Saat mereka bersama, hanya ada kebahagiaan yang menyelimuti. Dan Mu Qianxun masih sama seperti sebelumnya, selalu berantakan, ceroboh dan tidak rapi. Namun, hal ini telah menjadi sebuah estetika tersendiri di mata Luo Suifeng.
Kala itu, mereka tidak lagi bersikap rendah diri dan selalu berjalan bergandengan tangan di sekolah setiap hari, seolah menyombongkan diri melalui jalan-jalan yang mereka lewati. Bisa dibilang, saat itu memang saat yang paling membahagiakan.
Meskipun Mu Qianxun seringkali marah padanya, tapi Luo Suifeng akan tetap dengan lapang hati menerimanya. Hanya saja, sejak kapan hubungannya dan Mu Qianxun mulai hancur hingga sampai di titik ini?
Luo Suifeng tidak bisa menjawab.
Dan kini, hal-hal indah itu tidak hanya muncul sekali di benaknya .…