Setelah Wei Zheng pergi, pintu kantor pun menutup. Mo Yesi menundukkan kepala dan langsung mencium Qiao Mianmian lagi. Namun kali ini bibir hangat Mo Yesi malah mencium punggung tangan wanita dalam pelukannya. Ia mengerutkan kening karena tidak senang.
Qiao Mianmian mengangkat kepala sambil melotot ke arah Mo Yesi. Setelah melepas tangannya, ia mendorong wajah Mo Yesi yang mendekat. "Apa kau tidak mau melihat hadiah apa yang aku berikan kepadamu?"
Mata hitam pekat Mo Yesi tertuju pada bibir merah mudanya yang sedikit merah dan bengkak. Tampaknya melihat bibir Qiao Mianmian yang berkilau basah itu membuat matanya menjadi gelap. Sebenarnya Mo Yesi ingin mengatakan yang sebenarnya, kalau saat ini Mo Yesi lebih ingin mencicipi bibirnya yang manis daripada membuka hadiah yang diberikan Qiao Mianmian.
"Baiklah, hadiah apa yang kau beli?"
Tapi Mo Yesi masih belum berkata terus terang. Ia menahan keinginannya dan bertanya seperti memang ingin tahu.