"..." Qiao Mianmian tidak bisa berkata apa-apa.
Apakah Mo Yesi benar-benar salah paham maksud dari kalimat terakhirnya?
Qiao Mianmian merasa, bukan ia yang selalu memikirkan masalah perceraian, tapi justru Mo Yesi lah yang berpikir hal itu. Jika tidak, mengapa Mo Yesi begitu sensitif?
Setelah mengetahui alasannya, ia merasa ini sangat lucu. Qiao Mianmian tidak tahan untuk mengulurkan tangan mencubit pipi Mo Yesi. "Mo Yesi, bisakah kau lebih percaya padaku? Mengapa kau bisa memikirkan masalah perceraian? Aku hanya menunjukkan sikapku."