Chen Youran mendekati Chen Shuna dan menatap bayi yang ada di lengannya. Kulit Gu Yiyi terlihat putih dan halus, membuatnya tampak seperti boneka porselen. Pipi merah mudanya sangat tembam dengan mata yang bulat dan indah.
Berangsur-angsur, kabut terkumpul di mata Chen Youran. Dia lalu mengulurkan tangan dan menyentuh wajah bayi itu. Dia merasakan kulitnya yang sangat halus, sehalus telur yang baru saja dikupas dan dagingnya masih sangat kenyal.
Ini adalah putrinya, Gu Yiyi. Dia memberi nama Gu Yiyi, bukankah itu berarti Chen Shuna dan bayi ini adalah satu-satunya miliknya sekarang? pikir Chen Youran.
Tiba-tiba terdengar Gu Jinchen membuka suara, "Itu bukan 'Yi' yang berarti satu, tetapi 'Yi' yang berarti patuh."
Chen Youran terpana selama beberapa saat, lalu dia menyunggingkan senyum sinis di sudut mulutnya. Tidak peduli arti nama itu yang mana, semuanya tetap tidak akan mengubah situasi saat ini, pikirnya.
Saat ini, Gu Jincheng sudah memiliki seorang istri dan seorang putri. Dan Gu Yiyi, putrinya dengan Chen Shuna, telah menggantikan putri yang pernah dirinya dan pria itu bayangkan bersama sebelumnya.
Chen Shuna menyadari sikap Chen Youran yang tidak biasa, tetapi untuk saat ini dia tidak punya waktu untuk memperdulikan sikap adik perempuannya itu. Dia lalu berkata dengan nada cemas, "Jinchen, Yiyi menderita diare."
Gu Jinchen bangkit dari duduknya dan cepat-cepat menghampiri Chen Shuna. Dia pun memandangi bayi di lengan istrinya itu. Kemudian, dia berlari ke meja teh dan mengambil kunci mobil yang ada di atas meja, lalu berkata, "Ayo pergi ke rumah sakit."
Chen Youran secara tidak sadar mengikuti Chen Shuna dan Gu Jinchen dari belakang. Akan tetapi, setelah berjalan dua langkah, dia berhenti. Wanita yang ada di sisinya adalah istrinya. Dan istrinya sedang menggendong anaknya. Apa yang aku lakukan? Batinnya.
Setelah itu, Chen Youran memandangi punggung Chen Shuna dan Gu Jinchen yang berangsur-angsur menghilang dari hadapannya. Dia menggigit bibir bawahnya dan mengepalkan tangan di samping tubuhnya dengan erat, lalu tercium bau darah samar-samar keluar dari mulutnya.
***
Hotel Jinhao adalah hotel terbesar di Kota A dengan dekorasi bangunan yang megah. Setiap koridornya ditutup dengan karpet ukiran berwarna ungu tua. Cahaya lampu kristal yang ada di langit-langitnya tampak seperti lotus putih yang bermekaran, terlihat indah dan cerah.
Ting!
Suara pintu lift terbuka, lalu Chen Youran berjalan keluar dari dalamnya. Hari ini, dia mengenakan rok berwarna putih dan sepatu hak tinggi berwarna krem. Pipinya yang halus tampak putih dan lembut, serta tubuhnya tampak tinggi dan ramping. Ketika keluar dari lift, dia langsung pergi ke kamar tipe presidential suite.
Sebelum Chen Youran datang, dia sudah mendengar cerita mengenai Ji Jinchuan. Pria itu memiliki kamar jangka panjang di Hotel Jinhao yang biasa digunakannya untuk berkencan dengan kekasihnya. Penyebutan kata 'kencan' memang lebih populer, namun arti sebenarnya dari kata itu adalah 'tidur' bersama.
Saat Chen Youran hendak mengetuk pintu, tiba-tiba pintu kamar hotel terbuka. Seorang wanita yang menyembunyikan wajahnya menangis keluar dari pintu kamar hotel dengan sempoyongan. Dia membawa tasnya dan pergi dengan cepat.
Ji Jinchuan akan mengganti kekasihnya setiap tiga bulan sekali. Dia baru saja berpisah dengan mantan kekasihnya beberapa hari yang lalu, namun kelihatannya wanita barusan telah gagal menggodanya.
Kemudian, Chen Youran mendorong membuka pintu yang setengah tertutup dan masuk ke dalam. Dia merasa gugup selama beberapa detik. Dia pun melihat sekeliling, namun tidak ada seorang pun di kamar tersebut. Hanya ada suara air dari dalam kamar mandi.
Chen Youran lalu menaruh tasnya di sofa, menunggu selama beberapa saat dan setelahnya pintu kamar mandi terbuka. Bersamaan dengan suara pintu kamar mandi yang terbuka, tampak sesosok tubuh kekar pria yang memiliki wajah tampan. Udara dari air panas membuat kulit wajahnya tampak sedikit memerah. Rambut gelap pria itu terlihat basah menyebabkan adanya tetesan-tetesan air di ujung rambut. Tetesan air itu tampak jernih di bawah cahaya lampu.
Dada berwarna madu pria itu sangat bidang dan tampak seksi. Tetesan air dari ujung rambutnya mengalir ke dadanya, perlahan-lahan meluncur ke bawah dan berakhir di handuk mandi yang terlilit di sekitar pinggang. Pria ini benar-benar lebih mempesona daripada seorang artis.
Ji Jinchuan melihat sekeliling kamar dan tiba-tiba menemukan seseorang yang tidak dikenalnya. Wajahnya yang awalnya cemberut berubah menjadi menegang.
"Keluar!" teriak Ji Jinchuan.
Pipi Chen Youran sedikit menjadi merah, lalu dia batuk dengan perlahan untuk menutupi kesalahannya. Hanya saja, pria itu memang terlalu tampan. Tuhan tampaknya sangat baik pada pria itu ketika menciptakan manusia.
Chen Youran menarik napas dalam-dalam dan mengatakan niatnya, "Presiden Ji, saya disini untuk melamar menjadi kekasih Anda selanjutnya."