Ou Zun membuka pintu kamar dan mendapati Mu Qianxun yang mengenakan piyama berbahan sutra murni tengah berbaring di atas kasur. Sepasang matanya terpaku setengah mati pada layar tablet, sementara mulutnya menggerutu dengan marah. Dari tablet tersebut, masih terdengar suara musik yang berasal dari game.
Wajah Ou Zun pun menggelap, lalu dia merebut tablet Mu Qianxun. "Siapa yang menindasmu? Aku akan membalaskan dendammu dan membunuhnya 100 kali!"
Ou Zun berpikir bahwa hanya dirinya yang boleh menindas 'anak manis'-nya. Siapa pun tidak ada yang boleh menindasnya. Bahkan di dalam game pun juga tidak boleh.
Ou Zun mengambil tablet itu dan melihat situasi yang terjadi. Lalu, di sudut matanya pun langsung muncul sebuah ekspresi seolah tersenyum. 'Istri si Dewa' ketiga baris kata itu, terasa begitu unik dan akurat. Dia menyukainya, lalu memutuskan, kalau kedepannya berpapasan lagi dengan beberapa orang ini, dia akan memberikan pengampunan.
Sementara itu, Mu Qianxun membelalakkan matanya pada Ou Zun dengan galak. "Itu kamu! Dan itu adalah kamu! Kamu yang menindasku. Kemampuan bertarung diriku jelas-jelas luar biasa dan tangguh, tapi aku diperlakukan seolah-olah seperti aku ini si kecil yang tidak berguna dan seperti sampah olehmu. Dan kamu bahkan masih tertawa? Tertawalah!"
Tiba-tiba Mu Qianzun melompat berdiri dari kasur, lalu menunjuk-nunjuk hidung Ou Zun dengan meledak-ledak dan gaya serampangan. "Ou Zun, aku ingin menantangmu untuk bertarung! Aku ingin duel denganmu!"
Ou Zun menaikkan alisnya karena merasa kelakuan Mu Qianxun yang tampak begitu agresif dan tidak masuk akal ini begitu imut, mendominasi dan arogan. Dia menyadari kalau dirinya benar-benar menyukai setengah mati kelakuan gadis itu yang semacam ini. Membuatnya tidak bisa menahan dirinya sendiri.
Tiba-tiba, dia merasakan denyutan yang menyerang di bagian bawah perutnya. Kalau misalkan itu orang lain yang berani menunjuk hidungnya dengan jari tangan, sekarang jari itu pasti sudah patah. Namun, jari Mu Qianxun yang begitu langsing dan panjang serta putih dan lembut, di bawah pencahayaan lampu terlihat memiliki semacam keindahan murni.
Ou Zun tersenyum tipis, kemudian menarik Mu Qianxun ke dalam pelukannya. Dia juga menggigit permukaan bibir gadis itu dengan ganas.
"Boleh saja duel denganku. Tapi kalau kalah bagaimana? Aku tidak pernah bermain tanpa ada sesuatu yang dipertaruhkan."
Mu Qianxun sedikit meronta di dalam pelukan Ou Zun, namun dia tidak berusaha untuk membebaskan diri. Kini wajahnya telah menampakkan ekspresi seolah dia adalah hewan liar kecil yang begitu keras kepala dan tidak ingin mundur. Dia meninggikan dagunya dengan begitu arogan dan memasang ekspresi sedikit sombong seperti yang telah dipelajarinya dari pria itu.
"Kamu inginnya bagaimana? Atau kamu ingin taruhan apa?"
Di sudut mulut Ou Zun tiba-tiba menggantung sebuah senyuman jahat dan ekspresinya tampak puas dengan dirinya sendiri. "Aku akan menentukan satu set pakaian untuk kamu pakai. Lalu, menarilah untukku dengan pakaian itu."
Mu Qianxun menubruk lengan Ou Zun menggunakan kepalanya dengan gaza. Pria itu dengan cepat mengendurkan kekuatannya, agar gadis itu tidak merasakan sakit saat menubrukkan kepalanya. Sekujur tubuhnya adalah otot, jadi meskipun gadis itu berlaku serampangan dan mengamuk karena tersulut emosi, dia hanya akan melukai dirinya sendiri.
Ou Zun menyadari bahwa dirinya tidak akan rela sedikit pun kalau Mu Qianxun terluka. Sedikitpun tidak akan rela.
"Kalau kamu yang kalah, aku akan merekam dirimu menari seksi dengan menggunakan ponsel dan menyebarkannya di internet," ujar Mu Qianxun.
Mendengar perkataan itu, tawa Ou Zun meledak dengan sangat keras. "Kalau kamu ingin melihatku melepas pakaianku, aku bisa melepasnya setiap hari dan mempertontonkannya padamu. Menari seksi bukanlah hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang pria, tapi kenapa tidak terpikirkan olehku? Untuk apa aku membuatmu mengenakan busana dan menari? Bukankah menyuruhmu untuk menari tanpa mengenakan busana itu lebih baik?"
Mendengar perkataan itu, wajah Mu Qianxun pun menghijau karena marah.
Jadi, sebagai hasilnya, malam itu Zhengzhan Tianxia (game yang dimainkan oleh Mu Qianxun dan Ou Zun) menjadi begitu riuh karena akan ada orang yang akan berpartisipasi dalam kontes terbuka. Dan kali ini yang berpartisipasi dalam kontes merupakan dua orang yang dianggap sepasang suami istri di mata para pemain game tersebut. Satunya adalah Penguasa Terhormat yang sangat dikenal. Dan satunya adalah wanita dari Penguasa Terhormat itu, yakni Qianli Xunfeng (nama akun game Mu Qianxun)
Daerah di sekitar arena pertarungan Zhengzhan Tianxia pun penuh sesak dan diperkirakan ada lebih dari 10.000 pemain game yang tengah menonton. Di layar pun terus-menerus dibanjiri dan ditutupi dengan serentetan kata-kata penasaran yang berasal dari orang-orang.
Aku Nomor Satu: Ada kejadian apa? Ada kejadian apa?
Liuxia Qingcheng: Bukankah terlihat dengan sangat jelas? Ini seperti perkataan orang-orang, saling mencintai dan saling membantai!
Kan Renao Buxian Shida: Aku akan memihak! Mereka akan mengadakan pertempuran, kan?
Gadis9: Orang-orang yang datang dan berjalan sampai ke sini, semuanya datang untuk menyaksikan pasangan dewa dan dewi yang saling mencintai ini untuk terpisah jalan dan saling menyerang!