Chereads / Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat / Chapter 28 - Ajaran Nona Qiao Itu Benar

Chapter 28 - Ajaran Nona Qiao Itu Benar

Ini bukan pertama kalinya Qiao Mianmian melihat dirinya ditatap dengan tatapan yang begitu merendahkan. Namun, ia baru pertama kali menemukan keangkuhan seperti ini. Karena Mo Yesi juga telah mengatakan bahwa ia adalah istri Presiden Mo dan memiliki kekuasaan untuk memecat pegawai, maka ia tidak akan membiarkan beberapa pegawai yang menjijikan ini tetap berada di sini dan merusak pemandangan. 

Asisten Wei yang berdiri di belakang Qiao Mianmian ternyata mendengar sendiri perkataan beberapa pegawai toko yang berani memfitnahnya. Ia merasa sangat terkejut hingga keluar keringat dingin. Beberapa pegawai ini benar-benar cari mati, pikirnya. Walaupun para pegawai toko tidak tahu soal hubungan Nyonya Qiao dan Tuan Mo, Asisten Wei akan menelepon sendiri dan mengajari pegawai toko itu bagaimana cari melayani dengan baik. Ini tidak bisa dibiarkan, apalagi mereka hanyalah beberapa pegawai kecil! Wanita Tuan Mo diintimidasi di mal miliknya sendiri. Jika masalah ini tidak diselesaikan, aku sendiri yang mungkin akan dipecat, pikirnya sampai wajahnya tiba-tiba berubah.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Asisten Wei keluar dari balik punggung Qiao Mianmian, memandangi para pegawai toko dengan wajah pucat, dan berkata, "Nona Qiao adalah tamu terhormat di mal kami. Beraninya kalian memfitnah dan memperlakukan Nona Qiao seperti ini!"

"Chen-Tuan Chen?!"

Setelah melihat beberapa petinggi mal datang, beberapa pegawai toko mendadak bersikap hormat kepada Qiao Mianmian. Namun, salah satu pegawai masih melirik Qiao Mianmian dengan jijik dan tetap mencemooh, "Tuan Chen, apakah Anda salah paham? Kami tidak memperlakukan Nona Qiao dengan tidak hormat. Nona Qiao adalah tamu VIP di toko kami. Bagaimana mungkin kami memfitnahnya?"

Tuan Chen langsung memarahi pegawai itu, "Saya baru saja melihat dengan mata kepala saya sendiri! Apakah itu juga salah?!" 

"Anda mungkin mengenali orang yang salah," kata pegawai itu sambil memandang Qiao Mianmian dan masih terlihat menghinanya, "Tamu terhormat di sini adalah Nona Qiao Anxin, bukan Qiao Mianmian si pencuri. Tuan Chen datang ke sini tepat waktu. Kami melihat tanda-tanda mencurigakan dari Qiao Mianmian dan dia pasti ingin mencuri sesuatu di mal. Tuan Chen harus mencari orang untuk memeriksa seluruh tubuhnya. Jangan biarkan dia membawa kabur barang dari sini!"

"Ya, Tuan Chen! Dia pasti mencuri sesuatu!"

"Tuan Cheng harus memanggil polisi untuk membawanya pergi. Pencuri adalah orang yang paling menjijikkan."

Mendengar perkataan para pegawai itu, dahi Tuan Chen semakin mengeluarkan keringat dingin. Ia telah memarahi orang bodoh berkali-kali, tapi kebodohan mereka bahkan ikut menyusahkannya. Siapa yang merekrut orang bodoh seperti ini?! pikirnya.

"Cukup!" Su Ze yang sedari tadi terdiam tiba-tiba keluar dengan wajah tenang namun sedikit marah. Ia berkata, "Mianmian bukan orang seperti itu. Saya percaya padanya. Kalian jangan membuat kebisingan lagi." Setelah berbicara begitu, ia Ze mengerutkan kening dan menatap Qiao Mianmian dengan sedikit keprihatinan di matanya dan berkata, "Mianmian, jika kau ingin membeli pakaian, kau bisa memberitahuku. Aku akan—"

Qiao Mianmian berbalik badan sebelum Su Ze bisa menyelesaikan kata-katanya. Ia bahkan tidak pernah menatap Su Ze dari awal sampai akhir. "Tuan Chen, urus mereka dan lakukan apa yang harus dilakukan kepada mereka," kata Qiao Mianmian. Ia menggunakan momentum yang pas ini di depan Tuan Chen dan berkata dengan dingin, "Jika nanti mal merekrut pegawai yang memandang rendah seseorang seperti ini lagi, HRD-nya juga harus diganti."

"Ya, benar. Ajaran Nona Qiao itu benar. Ini memang kesalahan HRD. Melihat ke belakang, saya harus memberi omelan yang tegas kepada mereka. Nona Qiao, harap tenang. Saya akan segera memecat para pegawai karyawan yang memfitnah Anda dan mal ini tidak akan pernah mempekerjakan mereka lagi."

Tuan Chen memperlakukan Qiao Mianmian dengan sangat hormat. Ia bahkan membungkuk hampir 90 derajat di depan Qiao Mianmian. Sikap itu membuat wajah beberapa pegawai toko mendadak berubah.