampaikannya pada pria itu agar bisa memercayainya.
Mu Qianxun juga masih mempertimbangkan apakah dia perlu memaksa matanya untuk meneteskan dan mengeluarkan setidaknya dua butir air mata. Dia bahkan berniat mencubit bagian tubuhnya agar bisa mendapat efek air mata yang kelihatan nyata seperti asli.
Mu Qianxun berkata dengan begitu menyedihkan, nasib sehari-harinya di masa lampau itu nyaris seperti kehidupan seorang pengemis. Perkataannya itu separuh benar dan separuh palsu. Bagian yang benar adalah ibunya itu yang memang punya pikiran lemah dan pelupa dan bagian yang palsu adalah...