Chereads / Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat / Chapter 8 - Kakak Kedua, Apakah Kamu Mencariku?

Chapter 8 - Kakak Kedua, Apakah Kamu Mencariku?

Begitu turun dari taksi, Qiao Mianmian langsung berlari kencang ke rumah sakit. Ia berlari terlalu cepat dan tergesa-gesa hingga ia hampir terjatuh saat menaiki tangga rumah sakit. Sebuah mobil Rolls-Royce hitam terparkir tidak jauh dari sana. Saat pengemudi itu melihat Qiao Mianmian bergegas ke rumah sakit, ia berpikir sejenak dan meraih ponselnya untuk menelepon seseorang. Setelah tersambung, pengemudi itu berbicara dengan penuh hormat, "Tuan Mo."

"Ada apa?" jawab orang di ujung telepon. Suaranya terdengar rendah dan dingin seperti alunan cello.

"Saya telah mengikuti arahan Tuan Mo untuk mengikuti wanita itu. Tampaknya terjadi sesuatu dengan keluarganya. Dia baru saja naik taksi menuju rumah sakit. Wajahnya tampak muram dan sepertinya ia sedang tergesa-gesa. Saya mengenal salah satu orang di rumah sakit ini. Apakah Anda ingin berbicara dengannya?"

Seperti biasa, pengemudi itu tentu tidak berani banyak membicarakan urusan pribadi bosnya. Ini adalah pertama kalinya Tuan Mo memintanya untuk mengikuti orang lain, apalagi orang itu adalah seorang wanita. Wanita itu adalah wanita yang tadi pagi keluar dari kamar Tuan Mo. Mengingat hal ini, ia pun menduga bahwa wanita ini pasti berbeda dengan wanita lainnya karena sebelumnya, bahkan tidak ada bayangan wanita di sekitar Tuan Mo.

Tuan Mo terdiam beberapa saat, lalu berkata, "Kau coba lihat-lihat ke sana."

"Baik, Tuan Mo."

———

Saat Qiao Mianmian tiba, Qiao Chen masih berada di ruang gawat darurat untuk diselamatkan. Setelah menunggu di luar selama lebih dari satu jam, pintu ruang operasi akhirnya terbuka. Para dokter keluar satu demi persatu. Qiao Mianmian pun buru-buru berjalan untuk meraih dokter pertama yang keluar dan bertanya, "Dokter, bagaimana kondisi adikku?"

Dokter itu membuka maskernya, lalu menjawab, "Tanda-tanda vital pasien telah stabil dan sementara dia tidak dalam bahaya."

Tiba-tiba, Qiao Mianmian menangis. "Jadi adikku sekarang aman, kan?"

"Begitulah."

"Terima kasih, Dokter. Terima kasih, Dokter!"

Qiao Mianmian merasa begitu gembira hingga air mata jatuh di pipinya yang pucat.

———

Seorang pria duduk di meja hitam di ruang kantor Presiden Huaying International. Asisten Presiden Wei Zheng meletakkan hasil selidikannya di atas meja. Kemudian, ia mundur mundur ke samping pria itu dengan hormat.

"Tuan Mo, ini adalah profil wanita yang memasuki kamar Anda tadi malam."

Mo Yesi mengenakan kemeja hitam dengan kancing di leher, di bagian depan, dan di bagian dadanya yang dilepaskan. Otot-otot dadanya yang sangat menarik membuatnya terlihat sangat seksi. Ia menundukkan kepalanya dan mengecek tumpukan kertas yang baru saja diberikan Wei Zheng padanya.

Wajah Mo Yesi yang menawan akan membuat siapapun yang memandangnya menjadi jatuh cinta. Tidak peduli hidungnya yang tinggi atau bibir merahnya yang seksi, ia tampak sangat menarik. Mata yang terkulai dibingkai bulu mata yang panjang, tebal, dan lentik. Banyak wanita sampai menggunakan lapisan maskara yang tebal, tetapi mereka tidak dapat menghasilkan bulu mata yang sama indahnya dengan pria itu.

Wei Zheng diam-diam melihat ke arah Mo Yesi. Kemudian, ia tidak bisa menahan diri untuk menelan ludah. Bahkan, seorang pria seperti Wei Zheng pun dapat dibuat terkejut oleh keindahan bosnya. Setelah beberapa saat, Mo Yesi mendongak dan melihat ke atas. Wajah pria itu tetap menawan, namun matanya sangat dingin.

"Kakak Kedua, apakah kamu mencariku?"

Pintu kantor didorong terbuka dan kemudian seorang pria masuk ke dalam ruangan.