"Hubungan antara kamu dan Presiden Ji lumayan baik, kan? Aku minta maaf atas kejadian malam ini. Jadi, apa kamu bisa menyampaikan padanya permintaan maaf untukku?" kata Xue Ling dengan memohon.
Chen Youran bukanlah gadis yang bodoh. Dia sudah bisa menebak, Xue Ling muncul di sini karena habis menemui Ji Jichuan. Tampaknya, gadis itu sudah meminta maaf sendiri kepadanya.
Saat ini, Ji Jinchuan sedang diselimuti emosi. Chen Youran bisa saja terseret dan menjadi korban luapan emosinya jika dia berbicara sembarangan. Dia mengernyitkan alisnya dan berkata, "Aku baru mengenal Presiden Ji hari ini. Sebelumnya, aku tidak pernah mengenalnya. Jika pergi sendiri meminta maaf secara langsung ketika berbuat kesalahan, ketulusannya akan lebih terlihat."
Mata Xue Ling menjadi merah, lalu dia berkata dengan terbata-bata, "Presiden Ji… Dia… Dia tidak mau melihatku… Jika kamu bisa…" Perkataannya kemudian terpotong oleh bunyi nada dering ponsel milik Chen Youran.
Chen Youran mengambil ponselnya dan melihat ID penelepon yang tertera di layar. Rupanya itu adalah telepon dari Ji Jinchuan. Karena masih berada di depan Xue Ling, dia tidak menerima telepon itu dan membiarkan ponselnya terus berdering. "Nona Xue, aku minta maaf, ada sesuatu yang harus aku lakukan. Permisi, aku pergi dulu."
Di kamar tamu, Ji Jinchuan mengeluarkan pakaiannya dari kantong kertas dan masuk ke dalam ruang ganti. Beberapa saat kemudian, dia keluar dalam keadaan sudah berpakaian. Pakaian cadangan yang dikenakannya adalah kemeja berwarna hitam. Pakaian itu membuat dirinya tampak lebih putih, sementara ekspresi wajahnya yang awalnya sudah dingin, tampak menjadi semakin dingin.
Chen Youran mengambil dasi dan mendekati Ji Jianchuan. Dia memandang kerah di lehernya dan tidak tahu bagaimana memulainya. Akhirnya, dia hanya menyerahkan dasi itu kepada pria tersebut dan berkata, "Kamu sebaiknya memasangnya sendiri."
Ji Jinchuan kemudian dengan terampil memasang dasinya dengan menghadap cermin. "Apakah pestanya sudah selesai?" tanyanya.
"Seharusnya sebentar lagi selesai," jawab Chen Youran. Dia tidak melewati ruang perjamuan ketika dia pergi ke tempat parkir. Namun, jika dilihat dari waktunya, pesta itu akan segera selesai.
Ji Jinchuan mengancingkan kancing jasnya dengan satu tangan, tetapi gagal beberapa kali. Melihat hal itu, Chen Youran melangkah maju dan mengulurkan tangannya untuk membantunya. Dua orang tersebut menjadi sangat dekat hingga gadis itu dapat mencium aroma harum dari tubuhnya yang baru saja selesai mandi.
Chen Youran sedikit mendongakkan kepalanya, menatap bibir tipis Ji Jinchuan yang seksi dan garis rahangnya yang dingin serta tegas. Dia mengambil jam tangan di meja samping tempat tidur dan menyerahkan kepadanya, kemudian berkata, "Kamu ingin beristirahat atau turun?"
Ji Jinchuan melihat jam tangannya. Waktu telah menunjukkan hampir pukul 10 malam. "Sudah waktunya bagiku untuk kembali," katanya.
Tiba-tiba, terdengar suara ketukan di luar pintu, Chen Youran pun bersiap untuk membuka pintu. Setelah berjalan dua langkah, dia tiba-tiba teringat sesuatu. Seketika dia berlari dengan cepat dan bersembunyi di dalam kamar mandi. Sementara Ji Jinchuan mengerutkan kening dan berjalan untuk membukakan pintu.
Rupanya Gu Jinchen yang berdiri di luar pintu dengan tangan yang membawa sebuah tas belanja. Kemudian dia berkata dengan senyum tipis di wajahnya, "Presiden Ji, maaf sudah membuatmu menunggu lama."
Namun, senyum Gu Jinchen berubah menjadi sedikit kaku ketika melihat Ji Jinchuan sudah mengenakan pakaian bersih. "Sepertinya Presiden Ji tidak membutuhkan ini lagi," lanjutnya.
Di kamar mandi, Chen Youran mendengar suara Gu Jinchen di luar pintu, hal itu membuat jantungnya berdetak kencang. Untung aku bersembunyi, pikirnya. Jika pria itu melihatnya di kamar tamu dengan Ji Jinchuan, mungkin saja dia akan berpikir berlebihan tentang itu.
"Baiklah Presiden Ji, aku tidak akan mengganggu waktu istirahatmu," kata Gu Jinchen sembari melirik ke dalam kamar tamu. Kemudian, matanya sedikit melotot.
Ji Jinchuan berdeham dengan pelan, menutup pintu dan melirik kembali ke tempat yang baru saja dipelototi oleh Gu Jinchen. Di atas meja teh, ada sebuah ponsel berwarna putih dan kartu kunci kamar. Ponsel itu terasa asing baginya, tetapi hanya ada Chen Youran dan Xue Ling yang masuk ke dalam kamar. Xue Ling berada disana hanya dalam kurun waktu kurang lebih 3 menit dan dia membawa tas mutiara yang lembut. Ponsel itu jelas bukan milik gadis itu.
Mendengar suara pintu ditutup, Chen Youran menghembuskan napas panjang pertanda lega dan keluar dari kamar mandi. Sementara Ji Jinchuan yang berdiri di depan cermin mengenakan jas. Dia mengaitkan kancing yang berada di tengah-tengah jasnya dan bersiap untuk pergi.
Ketika melewati Chen Youran, Ji Jinchuan meliriknya sejenak dan berkata, "Hampir saja."