Langit semakin gelap.
Di malam yang gelap, wajah Tu Yilei yang tampan diselimuti rona dingin. Kelima jarinya mengencang, dan ia menekan sidik jarinya hingga berbekas sangat jelas di layar ponsel.
"Sudah selesai melihatnya?" Mai Ke melihat raut wajah Tu Yilei. Kemarahannya sepertinya sudah mereda, dan ia bertanya dengan nada yang tenang.
Tu Yilei mengencangkan bibir, mengangkat kepala, dan menatapnya dengan marah.
"Kapan ini terjadi?"
"Setengah jam yang lalu."
"Apakah kau sudah menemukan siapa yang merekam video itu?"
"Hah, bagaimana aku bisa mengetahuinya begitu cepat." Maik Ke berkata dengan acuh tak acuh, "Aku tidak menyalahkan orang yang merekam video ini. Kau menganggap angin lalu semua yang sudah aku katakan padamu. Kau bahkan tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol dirimu sendiri, wajar saja jika kau direkam oleh seseorang.